WIDURI OBAT RADANG LAMBUNG, BISA ULAR, BISUL, DAN TRACHOOM
Oleh Tarmizi, B.Sc. S.Pd
Biduri atau widuri dengan nama ilmiah Calostropis gigantea R.Br memiliki sinonim Aselepias gigantea Willd, termasuk familia aselepiadaceae. Di Sumatera dikenal sebagai rubik biduri, lembega, rembega dan rumbigo. Masyarakat di Jawa mengenalnya sebagai babakoan, badori, biduri, widuri, saduri, sidaguri, bhiduri dan burigha. Sedagkan di Nusatenggara disebut muduri, rembiga, kore, krokoh kolonsusu, mado kapauk, modo kampauk. Di Sulawesi dikenal sebagai lambega.
Sosok tumbuhan
Biduri atau widuri adalah tanaman hias berbentuk semak tegak dan tingginya berkisar 50 -300 cm. batangnya bulat dan bagian yang muda bewarna putih. Daunnya bulat telur sungsang atau memanjang, permukaan daun mudanya berbulu halus dan bewarna putih, namun bulunya akan luluh bila daun sudah tua. Mahkota bunganya bewarna ungu dengan tabungnya yang bewarna hijau pucat, sedangkan mahkota bunga tambahan bewarna putih.
Biduri berbuah bulat telur memanjang dengan ujung melengkung serupa kait, bijinya bewarna coklat, berambut pendek dan lebat serta berumbai putih seperti sutera yang panjang.
Batangnya bila ditoreh akan mengeluarkan getah bewarna putih dan rasanya pahit. Getah ini dapat dipakai untuk obat sakit gigi. Pada zaman dulu, orang Cina di Indonesia memanfaatkan bunga widuri sebagai manisan, dan serabut batangnya digunakan untuk jaring ikan atau dibuat tali.
Karena keindahan bunganya, widuri ditanam pula sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini mudah ditemukan di tanah kering dan dapat dipakai sebagai penekan cacing dan hama lainnya di ladang. Di Indonesia widuri dapat dijumpai di Sumatera, Jawa, Nusatenggara dan Sulawesi.
Kandungan zat berkhasiat
Kulit akar biduri dikenal dengan nama simplisia Calotropidis radix cortex. Kandungan zat kimia berkhasiatnya adalah saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin dan harsa.
Kegunaan
Kegunaan kulit akar biduri adalah untuk memacu enzim pencernaan dan peluruh keringat. Sedangkan getahnya dipakai untuk pencahar dan penyebab muntah. Getah biduri bersifat racun!
Pemanfaatan
Sebagai tanaman hias, konon tanaman ini dapat pula dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan dapat menyembuhkan penyakit kulit (gatal-gatal atau kudis) dan sebagai penawar racun ular. Cara mudah ini sudah sering dilakukan nenek moyang kita, terutama oleh masyarakat yang tinggal di desa. Untuk keperluan pengobatan, dapat memakai getah yang diambil dari batang, dari cabang atau dari akarnya.
Obat gatal atau kudis
Untuk penyembuhan penyakit kulit, getah yang diambil dari batang atau dari akar tadi kita gosokkan atau dioleskan ke tempat yang sakit. Kulit yang gatal dapat juga disembuhkan dengan menggosokkan daun biduri yang diolesi minyak kelapa yang sudah dipanaskan terlebih dulu supaya layu.
Penawar racun ular
Untuk penawar racun ular, dapat Anda gunakan kulit biduri sebagai obat. Caranya, kulit biduri dikunyah lalu ditelan sarinya, sedangkan ampasnya ditempelkan pada lukan gigitan ular tersebut.
Obat bisul
Sebagai penyembuh bisul dan untuk mempermudah mengeluarkan duri yang tertusuk di bagian tubuh Anda, cukup oleskan getah biduri pada bagian yang sakit. Bisul tersebut akan cepat pecah.
Mengeluarkan duri
Sedangkan untuk mengeluarkan duri yang menyusup, yaitu dengan mengoleskan atau meneteskan getah biduri di bagian atas yang tertusuk duri, maka duri akan mudah diambil.
Yang perlu diingat, pemanfaatan biduri untuk penyembuhan penyakit seperti yang telah disebutkan di atas, disarankan agar penggunaannya jangan terlalu banyak. Menurut para pakar pengobatan, apabila penggunaannya terlalu banyak dapat memperlemah jantung.
Obat trachoom
Konon penyakit ini mengakibatkan orang jadi buta. Tanda-tandanya yaitu mata silau kena cahaya, sering mengeluarkan air mata, kadang-kadang mata memerah, mata terasa gatal dan perih.
Untuk obatnya disediakan ¾ genggam daun biduri lalu dicuci. Rebus dengan air bersih 3 gelas dan biarkan terus mendidih hingga airnya tinggal ¾ dari semula. Setelah dingin disaring dan diminum ¾ gelas, tiga kali sehari.
Cara lain adalah dengan menggiling ½ genggam daun urang aring yang telah dicuci, kemudian dituangi air masak 2 sendok makan. Peras dan saring. Air perasannya diteteskan 3 tetes ke mata, lakukan 6 kali sehari.
Radang lambung
Penyakit radang lambung dapat disebabkan karena salah makan (tidak bergizi) dan tidak tercerna, makan berlebih-lebihan, makan makanan yang terlau panas atau terlalu dingin. Tanda-tandanya: sering muntah yang masam, suhu badan naik, muka pucat, sesak di perut bagian atas, terbangun tengah malam karena ulu hati sakit, kepala pusing, kadang-kadang mencret dan sulit buang air besar.
Obatnya: coba ambil 1/3 genggam bunga biduri, dicuci lalu direbus dengan air 3 gelas minum. Biarkan mendidih hingga airnya tinggal ¾ bagian, dinginkan. Setelah dingin disaring dan dibagi tiga untuk diminum 3 kali sehari, tiap kali akan diminum tambahkan madu 2 sendok makan. Selamat mencoba! TARMIZI 2004
Biduri
Biduri(Calotropis gigantea [Willd.] Dryand.ex WTAit.)
Sinonim :
C. gigantea R.Br., Asclepias gigantea Willd.
Familia :
asclepiadaceae.
Uraian :
Biduri banyak ditemukan di daerah bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lereng-lereng gunung yang rendah, dan pantai berpasir. Semak tegak, tinggi 0,5-3 m. Batang bulat, tebal, ranting muda berambut tebal berwarna putih. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur atau bulat panjang, ujung tumpul, pangkal berbentuk jantung, tepi rata, pertulangan menyirip, panjangnya 8-30 cm, lebar 4-15 cm, berwarna hijau muda. Permukaan atas helaian daun muda berambut rapat berwarna putih (lambat laun menghilang), sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal berwarna putih. Bunga majemuk dalam anak payung, di ujung atau ketiak daun. Tangkai bunga berambut rapat, mahkota bunga berbentuk kemudi kapal, berwarna lila, kadang-kadang putih. Buahnya buah bumbung, berbentuk bulat telur atau bulat panjang, pangkal buah berupa kaitan, panjang 9-10 cm, berwarna hijau. Bijinya kecil, lonjong, pipih, berwarna cokelat, berambut pendek dan tebal, umbai rambut serupa sutera panjang. Jika salah satu bagian tumbuhan dilukai, akan mengeluarkan getah berwarna putih, encer, rasanya pahit dan kelat, lama-kelamaan terasa manis, baunya sangat menyengat, dan beracun. Kulit batang biduri mengandung bahan serat yang dapat digunakan untuk membuat jala. Biduri dapat diperbanyak dengan biji
Biduri banyak ditemukan di daerah bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lereng-lereng gunung yang rendah, dan pantai berpasir. Semak tegak, tinggi 0,5-3 m. Batang bulat, tebal, ranting muda berambut tebal berwarna putih. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur atau bulat panjang, ujung tumpul, pangkal berbentuk jantung, tepi rata, pertulangan menyirip, panjangnya 8-30 cm, lebar 4-15 cm, berwarna hijau muda. Permukaan atas helaian daun muda berambut rapat berwarna putih (lambat laun menghilang), sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal berwarna putih. Bunga majemuk dalam anak payung, di ujung atau ketiak daun. Tangkai bunga berambut rapat, mahkota bunga berbentuk kemudi kapal, berwarna lila, kadang-kadang putih. Buahnya buah bumbung, berbentuk bulat telur atau bulat panjang, pangkal buah berupa kaitan, panjang 9-10 cm, berwarna hijau. Bijinya kecil, lonjong, pipih, berwarna cokelat, berambut pendek dan tebal, umbai rambut serupa sutera panjang. Jika salah satu bagian tumbuhan dilukai, akan mengeluarkan getah berwarna putih, encer, rasanya pahit dan kelat, lama-kelamaan terasa manis, baunya sangat menyengat, dan beracun. Kulit batang biduri mengandung bahan serat yang dapat digunakan untuk membuat jala. Biduri dapat diperbanyak dengan biji
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: rubik, biduri, lembega, rembega, rumbigo. Jawa: babakoan, badori, biduri, widuri, saduri, sidoguri, bidhuri, burigha. Bali: Manori, maduri. Nusa Tenggara: muduri, rembiga, kore, krokoh, kolonsusu, modo kapauk, modo kampauk. Sulawesi: rambega. Nama asing: Giant milk weed, mudar plant (I), kapal-kapal (Tag.), oscherstrauch. Nama simplisia : Calotropidis Cortex Radicis (kulit akar biduri).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT: Kulit akar biduri berkhasiat kolagoga, peluruh keringat (diaforetik), perangsang muntah (emetik), memacu kerja enzim pencernaan (alternatif), dan peluruh kencing (diuretik). Kulit kayu biduri berkhasiat emetik, bunga berkhasiat tonik, dan menambah nafsu makan (stomakik). Daun berkhasiat rubifasien dan menghilangkan gatal. Getahnya beracun dan dapat menyebabkan muntah. Namun, berkhasiat sebagai obat pencahar.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kulit akar, daun, getah, dan bunga.
INDIKASI
Kulit akar digunakan untuk pengobatan : demam, perut terasa penuh, kaki pegal dan lemas, gigitan ular beracun, borok kronis, dan penyakit kulit lainnya.
Daun digunakan untuk pengobatan : kudis, luka, borok, sariawan, gatal pada cacar air (varicella), campak (measles), demam, dan batuk.
Bunga digunakan untuk pengobatan: radang, lambung (gastritis), batuk, sesak napas, influenza, sifilis sekunder, kencing nanah (gonorrhoea), dan kusta (lepra).
Getah digunakan untuk pengobatan: bisul, eksim, pembesaran kelenjar getah bening, luka pada sifilis, luka di kaki, sakit gigi, dan mencabut duri yang menusuk kulit.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 0,1-0,65 g kulit akar, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, layukan daun segar secukupnya, lalu tambahkan kapur sirih dan giling sampai halus. Selanjutnya, lumurkan ramuan ke bagian tubuh yang terkena penyakit kudis. Untuk sakit perut, layukan daun segar di atas api, lalu oleskan minyak di bagian permukaannya, digunakan untuk menutup perut. Untuk sakit telinga, tumbuk daun muda sampai halus, lalu peras. Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit. Untuk luka atau borok, giling daun kering sampai halus, lalu taburkan serbuk pada bagian yang luka atau borok.
CONTOH PEMAKAIAN
Gastritis
Cuci 1/3 genggam bunga biduri, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa kira-kira 2 1/4 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan madu secukupnya. Selanjutnya, ramuan slap untuk diminum. Untuk pengobatan, minum ramuan ini sebanyak 3/4 gelas, sehari tiga kali.
Lepra, sifilis sekunder, gonorrhoea
Rebus 0,1 g bunga kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum.
Digigit ular beracun
Cuci akar sebesar 1 jari sampai bersih, lalu kunyah dan airnya ditelan, sedangkan ampasnya digunakan untuk menutup luka.
Kaki pegal dan lemas
Cuci akar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk halus. Tambahkan tepung beras (sama banyak) dan aduk sampai rata. Gosokan ramuan pada bagian kaki yang sakit.
Bisul
Teteskan getah buah di atas bisul yang membandel.
Luka pada sifilis dan kaki
Cuci luka-luka pada sifilis dan kaki, lalu oleskan getah biduri pada bagian luka tersebut.
Tertusuk duri halus
Teteskan getah biduri pada bagian tubuh yang tertusuk duri. Secara langsung, getah akan mengeluarkan duri di dalam kulit dengan sendirinya.
Pembesaran kelenjar getah bening.
Oleskan kelenjar yang membengkak dengan getah biduri.
Sakit gigi
Oleskan getah biduri pada gigi yang sakit. Cara pengolesan ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan mengenai gigi yang sehat.
Batuk dan sesak napas
Bakar daun kering, lalu hirup asapnya.
Sariawan
Cuci daun secukupnya sampai bersih, tumbuk sampai halus, kemudian diperas. Oleskan air perasannya pada bagian yang sariawan.
Campak
Cuci 1/4 genggam daun biduri, 1/4 genggan daun asam muda, dan rimpang kunyit sebesar 1/2 jari; lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu cangkir air masak dan satu sendok makan madu, lalu aduk sampai rata. Selanjutnya, ramuan disaring dan air saringannya diminum. Pengobatan ini dilakukan dua kali sehari.
Sakit telinga
Cuci daun muda sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu airnya diteteskan pada bagian telinga yang sakit. Lakukan pengobatan ini 3-4 kali sehari.
Sakit perut
Cuci daun sampai bersih, lalu layukan di atas api. Oleskan minyak, kemudian letakkan daun di sekitar perut.
Kudis
Cuci satu genggam daun segar sampai bersih, lalu bilas dengan air matang. Layukan daun-daun tersebut di atas api, lalu tumbuk dan tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih. Penumbukan dilakukan sampai ramuan menjadi adonan, seperti bubur kental. Terakhir, oleskan ramuan pada tangan dan kaki yang kudisan.
Gatal
Cuci daun biduri sampai bersih, lalu oleskan minyak kelapa di bagian permukaannya dan layukan di atas api. Bahan tersebut digunakan untuk membalur kulit yang gatal.
Catatan
Getah tumbu
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah kulit akar, daun, getah, dan bunga.
INDIKASI
Kulit akar digunakan untuk pengobatan : demam, perut terasa penuh, kaki pegal dan lemas, gigitan ular beracun, borok kronis, dan penyakit kulit lainnya.
Daun digunakan untuk pengobatan : kudis, luka, borok, sariawan, gatal pada cacar air (varicella), campak (measles), demam, dan batuk.
Bunga digunakan untuk pengobatan: radang, lambung (gastritis), batuk, sesak napas, influenza, sifilis sekunder, kencing nanah (gonorrhoea), dan kusta (lepra).
Getah digunakan untuk pengobatan: bisul, eksim, pembesaran kelenjar getah bening, luka pada sifilis, luka di kaki, sakit gigi, dan mencabut duri yang menusuk kulit.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 0,1-0,65 g kulit akar, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, layukan daun segar secukupnya, lalu tambahkan kapur sirih dan giling sampai halus. Selanjutnya, lumurkan ramuan ke bagian tubuh yang terkena penyakit kudis. Untuk sakit perut, layukan daun segar di atas api, lalu oleskan minyak di bagian permukaannya, digunakan untuk menutup perut. Untuk sakit telinga, tumbuk daun muda sampai halus, lalu peras. Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit. Untuk luka atau borok, giling daun kering sampai halus, lalu taburkan serbuk pada bagian yang luka atau borok.
CONTOH PEMAKAIAN
Gastritis
Cuci 1/3 genggam bunga biduri, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa kira-kira 2 1/4 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan madu secukupnya. Selanjutnya, ramuan slap untuk diminum. Untuk pengobatan, minum ramuan ini sebanyak 3/4 gelas, sehari tiga kali.
Lepra, sifilis sekunder, gonorrhoea
Rebus 0,1 g bunga kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum.
Digigit ular beracun
Cuci akar sebesar 1 jari sampai bersih, lalu kunyah dan airnya ditelan, sedangkan ampasnya digunakan untuk menutup luka.
Kaki pegal dan lemas
Cuci akar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk halus. Tambahkan tepung beras (sama banyak) dan aduk sampai rata. Gosokan ramuan pada bagian kaki yang sakit.
Bisul
Teteskan getah buah di atas bisul yang membandel.
Luka pada sifilis dan kaki
Cuci luka-luka pada sifilis dan kaki, lalu oleskan getah biduri pada bagian luka tersebut.
Tertusuk duri halus
Teteskan getah biduri pada bagian tubuh yang tertusuk duri. Secara langsung, getah akan mengeluarkan duri di dalam kulit dengan sendirinya.
Pembesaran kelenjar getah bening.
Oleskan kelenjar yang membengkak dengan getah biduri.
Sakit gigi
Oleskan getah biduri pada gigi yang sakit. Cara pengolesan ini harus dilakukan dengan hati-hati, jangan mengenai gigi yang sehat.
Batuk dan sesak napas
Bakar daun kering, lalu hirup asapnya.
Sariawan
Cuci daun secukupnya sampai bersih, tumbuk sampai halus, kemudian diperas. Oleskan air perasannya pada bagian yang sariawan.
Campak
Cuci 1/4 genggam daun biduri, 1/4 genggan daun asam muda, dan rimpang kunyit sebesar 1/2 jari; lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu cangkir air masak dan satu sendok makan madu, lalu aduk sampai rata. Selanjutnya, ramuan disaring dan air saringannya diminum. Pengobatan ini dilakukan dua kali sehari.
Sakit telinga
Cuci daun muda sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring, lalu airnya diteteskan pada bagian telinga yang sakit. Lakukan pengobatan ini 3-4 kali sehari.
Sakit perut
Cuci daun sampai bersih, lalu layukan di atas api. Oleskan minyak, kemudian letakkan daun di sekitar perut.
Kudis
Cuci satu genggam daun segar sampai bersih, lalu bilas dengan air matang. Layukan daun-daun tersebut di atas api, lalu tumbuk dan tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih. Penumbukan dilakukan sampai ramuan menjadi adonan, seperti bubur kental. Terakhir, oleskan ramuan pada tangan dan kaki yang kudisan.
Gatal
Cuci daun biduri sampai bersih, lalu oleskan minyak kelapa di bagian permukaannya dan layukan di atas api. Bahan tersebut digunakan untuk membalur kulit yang gatal.
Catatan
Getah tumbu
Komposisi :
Akar mengandung saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin, dan harsa. Daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, tanin, dan kalsium oksalat. Batang mengandung tanin, saponin, dan kalsium oksalat. Getah mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis.
Akar mengandung saponin, sapogenin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin, dan harsa. Daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, tanin, dan kalsium oksalat. Batang mengandung tanin, saponin, dan kalsium oksalat. Getah mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis.
Biduri atau Calotropis gigantea adalah tumbuhan yang umum dijumpai di Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, Sri Lanka, India dan China.
Tumbuhan ini berupa perdu besar yang dapat mencapai 4 m. Bunganya berlapis lilin dengan warna putih atau ungu. Daunnya berbentuk bulat telur, dengan warna khas hijau pucat dan batang yang mengeluarkan lateks berwarna putih seperti susu.
Tumbuhan ini berupa perdu besar yang dapat mencapai 4 m. Bunganya berlapis lilin dengan warna putih atau ungu. Daunnya berbentuk bulat telur, dengan warna khas hijau pucat dan batang yang mengeluarkan lateks berwarna putih seperti susu.
Gambar Widuri
bunga.
| C gigantea in Parangtritis Beach.jpg |
No comments:
Post a Comment