Automatic translation of this blog page

Wednesday, March 9, 2011

Butarwali obat luka bernanah

Akar ali-ali si Butarwali obat luka bernanah, borok, cacar sapi, anti demam dan Pria mandul
Posted by: admin In: Patawali
Patawali atau nama saintifiknya Tinospora crispa dipercayai dapat merawat sakit kulit, merawat darah tinggi dan kencing manis. Caranya ialah batang tumbuhan ini dipotong, direbus dan diminum airnya.
Pernahkah anda melihat tumbuhan ini? Tumbuhan ini masih banyak lagi dijumpai di kampung-kampung dan ianya mudah hidup dengan menjalar dan menumpang tumbuhan-tumbuhan besar yang lain.
Mungkin anda pernah menggunakan tumbuhan ini dalam merawat sesuatu penyakit. 

Di kalangan penggemar jamu, brotowall terkenal pahit bukan kepalang, tapi mangkus alias cespleng menurunkan demam. Pada zaman Jepang, saat sulit mendapatkan pil kina, brotowall dikerahkan sebagai penggantinya.
.luga. Terrnyata ia juga antiseptik
        Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers.) termasuk famili Menispermaceae. Di Sumatera ia disebut akar ali-ali. Masyarakat di jawa menyebutnya butarwati, andawali, antawali, daun gadel, bratawali, putrawali. Di  Nusatenggara  disebut  Antawali. Di Malaysia dikenal sebagai Patawali.
Nama batang Brolowali simplisia adalah Tinosporae Caulis.
Kandungan dan khasiatnya  Posted by: admin In: http://tarmiziblog.blogspot.com
            Kandungan kimia Pati, glikosid, pikroretosid, alkoloida berberina, palmatina, zat pahit pikroretin. Harsa.
            Kegunaan batang  brotowali untuk  mengurangi rasa nyeri,  pernbunuh serangga,  penarnbah nafsu makan, pencahar, penyebab muntah, penurun panas.
Daun butarwali obatluka (Depkes RI, 1985)
Sosok tumbuhan akar ali-ali
        Tanaman berupa perdu yang memanjat ini mempunvai  nama banyak. Nama yang benar zaman sekarang ialah Tinospora crispa alias Tinospora ruberculata atau Tinospora rumphii.
        Sebagai anggota suku Menispermacese, sukunya cincau, yang juga tukang panjat, ia dulu pernah  menyandang nama Menispermum crispum, Menispermum tuberculatum dan Cocculus crispum.
          Batang akar ali-ali diliputi kutil banyak sekali, sampai ia dilempari nama tuberculato (berbenjol-benjol). Tapi karena Linnaeus pernahmemberi nama Menispermum crispum, maka sifat crispus (getas) ini dipertahankan kembali oleh para pemberi nama latin generasi baru. Brotowali lalu diberi nama modern Tinospora crispa.
Daun dan batangnya berkhasiat
          Rebusan batang ini memang biasa dipakai sebagai jamu minuman untuk melawan demam yang angina-anginan. Kadang-kadang sembuh, tapi kemudian kambuh lagi.
          Penybabnya biasa bermacam-macam. Masuk angin yang diremehkan misalnya, serangan virus flu, parasit malaria, gangguan lever. Brotowali bisa meredam gejala dernam itu, tapi tidak mampu menumpas biang keladinya.
    Diduga bahwa batang tanaman itu . mengandung pikrotoksin (atau kokkulin), seperti yang dikandung oleh tanaman kerabat dekatnya : Cocculus indicus. Brotowali dulu pernah diberi nama Cocculus crispus.
          Pikrotoksin ini seienis alkadion pahit yang sangat beracun, kalau terminum terlalu banyak. Dicobanya pada tikus, dosis 4 mg bagi tiap kg bobot badan saja sudah memnatikan. Itu berarti, bagi kita orang yang rata-rata seberat 60 kg, baru menelan 0,25 g saja sudah "tewas". Mestinya.
          Tapi untung, tubuh kita mempunyai alat pertahanan yang bagus kerianya. Begitu kita menelan pikrotoksin dari brotowali itu agak banyak, tubuh kita sudah berontak dan kontan memuntahkan kembali jamu itu. Padahal iumlahnya masih jauh dari ambang batas.
          Ajaibnya lagi, kalau air rebusan batang brotowali itu diminum dalam jumlah yang amat sedikit, zat pahitnys justru merangsang kegiatan kerja urat saraf pusat kita. Ini kemudian merangsang kegiatan pernafasan, dan pada gilirannya menggiatkan pertgkaran zat pula, yang menghasilkan tenaga dan air (keringat). Maka, turunlah suhu badan yang tadinya demam itu.
Bagaimana memakainya?
          Karena tidak mampu menumpas biang keladi demam itu, brotowali juga hanya dipakai sebagai jamu simtomatik saja, yang menghilangkan simtlom (gejala) penyakit. Tidak sebagai jamu kuratif (penyembuhan) penyakit. Penumpasan biang keladi diupayakan dengan obat lain.
Obat luka bernanah
·        Gilinglah  dua puluh lembar daun butarwali sampai halus lalu dimasukkan sedikit air kapur sirih. Kemudian ditempelkan ke luka itu dan dibalut. Obat  luka bernanah itu dipakai dua kali sehari (H.Cir, 1982).
Obat demam­
     Batang brotowali dipakai sebagai berikut.
Dua potongan batang. Masing-masing 6 cm, direbus begitu saja dengan air 2 gelas dalam panci kecil, setelah dicuci bersih tentunya. Sesudah mendidih, air rebusan disaring ampasnya, lalu diminum sesudah mendingin kembali. Minumnya setengah cangkir saja.
Sehari perlu minum 2 kali. Rata-rata diperlukan 3 hari, agar dernam tidak kambuh lagi.
Daunnya obat luka borok
          Daun dan ranting brotowali mengandung berberin, disamping pikrotoksin di atas. Be­berin ialah sejenis alkaloid yang pahit dan beracun bagi makhluk-makhluk bersel tunggal, seperti bakteri penyebab borok luka.
          Daun brotowali yang bertangkai panjang sampai 15 cm itu seperti jantung bentuknya, dengan ujung yang runcing. Sifat antibakterinya sampai sekarang masih dimanfaatkan untuk mengobati luka yang memborok, Mula-mula borok itu dicuci dulu dengan air rebusan ranting brotowali. Setengah ons (atau kirakira sama dengan 2-3 potong) ranting yang masing-masing sepanjang 10 cm, dicacah sampai kecil (tapi tak usah lembut benar), lalu direbus dengan air 2 liter sampai mendidih. Cairan yang sudah didinginkan kemudian dipakai membersihkan borok luka yang akan diobati. Membersihkannya dengan kapas bersih yang dibasahi dengan air rebusan brotowali itu.
          Sesudah bersih, barulah luka itu ditempeli hasil tumbukan daun brotowali, yang dibuat sebagai berikut.
·        Tujuh helai daun butarwali dipipis (ditumbuk) sampai halus dan menjadi bubur. Inilah yang dibobokkan (dibubuhkan sampai menutup lubang) pada luka. Lalu dibalut. Tumbukan jamu ini perlu diganti 2 kali sehari. (Slamet Soeseno, 1995)
·        Obat radang usus buntu Sepotong butar wali yang panjangnya 4 cm, sepotong lempuyang  pahit kira-kira 4 cm, lengkuas kira-kira 2 ½  cm, kelembak 2 ½  cm pula, sepertiga genggam daun empedu tanah atau sambilata, seperempat genggam daun sembung manis dan 3 potong gula enau a 8 cm. Dipotong-potong kemudian dicuci. Setelah itu direbus dengan air lima gelas minum sampai mendidih. Jika-sudah tinggal separohnya didinginkan lalu disaring. Jamu ini diminum oleh penderita  radang usub buntu tiga kali sehari. Tiap kali meninumnya harus 3/4 sendok makan (Malin Maradjo, 1997).
Obat cacar sapi
·        Dua potong butrawali a. 8 cm, 2 potong kunyit dan 8 lembar daun sirih. Semuanya ditumbuk lalu diremas dengan 3 sendok makan minyak kelapa dan satu sendok makan minyak kayu putih. Kemudian digosokkan pada badan si sakit cacar sapi (Tarmizi, 2002).
Pria mandul
·        Daun empedu tanah 10 gram, daun pegagan 10 gram, batang akar ali-ali 1 jari, daun kemumuks 10 gram. Semua bahan direbus dengan 2 gelas air dan biarkan mendidih hingga tinggal 1 gelas. Setelah suam-suam kuku disaring dan diminum tiap pagi.
Infeksi Ginjal
Infeksi ginjal hampir selalu dimulai dengan infeksi saluran kencing bagian bawah. Jika salah satu ginjal yang terinfeksi, gejala yang menyertainya adalah rasa sakit berada di satu sisi, meluas hingga ke pangkal paha. Namun jika yang terinfeksi kedua ginjal, rasa sakit terasa di kedua sisi pinggang.
Jika salah satu ginjal yang terinfeksi, gejala yang menyertainya adalah rasa sakit berada di satu. sisi, meluas hingga ke pangkal paha. Namun jika yang terinfeksi kedua ginjal, rasa sakit terasa di kedua sisi pinggang (Hembing,2002).
·        10-15 gram batang akar ali-ali yang sudah dipotong-potong, 15 gram daun empedu tanah kering, dan 15 gram daun kumis kucing direbus dengan 600 cc air sampai tersisa 300 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat. Lakukan 2 x sehari. Selamat mencoba! (Tarmizi, B.Sc,, S.Pd)

No comments:

Post a Comment

Tumbuhan Obat

Followers