oleh Tarmizi, BSc, SPd
Jati belanda (Guazuma tomentosa Kunt) tidak sekeluarga dengan jati ataupun jati awang. Kalau jati (Tectona grandis L.f) termasuk keluarga Verbenaceae dan jati awang (Hymenodictyron excelsum Wall) dari keluarga Rubiaceae.
Tumbuhan jati belanda termasuk keluarga Sterculiaceae dalam divisi Spermatophyta dengan marga Guazuma. Di Jawa tanaman ini sering disebut jati londo, jati londa, dan jatos landi, sedang di Sumatera sebagai jati blanda.
Batangnya keras, bulat dengan permukaan kasar dan. banyak alur, dapat mencapai tinggi 10 m. Cabangnya bewarna hijau keputih-putihan. Daunnya berbentuk bulat telur dengan permukaaan kasar dan tepi bergerigi, meruncing di bagian ujung, panglal melekuk. Panjang daun antara 10 ‑ 16 cm,, lebar 3-6 cm, bewarna hijau dan pertulang daun menyirip berseling.
Kandungan dan khasiat
Simplisia daun jati belanda disebut Guazum folium, mengandung zat berkhasiat antara lain tanin, lendir, damar. Khasiatnya antara lain sebagai obat mencret. Selain untuk obat mencret ia sering dimanfaftkan sebagai jamu pelangsing atau slimming tea.
Gemuk pertanda makmur?
Kegemukma atau sering disebut obesitas dirasa sebagai suatu masalah oleh sebagitan orang. Dari segi estetika atau keindahan, kegemukan dinilai memang indah dan juga mempunyai dampak buruk terhadap kesehan. Berbeda dengan masa penjajahan atau era baru merdeka, orang gemuk sering diidentikkan sebagai orang wakmur dan berkecukupan. Maklumlah di masa itu memang sulit mempemperoleh pangann yang cukup, apalagi yang namanya daging atau susu, sehingga sukar memperoleh gizi yang cukup. Sedangkan saat ini banyak orang yang malah gemuk, karena kegemukan berarti, terjadi penimbunan lemak dalam tubuh dan menjadi risiko mudah terserang penyakit yang antara lain penyakit jantung.
Berbagai upaya ditempuh orang untuk menurunkan berat badan seperti diet (mengkonsumsi makanan rendah kalori secara teratur), berolahraga. dan minum obat-obatan pelangsing tubuh. Masing-masing cara tersebut tentunya punya pengaruh baik dan pengaruh buruk.
Diet
Diet merupakan upaya yang baik untuk menurunkan berat badan. Agar tercapai hasil yang optimal, diet perlu diimbangi dengan berolahraga. Diet untuk menurunkan berat badan biasanya dengan cara mengkonsumsi makanan berkalori rendah, rendah lemak, cukup protein dan vitamin. Ada juga yang menganjurkan rendah kalori tapi tinggi protein, hal ini melihat kondisi penderita
Syarat kesehatan tentunya menjadi faktor utama dalam menjalankan diet. Bagi mereka yang kelainan lambung atau maag, usaha diet pun masih dapat dilaksanakan asal tidak bertentangan dengan penyakit maag. Begitu juga bagi peaderita kencing manis, sehingp tidak terjadi penurunan kadar gula dalam darah yang begitu. Drastis, sehingsa selama.diet tubuh totap sehat. Kalau perlu mintaltah bantuan seorang ahli gizi.
Penggunan Obat.
Penggunaaan obat-obat pelangsing tubuh hendaknya dikonsultasikan dulu dengan doktore Karena penggunaaan obat-obat pelangsing dapat menggangu metabolismo tu bub, misalnya terkikisnya kalsium tubuh akibat penggunaan obat-obat diuretika (Pelancar buang air kecil), jenis obat pelangsing lain yaug beokerja pada rangsang lapar, akan berefek hilangnya rasa lapar, sekalipun sudah waktunya lambung diisi, sehingga bukannya ramping sehat yang tampak, melainkan kurus berpenyakit.
Tanaman Obat
Penggunaan obat-obat tradisional Indonesia telah merambah kemanca negara, dan banyak masyarakat kini beralih ke ramuan yang murah, mudah didapat, mudah melakukanqya dan tidak punya efek samping. Salah satu obat pelangsing adalah jati belanda.
Ramuan pelangsing
1) Sebagai obat pelangsing tubuh daun jati belanda dikeringkang kemudian ditumbuk hingga halus. Ambil kurang lebih 20 gram bubuk ini kemudian diseduh dengan air panas. Setelah dingin disaring, air saringan ini diminum tiap pagi dan sore.
2) Daun jati belanda 7 lembar, rimpang bengle (Curcuma xanthoriza) 1 jari, air satu setengah gelas. Rebus ramuan itu hingga airnya tinggal 2/3 bagian (1 gelas). Minumlah sekali setiap hari hingga kelihatan hasilnya, biasanya sekitar 30 hari.
3) Daun jati belanda ¼ genggam, dauh kemuning ¼ genggang, temugiring ¼ jari, lempuyang wangi 3/4 jari, bengle ½ jari, gula enau secukupnya. Kupas temugiring dan lempuyang wangi, kemudian diiris-iris, Campurkan semua bahan kecuali gula enau. Rebus dengan 4 gelas air dan biarkan mendidih hingga airnya tinggal setengahnya. Saring ramuan tersebut dan tambahkan gula enau. Jamu pelangsing ini diminum 3 kal sehari, tiap kali 3/4 gelas.
4) Daun Jati belanda 8 lembar, daun mengkudu 8 lembar, daun srigading ¼ genggaml, temugirizg ½ jari, gula enau secukupnya, air 4 gelas. Cara merebus dan takaran airnya sama seperti Jamu Nomor 3 di atas.
5) Daun jati belanda ¼ genggam, dauh kemuning ¼ genggang, temugiring ½ jari, lempuyang wangi 3/4 jari, bengle ½ jari, gula enau 3 jari. Kupas temugiring dan lempuyang wangi, kemudian diiris-iris, Campurkan semua bahan kecuali gula enau. Rebus dengan 4 ½ gelas air dan biarkan mendidih hingga airnya tinggal setengahnya. Saring ramuan tersebut dan tambahkan gula enau. Jamu pelangsing ini diminum 3 kal sehari, tiap kali 3/4 gelas.
Obat mencret
· Tiga buah jati belanda dicuci kemudian digoreng tanpa m inyak (disangrai) sampai hangus. Setelah itu digiling sampai halus, seduh dengan air panas sebanyak 1/3 cangkir dan beri madu satu sendok makan, Bila telah agak dingin (suamSuam kuku) diminum higg.ga habis.
?Jati | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pucuk jati dan buahnya | ||||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||
| ||||||||||||||
Nama binomial | ||||||||||||||
Tectona grandis Linn. f. |
Sebetulnya Jati. (Tectona grandis L) yang juga disebut jatos,dodolan, deleg (Jawa), juga digunakan untuk obat kolera. Penyakit ini ditandai, dengan muntah-muntah, berak bewarna putih seperti air nasi, badan lemah.
· Untuk ini 2 lembar daun jati dicuci bersih kemudian diris-irisi tidak perlu halus-halus. Irisan daun jati ini direbus dengan 3 gelas air dan biarkan mendidih hingga hingga airnya tinggal setengahnya. Setelah dingin disaringg minum 3/4 gelas 2 x sehari.
Luka bernanah
Simplisia daun jati dikenal sebagai Tectonae folium dan mengandung zat berkhasiat.
Zat warnamerah yang berkhasiat sebagai.pengelat, demikian juga dengan kulit batangnya. Sementara itu kayunya mengandung tektol, dehidrotekol, 2,2’-dimetilnaftokroman yang khsiatnya penurun panas.
Karena dapat menurunkan panas, maka serbuk kayu jati dipakai pengobat luka bernanah, agar nanah yang panas itu dingin dan dikompres keluar Untuk itu amlbillah satu sendok makan bubuk kayu Jati atau cendana, kemudian ditaburi pada luka itu.
ObatLuka bernanah
· Ambillah satu sendok makan serbuk jati atau cendana, kemudian ditaburkan ke luka itu (luka bernanah)
Penurun panas
Selain kayu jati, kulit batang jati awang jugs berkhasiat penurun panas.
Simplisia kulit jati awang disebut Hymenodinedityanae cortex dan mengandung zat berkhasiat antara lain katekol, tanin, floroglusin, flobafen, oksikumarin, alkaloida, zat samak, terpen. Jati awang di Jawa juga disebut klepu sapi, bidung gelatah, semantra di Maluku disebut tuhu bula dan kinim.
Kolera
Tanda-tanda : Mencret dan muntah-muntah. Kotorannya berwarna putih seperti air nasi, badan lemah.
Obat-obatnya sebagai berikut :
Dua lembar daun jati. Dicuci bersih kemudian diiris-iris tidak perlu halus-halus. Irisan daun jati itu direbus dengan air sebanyak tiga gelas minum sampai mendidih dan tinggal satu setengah gelas. Jika telah dingin, air itu disaring kemudian sipenderita meminumnya. Untuk obat cholera
Aturan meminumnya ialah : satu kali minum tiga perempat gelas mnum dan dalam sehari dua kali saja.
Tarmizi, BSc, SPd/ Universitas Negeri Padang
Foto: farm3.static.flickr.comDeskripsi:
Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk, var. Tomentosa Schum.) bermanfaat dalam pengobatan tradisional maupun modern. Secara tradisional maupun modern, daun jati belanda memang berkhasiat dalam mengatasi masalah kesehatan. Banyak produk obat yang dihasilkan dari daun Jati Belanda. Umumnya, ekstrak daun Jati Belanda dimanfaatkan untuk obat pengontrol kolesterol.
Kandungan:
- tanin
- lendir
- zat pahit
- damar
- musilago (daun)
Khasiat:
Daun jati belanda dipercaya bisa meluruhkan lemak dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Foto: farm3.static.flickr.com
Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk, var. Tomentosa Schum.) bermanfaat dalam pengobatan tradisional maupun modern. Secara tradisional maupun modern, daun jati belanda memang berkhasiat dalam mengatasi masalah kesehatan. Banyak produk obat yang dihasilkan dari daun Jati Belanda. Umumnya, ekstrak daun Jati Belanda dimanfaatkan untuk obat pengontrol kolesterol.
Kandungan:
- tanin
- lendir
- zat pahit
- damar
- musilago (daun)
Khasiat:
Daun jati belanda dipercaya bisa meluruhkan lemak dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Jati Belanda Si Pelangsing Pengusir Kaki Gajah
Desember 25, 2007 oleh plantus
INDONESIA sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam, merupakan negara yang sangat potensial dalam bahan baku obat. Ribuan jenis tumbuhan yang diduga berkhasiat obat, sudah sejak lama secara turun-temurun dimanfaatkan oleh masyarakat kita. Biasanya, selain untuk pengobatan juga dimanfaatkan sebagai pencegahan dan pemulihan stamina serta kosmetika.
Adalah Guazuma ulmifolia Lamk atau yang dikenal di Indonesia dengan nama jati belanda, merupakan tanaman yang tumbuh baik di iklim tropis seperti negara kita ini. Tanaman dari kelas Dicotyledonae ini termasuk dalam famili Sterculiaceae, dan diduga berasal dari negara Amerika yang beriklim tropis. Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 800 mdpl. Jati belanda biasanya ditanam sebagai pohon peneduh, tanaman pekarangan atau tumbuh liar begitu saja.
Jati belanda atau jati londo dalam bahasa Jawa, dan dikenal dengan nama bastard cadar dalam bahasa Inggris, merupakan pohon yang berbatang keras bercabang, berkayu bulat dengan permukaan batang yang kasar, dan berwarna coklat kehijauan. Daunnya berbentuk bulat telur berwarna hijau dengan pinggiran bergerigi, permukaan kasar, ujung rucing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip berseling, dan berukuran panjang 10-16 cm serta lebar 3-6 cm. Bunganya, berwarna kuning, berbau wangi serta memiliki titik merah di bagian tengah, berbentuk mayang dan muncul di ketiak daun. Buah dari tanaman ini berbentuk bulat, keras, memiliki lima ruang, permukaan tidak rata berwarna hijau ketika muda dan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah tua.
Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan biji, cara memperbanyak dengan cangkok masih sulit dilakukan dengan tingkat keberhasilan 50 persen. Ditambah lagi, cara setek dengan perlakuan khusus sekalipun belum banyak membantu. Daun Jati belanda akan siap dipanen ketika pohon sudah berumur 2-3 tahun dan akan berbuah setelah berumur kurang lebih 5-6 tahun.
Khasiat daun
Saat ini, jati belanda masih jarang dibudidayakan secara intensif. Selain itu, bibit tanaman juga masih jarang ditemukan dalam jumlah besar. Jika ada, harganya pun relatif mahal, yaitu sekira Rp 5.000,00 per bibit dengan ukuran tinggi pohon 0,5 meter. Hal ini bisa dimaklum karena pengadaan bibit jati belanda tak semudah pengadaan bibit tanaman lain. Namun, jika dilihat dari khasiat dan kegunaan dari tanaman ini, harga tersebut menjadi tak berarti.
Daun, buah, biji, dan kulit kayu bagian dalam merupakan bagian tanaman yang bisa dipergunakan sebagai obat. Secara umum, zat utama yang terkandung dari seluruh bagian tanaman adalah tanin dan musilago. Kandungan lainnya yaitu resin, flavonoid, karotenoid, asam fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen, juga senyawa – senyawa lain seperti sterol, beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat, friedelin -3-beta-ol,alkoloida serta karbohidrat dan minyak lemak.
Tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir bersifat sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap makanan dapat dikurangi. Hal ini yang yang menjadi alasan banyaknya daun jati belanda yang dimanfaatkan sebagai obat susut perut dan pelangsing. Dalam perkembangannya, daun jati belanda juga banyak dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit kolesterol dan rematik gout.
Tak hanya sampai di situ, dewasa ini daun jati Belanda juga dapat digunakan sebagai obat elephantiasis atau penyakit kaki gajah. Gejala khas yang timbul dari penyakit ini adalah adanya pembengkakan yang sangat besar pada jaringan – jaringan pengikat dan pembuluh getah bening yang. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas sejenis cacing yang menyumbat aliran getah bening.
Cara meramu
Sebagian sumber berpendapat, bagian tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit kaki gajah adalah bagian kulit kayu sebelah dalam. Namun, ada sumber lain yang menyebutkan bahwa daunnya pun apalagi jika dicampur dengan ramuan lain maka dapat pula dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Untuk mengobati kaki gajah, daun yang akan digunakan sebagai ramuan dipilih daun yang segar dan berwarna hijau tua. Daun diambil secukupnya, dikeringkan dengan cara diangin – anginkan, tetapi harus dihindarkan dari cahaya matahari langsung karena dapat mengubah warna daun menjadi cokelat kehitaman. Pengeringan yang tidak benar akan mengurangi khasiat zat aktif yang dikandungnya.
Selanjutnya, daun yang sudah kering digiling sampai menjadi serbuk. Serbuk diambil kira – kira sebanyak 20 gram serbuk, kemudian seduh dengan air panas, disaring, dan air saringannya diminum sehari 2 kali. Selain itu, untuk menambah efek farmakologi dari ramuan ini, bisa juga dengan cara menambahkan rimpang bangle atau panglai (bahasa Sunda). Caranya, ambil tujuh lembar daun jati belanda dan sebesar jari rimpang bangle. Bahan – bahan dicuci hingga bersih kemudian direbus dengan satu setengah gelas air hingga tersisa kira – kira satu gelas lagi. Setelah dingin disaring, dan dibagi menjadi 2 untuk diminum pagi dan sore hari.
Harus diakui, bahwa cara kerja dan efek farmakologi dari daun jati belanda sebagai obat kaki gajah belum diteliti secara nyata. Namun, tidak ada salahnya apabila kita mencoba menggunakan tanaman ini sebagai salah satu pengobatan alternatif dalam mengatasi penyakit kaki gajah.***PR-9-3-2006
Joni Hendri, Am.A.K.
Alumnus Analis Kesehatan, Poltekkes Bandung dan Teknisi Litkayasa di Loka Litbang P2B2 Ciamis, Balitbang Kesehatan RI.
Alumnus Analis Kesehatan, Poltekkes Bandung dan Teknisi Litkayasa di Loka Litbang P2B2 Ciamis, Balitbang Kesehatan RI.
http://book.store.co.id
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat Diaforetik, tonik, dan astringen. PENELITIAN Yusuf Husni, 1986. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian daun Jati belanda terhadap kadar kreatin dan urea pada serum darah kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian daun Jati belanda selama 2 bulan tidak menaikkan kadar kreatin dan urea. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya kelainan fungsi ginjal setelah pemberian Jati belanda. Subandrio Joko Semedi, 1987. Fakilltas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian seduhan daun Jati belanda terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian seduhan daun Jati belanda selama 1 bulan tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya kelainan fungsi hati setelah pemberian Jati belanda. Lies Andarini, 1987.Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian infus daun Jati belanda terhadap berat badan mencit. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian infus daun Jati belanda 5 %, 10 %, 15 %, dan 20%, masing-masing sebanyak 0,5 ml dapat menurunkan berat badan mencit. Pemberian infus daun Jati belanda 15% dan 20%, masing-masing 0,5 ml dapat menurunkan jumlah makanan mencit.
| |
| |
| |
Uraian : Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, berkayu, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di ketiak daun, warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam. | |
Nama Lokal : NAMA SIMPLISIA: Gliazumae Folium; Daun Jati belanda. |
Khasiat Diaforetik, tonik, dan astringen. PENELITIAN Yusuf Husni, 1986. Fakultas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian daun Jati belanda terhadap kadar kreatin dan urea pada serum darah kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian daun Jati belanda selama 2 bulan tidak menaikkan kadar kreatin dan urea. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya kelainan fungsi ginjal setelah pemberian Jati belanda. Subandrio Joko Semedi, 1987. Fakilltas Farmasi, UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian seduhan daun Jati belanda terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian seduhan daun Jati belanda selama 1 bulan tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim SGOT, SGPT, dan SGGT. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ada tidaknya kelainan fungsi hati setelah pemberian Jati belanda. Lies Andarini, 1987.Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR. Telah melakukan penelitian pengaruh pemberian infus daun Jati belanda terhadap berat badan mencit. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian infus daun Jati belanda 5 %, 10 %, 15 %, dan 20%, masing-masing sebanyak 0,5 ml dapat menurunkan berat badan mencit. Pemberian infus daun Jati belanda 15% dan 20%, masing-masing 0,5 ml dapat menurunkan jumlah makanan mencit.
Pemanfaatan :
Bagian yang Digunakan
Daun, kulit kayu, dan buah.
KEGUNAAN
Daun: Kegemukan.
Buah:
Bronkhitis.
Biji:
1. Kegemukan.
2. Sakit perut.
RAMUAN DAN TAKARAN
Kegemukan
Ramuan:
Daun Jati belanda 7 helai
Daun Tempuyung 7 helai
Serbuk Majakan sedikit
Air 115 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 30 hari.
Sakit Perut dan Perut Kembung
Ramuan:
Buah Jati belanda (serbuk) 2 sendok teh
Air mendidih 100 ml
Minyak Adas (bila perlu) 1 tetes
Cara pembuatan: Diseduh
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Daun, kulit kayu, dan buah.
KEGUNAAN
Daun: Kegemukan.
Buah:
Bronkhitis.
Biji:
1. Kegemukan.
2. Sakit perut.
RAMUAN DAN TAKARAN
Kegemukan
Ramuan:
Daun Jati belanda 7 helai
Daun Tempuyung 7 helai
Serbuk Majakan sedikit
Air 115 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 30 hari.
Sakit Perut dan Perut Kembung
Ramuan:
Buah Jati belanda (serbuk) 2 sendok teh
Air mendidih 100 ml
Minyak Adas (bila perlu) 1 tetes
Cara pembuatan: Diseduh
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 7 hari.
Komposisi :
Tanin, lendir, zat pahit, dan damar.
Tanin, lendir, zat pahit, dan damar.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=294
Resep tradisional: Kegemukan: Daun jati belanda 7 helai; Daun tempuyung 7 helai; Serbuk majakan sedikit; Air 115 ml, Direbus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 30 hari. Perut kembung: Buah jati belanda (serbuk)2 sendok teh; Air mendidih 100 ml; Minyak adas (bila perlu)1 tetes, Diseduh, Diminum 2 kali sehari; pagi; sore; tiap kali diminum 100 ml; diulang selama 7 hari
Jati Belanda
In Tanaman Herbal Kategori J on December 15, 2007 at 11:30 amJATI BELANDA
Nama latin: Guazuma ulmifolia Namk Famili : Sterculiaceae
Nama daerah: Jati londo; Jati sabrang
Deskripsi tanaman: Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, berkayu, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di ketiak daun, warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam.
Habitat: Tumbuh liar di hutan pada ketinggian 700-1200 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Kulit kayu ; Buah
Kandungan kimia: Tanin; Lendir; Zat pahit; Damar
Khasiat: Diaforetik; Tonik; Astringen
Nama simplesia: Guazumae FoliumResep tradisional: Kegemukan: Daun jati belanda 7 helai; Daun tempuyung 7 helai; Serbuk majakan sedikit; Air 115 ml, Direbus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 30 hari. Perut kembung: Buah jati belanda (serbuk)2 sendok teh; Air mendidih 100 ml; Minyak adas (bila perlu)1 tetes, Diseduh, Diminum 2 kali sehari; pagi; sore; tiap kali diminum 100 ml; diulang selama 7 hari
No comments:
Post a Comment