Automatic translation of this blog page
Tuesday, March 23, 2010
Lidah Buaya
Lidah Buaya Kini Dikonsumsi
BENTUKNYA BISA OBAT, LARUTAN ATAU MANISAN
Lidah buaya dimakan? Ih, apa rasanya, ya? Sepuluh tahun lalu memang tak pernah bisa kita bayangkan menyantap lidah buaya. Karena selama ini kita cuma memanfaatkan getahnya untuk kesuburan rambut. Betulkah lidah buaya enak disantap?
Akhir-akhir ini lidah buaya jadi tanaman yang mulai dilirik para pengusaha. Mereka memilihnya untuk dijadikan obat atau campuran produk kosmetika mereka. Kini malah bertambah lagi manfaatnya, yakni sebagai minuman yang menyejukkan.
Jangan merinding dulu, kalau Anda tak percaya akan kelezatan rasanya, kini di pasar-pasar atau pasar swalayan bisa Anda temukan minuman lidah buaya siap pakai. Lengkap dengan sirupnya yang manis. Tak usah heran pula, bila setelah diminum, Anda jadi keranjingan. Kalau betul begitu, teruskan kebiasaan itu karena lidah buaya ternyata bagus untuk tubuh kita.
DISEBUT TANAMAN AJAIB
Sampai sekarang ada sekitar 240 jenis lidah buaya (aloevera) yang diketahui para peneliti. Dari jumlah tersebut tidak semua bisa dimanfaatkan manusia karena sebagian jenis tanaman suku Liliceae ini, memang beracun. Konon hanya 4 jenis yang biasa digunakan. Di antaranya Aloe barbadensis. Asalnya dari Pulau Barbados Amerika Tengah. Jenis yang ini memiliki kandungan terbaik dan banyak digunakan dalam berbagai industri.
Melalui berbagai penelitian diketahui lidah buaya memiliki 11 kandungan yang bermanfaat. Beberapa di antaranya yaitu asam amino, antrakuinon, enzim, hormon, mineral, asam salisilat, sterol, gula, dan vitamin. Karena begitu banyaknya zat yang terkandung di dalamnya, lidah buaya sering disebut-sebut sebagai tanaman ajaib. Hal itu pulalah yang menyebabkan aloevera memiliki nilai komersial yang cukup tinggi.
DARI OBAT LUKA, OBAT PENCAHAR, SAMPAI ALAT KOSMETIKA
Aloevera dikenal sebagai tanaman xeroid yang mampu hidup di daerah kering. Karena lidah buaya mampu menutup seluruh permukaan daunnya secara rapat untuk mencegah keluarnya cairan yang berharga. Jika lidah buaya terluka, daunnya cepat sekali menutup luka tersebut hingga tidak terjadi penguapan cairan.
Kebiasaan lidah buaya ini membuat orang zaman dahulu menggunakannya sebagai penyembuh luka dengan harapan luka di kulitnya pun segera menutup seperti daun lidah buaya. Menurut Ir. Sutrisno Koswara, M.Si., lidah buaya memang mampu menyembuhkan luka. Tetapi bukan karena kebiasaan daun tadi, tetapi "Karena memiliki kandungan saponin yang memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik," kata pengajar di jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor ini.
Anda pun bisa mengobati luka dengan sayatan daun lidah buaya. Potong saja pangkalnya. Cuci bersih dan kupas sampai mendapatkan gel atau bagian yang jernih kehijauan. Tempelkan gel tadi pada luka lalu bungkus dengan perban supaya tidak berkontaminasi dengan udara dan panas. Kontak dengan udara dan panas dapat menurunkan kandungan yang bermanfaat di dalam gel.
Sekarang, kata Sutrisno, dengan teknologi tinggi pengeringan beku (dry freeze), gel sudah dapat diambil tanpa perlu menghilangkan kandungan apa pun. Aloevera, tambah Sutrisno, juga memiliki kemampuan sebagai pencahar karena memiliki kandungan aloin. Senyawa yang tergolong dalam antrakuinon ini juga bisa digunakan untuk memperlancar pencernaan.
Kalau Anda ingin membuat cairan pencahar sendiri, gunakan 300 gram daun aloevera yang telah dicuci bersih. Kemudian parut dan saring untuk mendapatkan cairannya. Cairan inilah yang dikonsumsi 2 kali 2 sendok makan sehari.
Selain untuk pengobatan, lidah buaya sering digunakan sebagai bahan pelembap kulit dalam industri kosmetik. Konon kemampuan ini sudah dikenal sejak zaman Cleopatra yang menggunakan gel lidah buaya sebagai komponen utama (70 persen) produk kosmetik. Nah, kalau yang ini, lignin-lah yang berperan. Zat ini mampu menembus dan meresap dalam kulit kita serta menahan berkurangnya cairan pada permukaan kulit. Akibatnya kelembapan kulit bisa terjaga. Sifat buihnya juga sering dimanfaatkan produsen kosmetika untuk membuat pencuci rambut, krim cukur, dan pembersih muka.
Di Indonesia sendiri, sejak dulu lidah buaya digunakan untuk merawat kesuburan dan keindahan rambut dengan menggosokkan langsung pada kulit kepala. Kandungan asam amino sangat membantu dalam pembentukan protein yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan rambut dan kulit kepala. Perpaduan antara asam amino, vitamin, mineral, dan kandungan lainnya mampu memecah rusaknya jaringan dan mendorong pertumbuhan sel-sel yang tadinya rusak.
SEKARANG DIKONSUMSI
Seperti disebutkan di atas lidah buaya kini mulai dikonsumsi antara lain dijadikan manisan untuk minuman segar. Untuk manisan, sebetulnya, ungkap Sutrisno, cara pembuatannya tak beda jauh dengan nata de coco yang dibuat dari kelapa. Cuma saja, imbuh manajer Food Laboratory Mbrio di Bogor ini, daging lidah buaya berbau dan rasanya getir. "Soalnya terjadi pemecahan lemak pada gel."
Tetapi, menurut Sutrisno kendala tadi bisa diatasi dengan pendinginan. Caranya, daun lidah buaya yang sudah dicuci bersih disimpan dalam pendingin bersuhu 4 derajat celcius selama 5 hari. Sementara untuk menghilangkan rasa getirnya, daun lidah buaya dikupas. "Yang diambil hanya gelnya," tegas Sutrisno. Gel tadi direndam dalam larutan yang mengandung 0,025 persen garam dan 0,025 persen asam sitrat.
Pengolahan selanjutnya hampir sama dengan nata de coco, yaitu tinggal memotong-motongnya menjadi bentuk kubus. Setelah itu bisa ditambahkan gula dan esens. Jika hendak dijual, Sutrisno menyebutkan, masih ada lagi satu proses yang perlu dilakukan yaitu pasteurisasi. Caranya, potongan lidah buaya sudah direndam dalam larutan gula tadi dikemas dalam platik atau botol. Kemudian dipasteurisasi pada suhu 90 derajat celcius selama sekitar 30 menit lalu disimpan pada ruangan bersuhu dingin {Miftakh Faried}.
Lantas amankah lidah buaya ini dikonsumsi? "Sampai saat ini belum ada fakta yang menunjukkan keracunan pada manusia atau hewan karena menyantap aloevera".
UNTUK YANG BERDIET PUN BAGUS
Lidah buaya juga cocok untuk Anda yang ingin berdiet. "Kandungan kalori aloevera sangat rendah yaitu 4 kalori dalam 100 gram," jelas Sutrisno sambil menambahkan bahwa kandungan asam amino dan nutrisinya pun sangat tinggi hingga baik untuk kesehatan. Sumber: Sedap Sekejap Edisi 0 lihat juga http://kimia.unp.ac.id/
Label:buku, artikel, foto, slide
aloe vera,
lidah buaya,
tumbuhan obat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Entri Populer Pekan Ini
Link dalam Blog ini
Buku & Artikel | Riset/Penelitian | Labor | Galery Foto |
Buku Praktik Kimia | | Foto Kegiatan laboratorium Video dan Slide |
No comments:
Post a Comment