Sembukan obat mulas, proctitis,mata bengkak, perut kembung karena masuk angin dan radang telinga
.
Sembukan (Paederia feotide) yang belakangan direvisi, namanya menjadi Paderia scandens. Ia masih sefamili dengan kopi dan mengkudu dari suku Rubiaceae. Di Sumatera tumbuhan ini dikenal sebagai daun kentut, Karena ia berkhasiat peluruh kentut. Sedangkan orang Banda menyebutnya kalatatan; Jawa Barat kasembukan, Jawa Tengah bintacep di Jawa Timur dan Madura kasembhukan. Orang Maluku mengenalnya dengan guni siki.
Sembukan (Paederia feotide) yang belakangan direvisi, namanya menjadi Paderia scandens. Ia masih sefamili dengan kopi dan mengkudu dari suku Rubiaceae. Di Sumatera tumbuhan ini dikenal sebagai daun kentut, Karena ia berkhasiat peluruh kentut. Sedangkan orang Banda menyebutnya kalatatan; Jawa Barat kasembukan, Jawa Tengah bintacep di Jawa Timur dan Madura kasembhukan. Orang Maluku mengenalnya dengan guni siki.
Batangnya yang lunak dan dipakai memanjat, hanya berdiameter setengah Sentimeter, namun panjangnya dapat mencapai 10 m. Biasanya ia dirambatkan pada pagar kebun,pekarangan dan mau tumbuh subur kalau tumbuh di tempat yang cukup sinar matahari. Bila ada yang tumbuh liar, kebanyakan juga merambat di tebing sawah yang bebas naungan. Sebagai warna asli tumbuhan Asia Timur Raya, termasuk kawasan Timur Indonesia, Taiwan ini masih banyak yang tumbuh liar sampai sekarang Ia mudah sekali, berkembang hanya dengan stek (potongan) batanang kecil seperti tali itu.
Helaian daun guni siki ini duduk tersebar pada batang dan cabang berbentuk lonjong, dengan ujung meruncing. Kalau daun ini diremas-remas, baunya seperti hitut (Sunda) makanya mereka menyebutnya kahitutan. Jika kita lewat dekat tanaman ini yang kebetulan terkena sinar matahari penuh baunya itu pun akan tercium.
Kandungan zat berkbasiat.
Simplisia daun sembukan dikenal dengan Paederiae folium. Kandungan zat berkbasiatnya menuzut Depkes RI (1985) antara lain paederin, indol, aspernici.. Bid . paederomid, donaestil, asperulosid, pokabdosid, Selain zat di atas juga dilaporkan adanya kandungan zat skatol.
Akar sembukan berkhasiat untuk penyegar badan (roberan). Daunnya untuk peluruh air seni alias memperlancar buang air kecil (diuretik), peluruh kentut (karminatif), penoegahan kelumpuhan (antiparalitik), pencegah mual (antiemetik), penambah nafsu makan (stomatik), pencahar (purgative),lakean, pereda kejang (antis pasmodik).
Gara‑gara Indol.
Daun sembukan memang mengandung turanan senyawa skatol dan indols yang mudah menguap, kalam suhanya panas, Kebetulan baunya seperti gas buangan hasil pencernaan protein dalam perut kita. Skatol muncul dari pencernaan telur dan indol dari pencernaan daging. Sebetulnya skatol itu sendiri hanya merupakan isomer (bentuk lain) saja dari indol.
Skatol adalah nama populer bagi 3‑metil‑indoll, Zat ini diduga berkhasiat meredakan kejang perut mulas karena masuk angin. Dugaan ini diperkuat karena skatol juga terdapat dalam tumbuhan lain yang berkhasiat sebagai pereda kejang perut.
Skatol dari kayu hati (Celtis reticulosa) sudah terbukti mampu mengendurkan ketegangan urat saraf daerah perut, sehingga dipakai sebagai obat mulas karena kejang perut, setelah dicampur dengan ketumbar Jintan.
Karena skatol juga terkandung dalam daun sembukan, maka diduga ia pun mampu mengendurkan urat perut dan usus halus, sehingga tidak mulas lagi. Masih merupakan dugaan memang karena belum ada penelitian ilmiah mengenai mekanisme kerja skatol dalam sembukan untuk meredakan kejang perut mulas oleh suhu dingin itu.
Bagaimana menggunakannya?
Untuk memanfaatkan skatol daun Sembukan sebagai obat mulas oleh masuk angin, segenggam daunnya dipanggang di atas api kecil hingga layu, lalu ditempelkan hangat-hangat pada perut bagian bawah (tempat usus halus) yang mulas ita dan dibalut dengan handuk. Skatol yang menenangkan saraf itu akan meredakan kejang perut sampai angin yang tadinya mengeras menjadi lembek. Dan akhirnya rasa mulas itu akan hilang.
Tingkat kemulasan yang belum parah biasanya sudah reda oleh perlakuan ini. Tetapi kalau sudah parah karena lama tidak diurus sampai keburu meradang, cara diatas tidak mangkus lagi.
Obat mulas
Untuk itu 4 helai daun sembukan dibersihkan bersama 4 helai daun lampes, alias ruku‑ruku, (Ocimum sanctum). Pilihlah daun yang segar dan bersih lalu ditumbuk halus dalam lumpang sampai menjadi lumat seperti bubur. Semuanya dipindahkan ke dalam mangkuk untuk diremas‑remas setelah ditambah air masak secangkir, kemudian diperas dan disaring untuk diambil sarinya. Air perasan yang ditampung ini dibubuhi garam dapur seujung sendok teh yang dilarutkan sampai benar-benar larut.
Jamu yang agak kental ini kemudian diminum. Diperlukan minum beberapa kali, tapi setiap harinya hanya satu kali saja. pengobatan dihentikan ketika mulas perut sudah sembuh benar.
Sari daun lampes atau kemangi utan (ruku-ruku) mengandung ocimene. Yang juga bersifat menenangkan urat saraf. Dicampur dengan daun kentut yang akan bahu mebahu memelawan kekejangan.
meredakan proctitis.
Kemampuan daun sembukan-lampes yang diramu menurut resep di atas juga mampu meredakan proctitis (radang dubur). Radang ini ditandai seringnya ingin buang air besar,tapi pada saatnya, tidak jadi. Kalaaupun akhirnya keluar, tinjanya bercampur darah.
Pengompres mata bengkak
Karena khasiatnya yang menenangkan itu pula, daun daun sembukan-lampes dipakai juga dipakai untuk mengompres mata bengkak Karen kepanasan. Untuk ini resepnya berbeda.
Empat helai daun sembukan dan 4 helai daun lampes direbus dalam panci, tetapi tidak sampai mendidih. Kalau airnya sudah panas suam-suam kuku, daun itu diangkat dan dibunkus dengan Sepotong kain untuk kemudian dikompreskan pada mata yang bengkak. Semuanya dibiarkan sampai daun itu dingin. Barulah diperbarui lagi. Pengompresan memang diperlukan beberapa kali sebelum mata sembuh benar.
Meringankan kembung
Di kalangan masyarakat Jawa, daun kasembukan ini biasa dimakan bersama kelapa parut dengan bumbu botok dalam lintingan daun pisang yang dipanggang.Irisan-irinan daun sembukan mampu mendorong keluaraya gan‑gas tak berguna, lalu meringankan kembung. Karena itu ia terkenal berkhasiat sebagai peluruh kentut (karminatit). Akhitnya ia meringankan kembungTarmizi, 2004).
Radang Telinga
Peradangan pada telinga dapat terjadi baik pada telinga dalam maupun pada telinga bagian tengah.
Radang yang terjadi pada telinga luar ditandai dengan timbulnya rasa sakit pada liang telinga, pendengaran berkurang, dan kadang‑kadang disertai demam serta keluar nanah dari liang telinga. Peradangan juga dapat terjadi pada telinga bagian tengah.
Gejalanya adalah rasa sakit pada bagian dalam telinga yang kemudian berlanjut dengan timbulnya demam, mual, muntah-muntah. Pada anak‑anak gejalanya sering diikuti niencret. Nanah yang timbul jika sudah cukup banyak akan mendesak selaput gendang telinga sehingga dapat pecah dan keluar nanah dari liang telinga.
Penyebab:
Radang telinga disebabkan oleh virus atau bakteri yang masuk ke dalam telinga dan kemudian menimbulkan infeksi. Radang pada telinga tengah disebabkan oleh kuman jenis coccus yang masuk melalui saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut.
Pengobatan:
· 30 gram daun kentutan dan sedikit garam digiling halus, diperas dan disaring, kemudian diteteskan pada telinga sebanyak 3 tetes. lakukan secara teratur 2 kali sehari,jika telah smpai10‑12 hari, pengobatan dihentikan selama 3 hari. Setelah itu pengobatan boleh dilanjutkan lagi.
Sembukan sebagai obat
Selain tumbuh liar, tumbuhan ini ada yang ditanam di halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2.100m dpl.
Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Daun sembukan dimakan sebagai lalab atau disayur.
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAkOLOGIS:
Rasa manis, lama-lama terasa. sedikit pahit, netral. Anti rematik, penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif), peluruh kencing, peluruh dahak (mucolytic), penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussio, menghilangkan racun (detoksifikasi), obat cacing, pereda kejang.
KANDUNGAN KIMIA:
Batang dan daun mengandung: Asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic.acid dan minyak menguap.
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh herba atau akar sembukan. Setelah dikumpulkan, dicuci lalu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk digunakan bila perlu.
KEGUNAAN:
Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan, perut kembung. Rasa sakit pada luka, mata atau telinga. Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, malnutrisi. Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri. Bronkhitis, batuk (whooping cough). Rheumatism, luka. akibat benturan, tulang patah (fraktur), keseleo. Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi). Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian. Kencing tidak lancar.
PEMAKAIAN:
Pernakaian Untuk minum: 15-60 g, rebus.
Pernakaian luar:
Herba sembukan secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci. Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, abses, bisul, borok pada kulit, gigitp'n ular berbisa.
CARA PEMAKAIAN:
Perut mulas karena angin:
25 lembar daun sembukan dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan pada perut.
Mata term Panas dan bengkak.
· Daun sembukan secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya. Bila air sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain, letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru kompres tersebut diganti lagi.
Sakit lambung (gastritis), penit kernbung, disentri
· 15-30 g daun sembukan segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur, Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk merata lalu disaring. Minum sebelum makan.
Herpes zooster (cacar luar):
Daun sembukan dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit air dan gararn secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung-gelembung kecil dikulit,
Sariawan:
· 1/6 genggam daun kentut/sembukan, 1/5 genggam daun piladang/iler, 1/4 genggarn daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung 1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4 sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai tersisa kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam 1 hari.
Radang telinga tengah:
· 1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus. Remas dengan I sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipaKai untuk menetes anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali sehari, setiap kali 3 tetes.
Ekzim kulit gatal, nemdermatitis:
· Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, tempelkan ketempat kelainan.
CatatanSudah dkmt obat suntik. Injeksi obat ini menimbulkan gasa sakit lokal. Min= herba ini menimbukan rasa bau yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai.
Ref:
Hembing Wijaya Kusuma TANAMAN BERKHASIAT OBAT IV hal 44
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2d/Starr_001101-0044_Paederia_foetida.jpg/220px-Starr_001101-0044_Paederia_foetida.jpg
http://tokoherbalonline.wordpress.com/2009/07/20/daun-kentut-paederia-scandens-lour-merr/
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh herba atau akar. Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk digunakan bila perlu.
KEGUNAAN:
• Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan,
perut kembung.
- Rasa sakit pada luka, mata atau telinga.
• Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi.
• Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri.
• Bronkhitis, batuk (whooping cough).
• Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur),
keseleo.
• Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi)
- Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian.
- Kencing tidak lancar
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-60 g, rebus.
Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci. Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, abses, bisul, borok pada kulit, gigitan ular berbisa.
CARA PEMAKAIAN:
1. Perut mules karena angin :
25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan pada perut.
2. Mata terasa panas dan bengkak:
Daun secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya. Bila air sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain, letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru kompres tersebut diganti lagi.
3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri :
15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk merata lalu disaring. Minum sebelum makan.
4. Herpes zooster (cacar ular):
Daun dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit air dan garam secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung- gelembung kecil dikulit.
5. Sariawan:
1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung, 1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4 sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai tersisa kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam 1 hari.
6. Radang telinga tengah:
1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus. Remas dengan 1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai untuk menetes anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali sehari, setiap kali 3 tetes.
7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis:
Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, tempelkan ketempat kelainan.
Catatan:
Sudah dibuat obat suntik. lnjeksi obat ini menimbulkan rasa sakit lokal. Minum herba ini menimbulkan rasa bau yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, netral. Anti rematik, penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak (mucolytic), penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussif, menghilangkan racun (detoksifikasi), obat cacing, pereda kejang.
KANDUNGAN KIMIA:
Batang dan daun mengandung: Asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan minyak menguap.
Sumber: http://www.iptek.net.id
.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2d/Starr_001101-0044_Paederia_foetida.jpg/220px-Starr_001101-0044_Paederia_foetida.jpg
http://tokoherbalonline.wordpress.com/2009/07/20/daun-kentut-paederia-scandens-lour-merr/
Daun Kentut (Paederia scandens (Lour.) Merr.)
Sinonim :
= P. chinensis Hance. = P. foetida Auct. = P. foetida, Linn. = P. tomentosa, Bl.
Familia :
Rubiaceae
Uraian :
Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Nama Lokal :
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo, Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan;
Pemanfaatan := P. chinensis Hance. = P. foetida Auct. = P. foetida, Linn. = P. tomentosa, Bl.
Familia :
Rubiaceae
Uraian :
Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Nama Lokal :
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo, Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan;
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh herba atau akar. Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk digunakan bila perlu.
KEGUNAAN:
• Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan,
perut kembung.
- Rasa sakit pada luka, mata atau telinga.
• Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi.
• Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri.
• Bronkhitis, batuk (whooping cough).
• Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur),
keseleo.
• Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi)
- Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian.
- Kencing tidak lancar
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-60 g, rebus.
Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci. Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, abses, bisul, borok pada kulit, gigitan ular berbisa.
CARA PEMAKAIAN:
1. Perut mules karena angin :
25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan pada perut.
2. Mata terasa panas dan bengkak:
Daun secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya. Bila air sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain, letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru kompres tersebut diganti lagi.
3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri :
15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk merata lalu disaring. Minum sebelum makan.
4. Herpes zooster (cacar ular):
Daun dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit air dan garam secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung- gelembung kecil dikulit.
5. Sariawan:
1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung, 1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4 sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai tersisa kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam 1 hari.
6. Radang telinga tengah:
1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus. Remas dengan 1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai untuk menetes anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali sehari, setiap kali 3 tetes.
7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis:
Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, tempelkan ketempat kelainan.
Catatan:
Sudah dibuat obat suntik. lnjeksi obat ini menimbulkan rasa sakit lokal. Minum herba ini menimbulkan rasa bau yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, netral. Anti rematik, penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak (mucolytic), penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussif, menghilangkan racun (detoksifikasi), obat cacing, pereda kejang.
KANDUNGAN KIMIA:
Batang dan daun mengandung: Asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan minyak menguap.
Sumber: http://www.iptek.net.id
.
No comments:
Post a Comment