Automatic translation of this blog page

Sunday, July 22, 2012

Pembuatan Agar-agar


Agar-agar, agar atau agarosa adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga. Di (Jepang) dikenal dengan nama kanten dan oleh orang Sunda disebut lengkong. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk keperluan ini adalah Eucheuma spinosum (Rhodophycophyta). Beberapa jenis rumput laut dari golongan Phaeophycophyta (Gracilaria dan Gelidium) juga dapat dipakai sebagai sumber agar-agar. Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa.
Apabila dilarutkan dalam air panas dan didinginkan, agar-agar bersifat seperti gelatin: padatan lunak dengan banyak pori-pori di dalamnya sehingga bertekstur 'kenyal'. Sifat ini menarik secara inderawi sehingga banyak olahan makanan melibatkan agar-agar: pengental sup, puding (jelly), campuran es krim,anmitsu (di Jepang),
Agar-agar, agar atau agarosa adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga. Di (Jepang) dikenal dengan nama kanten dan oleh orang Sunda disebut lengkong. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk keperluan ini adalah Eucheuma spinosum (Rhodophycophyta). Beberapa jenis rumput laut dari golongan Phaeophycophyta (Gracilaria dan Gelidium) juga dapat dipakai sebagai sumber agar-agar. Agar-agar dieksport dari Melaka sejak 1871.
Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat dibentuk sebagai bubuk dan diperjualbelikan.
Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat—cair. Kisi-kisi ini dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa untuk menghambat pergerakan molekul obyek akibat perbedaan tegangan antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur jaringan.
Agar-agar dikenal luas di daerah Asia Tropika sebagai makanan sehat karena mengandung serat (fiber) lunak yang tinggi dan kalori yang rendah. Kandungan serat lunak yang tinggi membantu melancarkan pembuangan sisa-sisa makanan di usus (laksatif).
Selain digunakan sebagai makanan, agar-agar juga digunakan secara luas di laboratorium sebagai pemadat kemikalia dalam percobaan, media tumbuh untuk kultur jaringan tumbuhan dan biakan mikroba, dan juga sebagai fase diam dalam elektroforesis gel. Di laboratorium, agar-agar (biasanya dikemas dalam bentuk bubuk) dikenal sebagai agar atau agarosa saja.
Produk agar-agar diperoleh dari ekstraksi satu jenis rumput lautsaja dan campuran berbagai macam rumput laut. Hasil agar-agar dari campuran ini bermutu, tidak kalah dengan agar-agar yang dihasilkan dari satu jenis saja. Keberhasilan itu dikarenakan komposisinya telah sesuai.
Bahan:
1.      Rumput laut, algae, rumput agar
2.      Kaporit 1%
3.      Asam asetat cuka 1%
Cara kerja:
1.      Rumput agar-agar direndam dalam larutan kaporit selama 4 Jam
2.      Cuci bersih dan jemur
3.      Rendam lagi dalam asam asetat selama 12-15 Jam
4.      Setelah dicuci lagi direbus dengan air (kira-kira banyak air sampai agar-agar terbenam) sampai airnya kental selama ½ Jam
5.      Saring dengan kain dan peras untuk mendapatkan larutan agar-agar dalam air
6.      Merebus dan menyaring dilakukan sampai 4 atau 5 kali sehingga tinggal sedikit kadar agar-agar dalam rumput tersebut
7.      Larutan agar-agar yang kental itu dimasukkan dalam cetakan
8.      Dinginkan dalam lemari es sampai beku
9.      Ambil cetakan dan jemur dipanas matahari. Maka es tersebut akan mencair dan akan terbuang dari agar-agar penjemuran sampai kering.
10.  Kita telah mendapat agar-agar kering yang dapat dipergunakan.

Rumput laut

Pembuatan agar-agar tidak sulit, peralatan dan bahan mudah diperoleh. Oleh karena itu sangat berpeluang bila petani rumput laut juga mengolah agar-agar. Langkah-langkah pembuatan agar-agar diuraikan di bawah ini dan hasil akhirnya berupa tepung, batangan, atau lembaran. Adapun cara pengolahan rumput laut menjadi agar-agar sebagai berikut.
A. Pencucian dan Pembersihan
Rumput laut dicuci dengan 
air tawar sampai bersih. Kotoran yang menempel seperti pasir, karang, lumpur dan rumput laut jenis lain dihilangkan.
B. Perendaman dan Pemucatan
Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi lunak, sehingga proses ekstraksi nantinya dapat berjalan dengan baik. Caranya rumput laut direndam dalam air murni sebanyak 20 kali berat rumput laut selama 3 hari. Setelah itu pemucatan dilakukan dengan direndam dalam larutan kaporit 0,25 % atau larutan kapur tohor 5 % sambil diaduk, setelah 4 – 6 jam, rumput laut dicuci kembali selama 3 jam untuk menghilangkan bau kaporit. Rumput laut yang telah bersih dan pucat dikeringkan selama 2 hari, sampai tahap ini rumput laut dapat disimpan lebih dulu bila tidak segera diolah.
C. Pelembutan
Untuk lebih memudahkan ekstrasi, dinding sel perlu dipecah dengan ditambah H2SO4 selama 15 menit. Banyaknya H2SO4 tergantung pada jenis rumput laut, yaitu Gracilaria 5 – 10 %. Gelidium 15 % dan Hypnea 25 %. Bila tidak ada asam sulfat dapat digunakan asam asetat, asam sitrat, buah asam atau daun asam. Oleh karena asam sulfat ini berbahaya, maka diperlukan pencucian dengan cara rumput laut direndam dalam air bersih selama 15 menit kemudian ditiriskan.
D. Pemasakan
Rumput laut dimasak dalam air sebanyak 40 kali berat rumput laut. Setelah mendidih ( 90 – 100 C ), kita tambahkan asam cuka 05 % untuk memperoleh pH 6 – 7. Bila > 7, pH nya diturunkan dengan penambahan asam cuka dan bila < 6, ditambahkan NaOH. Pemeriksaan pH dapat dilakukan dengan memakai kertas pH. Pemanasan ini dilakukan kira-kira 45 menit tetapi dapat juga selama 2 – 4 jam tergantung cara pengadukannya. Proses setelah pemasakan tergantung dari bentuk akhir agar-agar yang diinginkan, yakni berupa batangan, lembaran atau pun tepung.
E. Proses Pengolahan Agar-agar Batangan / Lembaran
1. Pengepresan dan Pencetakan
Hasil dari pemasakan kemudian disaring dengan kain belacu dan dipres. Cairan yang keluar ditampung dalam bejana dan dinetralkan dengan penambahan air soda sehingga pHnya menjadi 7 – 7,5. Bila pH sudah tercapai, cairan kemudian dimasak kembali sambil diaduk. Setelah mendidih, hasilnya dituangkan kedalam cetakan, kira-kira 6 jam agar-agar sudah dingin dan membeku. Ampas hasil pengepresan dapat digunakan lagi dengan cara ditambahkan air sebanyak 75 % dari jumlah air semula, kemudian ampas itu dipanaskan dan disaring. Cairan yang keluar dapat digunakan sebagai campuran dalam proses selanjutnya, sehingga pada akhirnya ada ampas yang tidak bisa dipakai lagi. Ampas ini dapat digunakan sebagai makanan ternak.
2. Pendinginan
Cairan yang telah beku didinginkan dalam ruangan pendingin pada suhu – 20 C selama 4 – 5 hari. Pendinginan ini dilakukan agar pemadatan benar-benar terjadi dengan sempurna.
3. Pengeringan
Agar-agar dikeluarkan dari cetakan. Hasil yang diperoleh adalah agar-agar batangan. Bila didinginkan agar-agar berbentuk lembaran, agar-agar batangan dipotong setebal 0,5 cm. Sebagai alat pemotong dapat digunakan kawat halus dari baja, agar-agar batangan atau lembaran kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
4. Pengepakan
Agar-agar yang betul-betul kering dimasukkan dalam kantong plastik dengan berat masing-masing 10 gram. Bahan yang dipakai untuk membuat agar-agar kertas berupa rumput laut dari jenis Grasilaria sp. Dalam proses pembuatannya, rumput laut ini dicuci dengan air tawar sampai bersih, kemudian direndam dalam air kapur. Setelah 20 menit, dijemur memakai alas dari kain kasa. Lama penjemuran dapat hanya satu hari, tetapi dapat juga sampai 3 hari, tergantung dari intensitas matahari. Prinsipnya rumput laut benar-benar kering.
F. Proses Pengolahan Agar-agar Tepung
1. Penyaringan dan Penggilingan
Agar-agar yang telah masak disaring dengan fillet press filtrate. Cairan yang keluar ditampung dan didinginkan selama 7 jam. Agar-agar beku dihancurkan dan dipres dengan kain. Hasilnya berupa lembaran-lembaran yang kemudian diangin-anginkan. Lembaran-lembaran kering dipotong kira-kira 3 x 5 mm, kemudian dimasukkan dalam alat penggiling atau grinder. Hasil penggilingan adalah agar-agar tepung.
2. Pengepakan
Agar-agar tepung dimasukkan dalam kertas glasin yang dilapisi lilin atau dapat juga dimasukkan plastik kemudian dibungkus dengan kertas.
G. Standar Mutu
Agar-agar yang diperdagangkan harus memenuhi standar Industri Indonesia.

Menyegerakan Berbuka



عن سهل ابن سعد قال قال رسول الله صلى الله عليه والسلام لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍمَاعَجِّلُوا الْفِطْرَ
Dari Sahal bin Sa’id berkata :
“Rasulullah SAW bersabda : “Tidak henti-hentinya manusia memperoleh kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka.” 

عَنْ أَبِى عُطَيَّةَ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَمَسْرُوْقٌ عَلَى عَائِشَةَ فَقُلْنَا يَااُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ رَجُلاَنِ مِنْ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه والسلام أَحَدُهُمَا يُعَجِّلُ اْلإِفْطَارَ وَيُعَجِّلُ الصَّلاَةَ وَاْلأَخَرُ يُؤَخِّرُ اْلإِفْطَارَوَيُؤَخِّرُالصَّلاَةَ قَالَتْ أَيُّهُمَاالَّذِى يُعَجِّلُ اْلإِفْطَارَوَيُعَجِّلُ الصَّلاَةَ قَالَ قُلْنَا عَبْدُاللهِ يَعْنِى ابَنَ مَسْعُوْدٍ قَالَتْ كَذَلِكَ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه والسلام
Dari Abu ‘Athiah RA berkata:
“Saya dan Masruq RA datang ke rumah ‘Aisyah dan kami bertanya: “Ya Ummul Mukminin! Dua orang di antara sahabat Muhammad SAW yang seorang menyegerakan berbuka dan menyegerakan sholat, sedang yang seorang labi melambatkan berbuka dan sholat.” ‘Aisyah bertanya :”Siapakah diantara keduanya yang menyegerakan berbuka dan menyegerakan sholat?” Kami menjawab : “’Abdullah bin mas’ud.” Kata ‘Aisyah : “ Begitulah yang diperbuat oleh Rasulullah SAW.”

Thursday, July 12, 2012

UNP Press

Tumbuhan Obat dan Sains (Medicinal Plants and Science): Tumbuhan Obat Keluarga: Tumbuhan Obat Keluarga Slideshow : Tarmizi’s trip to Padang , Sumatra , Indonesia was created by TripAdvisor . See another Padang slide...

Wednesday, July 11, 2012

Penyembuhan sakit perut

Oleh Tarmizi,, BSc, SPd




Bagian 1

                        Kalau kita kumpulkan semua tanaman obat yang berkhasiat untuk menyembuhkan sakit perut, tentulah akan ada yang tercecer. Penyakit perut itu sendiri juga banyak pula, macamnya. Misalnya sakit perut karena maagy disentrip melilitv kembung, Eencretv kolera, diare dan banyak lagi.

Monday, July 2, 2012

FT-IR

https://drive.google.com/?tab=wo&authuser=0#folders/0B03HBjJ9v1EWUVZ6NllRV3REbE0

X-Ray XRF in Universitas Negeri Padang

X-Ray Fluoroscence (XRF)


X-Ray Fluoroscence (XRF)
XRF (X-ray fluorescence spectrometry) merupakan teknik analisa non-destruktif yang digunakan untuk identifikasi serta penentuan konsentrasi elemen yang ada pada padatan, bubuk ataupun sample cair. XRF mampu mengukur elemen dari berilium (Be) hingga Uranium pada level trace element, bahkan dibawah level ppm. Secara umum, XRF spektrometer mengukur panjang gelombang komponen material secara individu dari emisi flourosensi yang dihasilkan sampel saat diradiasi dengan sinar-X (PANalytical, 2009).

Pembagian panjang gelombang
Metode XRF secara luas digunakan untuk menentukan komposisi unsur suatu material. Karena metode ini cepat dan tidak merusak sampel, metode ini dipilih untuk aplikasi di lapangan dan industri untuk kontrol material. Tergantung pada penggunaannya, XRF dapat dihasilkan tidak hanya oleh sinar-X tetapi juga sumber eksitasi primer yang lain seperti partikel alfa, proton atau sumber elektron dengan energi yang tinggi (Viklund,2008).
a. Prinsip kerja XRF
Apabila terjadi eksitasi sinar-X primer yang berasal dari tabung X ray atau sumber radioaktif mengenai sampel, sinar-X dapat diabsorpsi atau dihamburkan oleh material. Proses dimana sinar-X diabsorpsi oleh atom dengan mentransfer energinya pada elektron yang terdapat pada kulit yang lebih dalam disebut efek fotolistrik. Selama proses ini, bila sinar-X primer memiliki cukup energi, elektron pindah dari kulit yang di dalam menimbulkan kekosongan. Kekosongan ini menghasilkan keadaan atom yang tidak stabil. Apabila atom kembali pada keadaan stabil, elektron dari kulit luar pindah ke kulit yang lebih dalam dan proses ini menghasilkan energi sinar-X yang tertentu dan berbeda antara dua energi ikatan pada kulit tersebut. Emisi sinar-X dihasilkan dari proses yang disebut X Ray Fluorescence (XRF). Proses deteksi dan analisa emisi sinar-X disebut analisa XRF. Pada umumnya kulit K dan L terlibat pada deteksi XRF. Sehingga sering terdapat istilah Kα dan Kβ serta Lα dan Lβ pada XRF. Jenis spektrum X ray dari sampel yang diradiasi akan menggambarkan puncak-puncak pada intensitas yang berbeda (Viklund,2008).
Berikut gambar yang menjelaskan nomenclature yang terdapat pada XRF (Stephenon,2009) :




~ transisi elektron ~
prinsip kerja XRF

Prinsip Kerja XRF
Gambar diatas menggambarkan prinsip pengukuran dengan menggunaan XRF (Gosseau,2009.)
b. Jenis XRF
Jenis XRF yang pertama adalah WDXRF (Wavelength-dispersive X-ray Fluorescence) dimana dispersi sinar-X didapat dari difraksi dengan menggunakan analyzer yang berupa cristal yang berperan sebagai grid. Kisi kristal yang spesifik memilih panjang gelombang yang sesuai dengan hukum bragg (PANalytical, 2009).
Dengan menggunakan WDXRF spektrometer (PANalytical, 2009):
• aplikasinya luas dan beragam.
• Kondisi pengukuran yang optimal dari tiap – tiap elemen dapat diprogram.
• Analisa yang sangat bagus untuk elemen berat.
• Sensitivitas yang sangat tinggi dan limit deteksi yang sangat rendah
Gambar berikut menggambarkan prinsip kerja WDXRF(Gosseau,2009.)
WD-XRF

Sampel yang terkena radiasi sinar-X akan mengemisikan radiasi ke segala arah. Radiasi dengan dengan arah yang spesifik yang dapat mencapai colimator. Sehingga refleksi sinar radiasi dari kristal kedetektor akan memberikan sudut θ. Sudut ini akan terbentuk jika, panjang gelombang yang diradiasikan sesuai dengan sudut θ dan sudut 2θ dari kisi kristal. Maka hanya panjang gelombang yang sesuai akan terukur oleh detektor. Karena sudut refleksi spesifik bergantung panjang gelombang, maka untuk pengukuran elemen yang berbeda, perlu dilakukan pengaturan posisi colimator, kristal serta detektor (Gosseau,2009).
Jenis XRF yang kedua adalah EDXRF. EDXRF (Energy-dispersive X-ray Fluorescence) spektrometri bekerja tanpa menggunakan kristal, namun menggunakan software yang mengatur seluruh radiasi dari sampel kedetektor (PANalytical, 2009). Radiasi Emisi dari sample yang dikenai sinar-X akan langsung ditangkap oleh detektor. Detektor menangkap foton – foton tersebut dan dikonversikan menjadi impuls elektrik. Amplitudo dari impuls elektrik tersebut bersesuaian dengan energi dari foton – foton yang diterima detektor. Impuls kemudian menuju sebuah perangkat yang dinamakan MCA (Multi-Channel Analyzer) yang akan memproses impuls tersebut. Sehingga akan terbaca dalam memori komputer sebagai channel. Channel tersebut yang akan memberikan nilai spesifik terhadap sampel yang dianalisa. Pada XRF jenis ini, membutuhkan biaya yang relatif rendah, namun keakuratan berkurang. (Gosseau,2009).
Gambar berikut mengilustrasikan prinsip kerja EDXRF (Gosseau,2009):

Ilustrasi prinsip kerja EDXRF
c. Kelebihan dan kekurangan XRF
Setiap teknik analisa memiliki kelebihan serta kekurangan, beberapa kelebihan dari XRF :
• Cukup mudah, murah dan analisanya cepat
• Jangkauan elemen Hasil analisa akurat
• Membutuhan sedikit sampel pada tahap preparasinya(untuk Trace elemen)
• Dapat digunakan untuk analisa elemen mayor (Si, Ti, Al, Fe, Mn, Mg, Ca, Na, K, P) maupun tace elemen (>1 ppm; Ba, Ce, Co, Cr, Cu, Ga, La, Nb, Ni, Rb, Sc, Sr, Rh, U, V, Y, Zr, Zn)
Beberapa kekurangan dari XRF :
• Tidak cocok untuk analisa element yang ringan seperti H dan He
• Analisa sampel cair membutuhkan Volume gas helium yang cukup besar
• Preparasi sampel biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama dan memebutuhkan perlakuan yang banyak
DAFTAR PUSTAKA
• Gosseau,D., 2009,Introduction to XRF Spectroscopy, (Online), http://users.skynet.be/, diakses tanggal 30 September 2009
• PANalytical B.V., 2009, X-ray Fluorescence Spectrometry, (Online), http://www.panalytical.com/index.cfm?pid=130, dakses tanggal 30 September 2009
• Viklund, A.,2008, Teknik Pemeriksaan Material Menggunakan XRF, XRD dan SEM-EDS, (Online), http://labinfo.wordpress.com/, diakses tanggal 30 September 2009



dikutip dari http://indbongolz.wordpress.com/2011/02/20/x-ray-fluoroscence/
indah2 komentar Description: D:\PAPA\XRF-My world_files\icon18_email.gifDescription: D:\PAPA\XRF-My world_files\icon18_edit_allbkg.gif

xrf
https://drive.google.com/?tab=wo&authuser=0#folders/0B03HBjJ9v1EWUVZ6NllRV3REbE0

Tumbuhan Obat

Followers