Automatic translation of this blog page

Wednesday, December 14, 2011

DAUN KELOR UNTUK MELANCARKAN PENCERNAAN, MENGHILANGKAN NODA HITAM dan PEMBERSIH AIR

oleh Tarmizi, BSc, S.Pd
          Mungkin saja diantara kita ada yang belum mengenal kelor, meskipun ia sangat terkenal dalam pepatah: Dunia tak selebar daun kelor. Kelor (Moringa oleifera) di Sumatera dikenal sebagai murong, barunggai, kelor, marungga atau marunggai. Di Jawa nama-nya beken dengan kelor, walau ada yang menyebutnya marongghi. Di Nusatenggara selain kelor juga disebut celor, parangge, kawona, wona, marungga, moltong, maroenga, motong, kelohe, kai fok, kafok, hau fo, fok dan po, sementara di Sulawesi sebagai kero, wori, kelo, keloro, rowe. Di Maluku dikenal sebagai kanele, wakerele, oewa kerelo, oeta keteleno, kerol, kerel, kelo dan kelo serta Timor disebut hau fok. Kelor masuk famili Moringaceae, dengan nama simplisia moringae radix, akar kelor, Moringae folium, daun kelor.
Khasiat kelor
          Daun kelor mengandung alkaloid moringin, moringinin dan pterigospermin. Gom mengandung arabinosa, galaktan, asqam glukonat, ramnosa. Bijinya mengandung asam palmitat, stearat, linoleat, oleat, lignoserat. Akar kelor berkhasiat peluruh air seni, peluruh dahak atau obat batuk, peluruh haid, penambah nafsu makan, pereda kejang. Bijinya berkhasiat penyebab muntah, sedangkan daun kelor berkhasiat sebagai pelancar ASI(galaktagog), mengurangi rasa nyeri (analgesik) dan perangsang kulit (rubifasien). Bagi wanita yang sedang hamil jangan menggunakan akar kelor.
Daun kelor menghangatkan
         Kelor berupa pohon kecil dengan tinggi 3-8 meter. Daunnya yang bewarna hijau pucat menyirip ganda dengan anak daun menyirip ganjil. Helaiannya bulat telur. Bunga kelor berupa malai yang keluar dari ketiak daun. Buahnya menggantung sepanjang 20 cm hinga 45 cm. Isinya sederetan biji bulat, tapi bersayap tiga.
         Daun kelor mengandung pterigospermin yang bersift merangsang kulit. Karenanya sering digunakan sebagai param yang menghangatkan dan mengobati kelemahan angota tubuh seperti tangan atau kaki. Jika daun segarnya dilumatkan lalu dilmurkan ke bagian tubuh yang lemah, ia bisa mengurangi rasa nyeri. Sayangnya ia tidak boleh dipakai terlalu banyak atau sering, karena dapat melepuhkan kulit. Untuk pelancar Air Susu Ibu dianjurkan makan daun kelor yang disayur.
Pembersih air
          Biji kelor yang masak dan kering mengandung pterigospermin yang lebih pekat sampai bersifat germisida. Hasil penelitian Madsen dan Dchlundt serta Grabow dan kawan-kawannya menunjukkan, bahwa serbuk biji kelor mampu menumpas bakteri Escerichia coli, Sterptococcus faecalis, Salmonella typhymurium dan Shigella sonnei. Oleh sebab itu, di Afrika biji kelor dimanffatkan untuk mendeteksi pencemaran air oleh bakteri-bakteri tadi. Caranya dengan mengendapkan air keruh yang diduga tercemar, kemudian ditaburi serbuk biji kelor (200 mg/liter), dan diaduk sampai larut dengan baik. Setelah dibiarkan semalam endapannya endapannya mengandung bakteri tersebut dan air jernih yang terpisah di atasnya telah bebas bakteri.
Melancarkan pencernaan
          Buah kelor mengandung alkaloida morongiona yang bersifat merangsang pencernaan makanan. Ia bisasa disayur asem sebagai sayur yang lezat bagi lidah orang Jawa. Didihkan air terlebih dahulu baru dimasukkan daun kelor sebentar dan angkat. jika terlalu lama merebusnya akan terasa pahit, karena alkaloidnyaq akan larut. Disamping itu juga melancarkan pencernaan.
Hilangkan noda hitam
          Daun kelor yang digiling halus, kemudian dijadikan bedak atau campurkan dengan bedak, dapat menghilangkan noda-noda hitam pada kulit (muka). (Tarmizi, B.Sc, S.Pd/ Universitas Negeri Padang)
Referensi:
Drs. Djoko Hargono et al, "Tanaman Obat Indonesia Jilid I & II," 1985, Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan - Depkes RI. Jakarta.
Dra. H.Cir," Obat-obat Peninggalan Nenek Moyang," 1982, Ikhwan Jakarta.
Dra. Balkiah S & Anawati," Aneka Resep Obat Kuno Warisan Nenek Moyang," Anugerah Surabaya.
DJoko Hargono"Khasiat Daun Kelor," (Majalah Trubus No. 242,1990. Yayasan sosial Tani Membangun, jakarta.
Marah Maradjo & Ir.Saleh Widodo," Flora Indonesia, Tanaman Rempah-rempah," 1985, PT Gita Citra, Jakarta.

No comments:

Post a Comment

Tumbuhan Obat

Followers