Automatic translation of this blog page

Wednesday, November 30, 2011

IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM PADA DAUN KAPAS

 (Gossypium arboreum L. )

OLEH : LIFIA RAHAYU 66972 / 2005
PENDIDIKAN KIMIA NR
JURUSAN KIMIA FMIPA-UNIVERSITAS NEGERI PADANG


Latar Belakang

Menurut kamus dewan, tumbuh-tumbuhan adalah segala yang hidup dan berbatang, berakar,berdahan,berdaun dan sebagainya.Tumbuh-tumbuhan dapat digunakan sebagai penawar dan peracun dalam kehidupan seharian manusia.Dalam aspek ini, tumbuh-tumbuhan dapat dibagi kepada dua kategori yaitu tumbuhan beracun dan tidak beracun.. Aspek-aspek yang dikaji adalah tentang bahagian yang tidak  beracun atau berkhasiat bagi manusia terutama pada bagian daunnya.

Tercatat Indonesia memiliki ratusan jenis tanaman yang potensial mengandung bahan obat.Meskipun belum semua terteliti, sekitar 200 jenis tanaman telah melalui proses skrining oleh kalangan peneliti. Konon, Indonesia memang memiliki lebih dari 9.000 spesies tanaman obat.Namun,ternyata baru 350 spesies yang teridentifikasi dan hanya 3–4% yang telah dimanfaatkan secara komersial ( Abdul, 2007 ).

Kapas merupakan salah satu tanaman obat yang ada di Indoneia. Daun Kapas digunakan untuk pengobatan radang usus (enteritis), demam, dan batuk berdahak. Tumbuhan kapas ini merupakan herba satu tahunan, semak tahunan atau jarang berupa pohon kecil, hampir di semua bagian terdapat titik-titik kelenjar minyak berwarna hitam Buah, bunga dan daun Gossypium arboreum       ( daun kapas ) mengandung saponin, flavonoida,polifenol dan alkaloida                 ( Wardiyono, 2007 ).
Selain itu, kapas juga merupakan tanaman serat yang penting di dunia. Serat utama dari tanaman kapas adalah rambut biji yang panjang (`lint`), yang digunakan untuk membuat benang dan dipintal dalam pabrik tekstil, baik digunakan sendiri atau dikombinasi dengan tanaman lain, serat binatang atau serat sintetik. Akar atau kulit akar kapas (mian hua gen) rasanya manis, sifatnya hangat. Berkhasiat tonik pada lambung, limpa, dan vital energi, antitusif, antiasmatik, merangsang kontraksi rahim, mempercepat kelahiran bayi, abortivum, mengurangi keluarnya darah haid, mempermudah pembekuan darah, dan merangsang keluarnya air susu ibu (ASI). Biji kapas (mian hua zi) rasanya pedas, sifatnya panas. Tonik untuk hati dan ginjal, menguatkan tulang punggung dan lutut, menghentikan perdarahan (hemostatis), kontraksi rahim, menekan produksi sperma, pereda demam (antipiretik), antiradang, dan pelembut kulit. Selain itu, mempunyai efek antibakteri dan antivirus  ( Departemen Kesehatan RI, 2007 ) .
Oleh karena itu, penulis lebih tertarik akan khasiat dari tumbuhan herbal kapas ini sehingga dilakukan pengujian metabolit sekunder yang terkandung dalam tumbuhan ini yang terangkum pada paper ini.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari paper ini untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder ( alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, dan saponin ) pada daun kapas sehingga dapat mengetahui manfaat dan kegunaan dari daun herbal ini.
Pembatasan Masalah
Penulis membatasi penulisan ini hanya pada identifikasi tumbuhan kapas pada bagian daunnya yang mengandung kandungan metabolit sekunder.
Perumusan Masalah
Hal ini dilatarbelakangi pada permasalahan bagaimana mengidentifikasi daun beluntas ini dan metabolit sekunder apa yang terkandung di dalamnya.
Manfaat Penulisan
Penulis mengharapkan pada penulisan paper ini dapat memberikan informasi mengenai daun kapas yang mengandung beberapa metabolit sekunder dan manfaatnya sebagai tumbuhan obat.

Botani Tumbuhan
Gossypium arboreum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae  (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta   (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta   (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta   (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida   (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Gossypium
Spesies : Gossypium arboreum L.

Nama Lokal kapas. - Gossypium arboreum Linn.: kapas merah (umum), kapas beureum (Sunda), kapas jawa (Jawa).; - Gossypium barbadense Linn.: kapas rampit, kapas kayu; - Gossypium hirsutum Cav.: kapas mori (Jawa), kapas kejerat (Sumatra).
Deskripsi
  • Perdu, tinggi 2-3 m.
  • Batang berkayu, tegak, bulat, hijau kotor.
  • Daun tunggal, bentuk perisai. bercangap menjari tiga sampai lima, pertulangan menjari, tangkai panjang 6-10 cm, hijau.
  • Bunga tunggal, di ujung cabang dan di ketiak daun, kelopaktiga, bentuk bulat dengan pangkal melengkung, mahkota bulat, kuning.
  • Buah kotak, lonjong, ujung runcing, panjang 5-6 cm, masih muda hijau setelah tua coklat kehitaman.
  • Biji bentuk ginjal, diselimuti rambut putih, hitam.
  • Akar tunggang, putih kotor.
Habitat Saat ini, kapas ditemukan pada 47°N to 32°S. Temperatur optimum untuk perkecambahan adalah 9-30°C dan temperatur minimum sekitar 14-15°C, meski beberapa berkecambah pada suhu hingga 12°C. Untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimum membutuhkan temperatur 25-30°C.
Perbanyakan Perbanyakan kapas dilakukan dengan biji. Pengelolaan biji dan distribusi sangat penting untuk menjamin kualitas dan kemurnian biji.
Bagian yang digunakan Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah biji, akar, daun, clan buah mudanya.
Khasiat tumbuhan Biji digunakan untuk mengatasi:  - disfungsi ereksi (impoten),
- ngompol (enuresis),
- berkeringat pada malam hari,
- wasir, dubur turun (prolaps anus),
- perdarahan clan keluarnya cairan dari liang sanggama (vagina),
- disentri,
- nyeri perut clan ulu hati,
- demam yang hilang timbul,
- radang telinga,
- memperbanyak keluarnya air susu ibu (ASI), dan
- kontrasepsi pada pria.
Akar digunakan untuk:
- terlambat haid,
- mengurangi keluarnya darah haid yang banyak,
- mengurangi nyeri haid akibat endometriosis,
- mempermudah persalinan,
- mengatasi gangguan pencernaan,
- fungsi limpa yang menurun dengan gejala batuk dan sesak akibat lemahnya   energi vital, dan
- menghaluskan tumit yang teraba kasar.
Buah muda digunakan untuk pengobatan: - diare.
Daun digunakan untuk pengobatan:
- radang usus (enteritis),
- demam, dan
- batuk berdahak.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, tidak ada rekomendasi dosis. Urftuk pemakaian luar, giling daun segar sampai halus, lalu gunakan untuk menurap panu, luka, luka bakar, dan memar. Biji yang digiling halus digunakan untuk menurap herpes, skabies, luka, dan radang buah zakar (orkhitis).
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Diare
Cuci clan potong buah kapas yang masih mucla clan segar (lima buah). Rebus dengan satu gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.
Disfungsi ereksi (impoten)
Gongseng biji kapas (300 g) sampai kuning sambil tambahkan arak beras 1-2 sendok teh. Gongseng pula biji bawang putih di tempat terpisah. Selanjutnya, giling semua bahan sampai halus. Untuk pemakaian, ambil 10 g bubuk campuran tadi, larutkan dalam arak dan minum sewaktu perut kosong.
Berkeringat malam
Masukkan biji kapas sebanyak 10 g ke dalam panci email bersama tiga gelas air. Rebus dengan api kecil sampai airnya tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum airnya sekaligus pada waktu perut kosong. Lakukan sekali sehari.
Mempermudah persalinan
Iris akar kapas tipis-tipis, lalu seduh dan minum seperti minum teh.
Catatan:
Ibu hamil dilarang minum rebusan biji clan akar kapas karena dapat menyebabkan keguguran.
Gosipol toksisitasnya rendah, namun menimbulkan beberapa efek samping. Pada sebagian pengguna bisa timbul rasa lemah sementara yang terjadi pada fase awal pengobatan tidak memerlukan pengobatan. Sekitar 1,2% pengguna timbul rasa mual dan muntah, sebagian lagi mengeluh menurunnya hasrat seksual.
Bisa timbul hipokalemia pada sebagian pengguna obat ini tanpa menimbulkan gejala akibat kekurangan kalium. Sebaiknya, pemakaian obat ini dilakukan dengan pengawasan herbalis berpengalaman.
Kandungan kimia Buah, bunga clan daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, dan alkaloid. Kulit akar mengandung gosipol (asesquiterpene) 0,56-2,05%, asparagine, campuran resin, dan arginine. Minyak dari biji mengandung sekitar 2% gosipol dan flavonoid, serta kandungan asam lemak tak jenuh yaitu asam linoleat (54,16%) dan asam oleat (15,58%). Selain itu, terdapat asam lemak jenuh, seperti palmitat, miristat, stearat, dan arakidat. Gosipol berkhasiat menekan produksi sperma dan merangsang kontraksi rahim. Tingginya kadar asam lemak tak jenuh menyebabkan penggunaannya tidak akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Bunga mengandung kaempferol, herbacitrin, quercetin, isoquercetin, gossypetin, clan gossypitrin.
Sumber : 0. Sticker, 1976 Detil Data Gossypium , 2007 37
Sifat – sifat Saponin :
  1. Berasa pahit.
  2. Berbusa dalam air.
  3. Mempunyai sifat detergen yang baik.
  4. Beracun bagi binatang berdarah dingin.
  5. Mempunyai sifat anti inflamatori
  6. Mempunyai aplikasi yang baik dalam preparasi film fotografi.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, senyawa saponin mempunyai kegunaan yang sangat luas, antara lain:
  1. Pembasmi hama udang.
  2. Sebagai detergen pada industri tekstil.
  3. Pembentuk busa pada alat pemadam kebakaran.
  4. Pembentuk busa pada sampo.
  5. Dalam industri farmasi.
Waktu Pelaksanaan
Praktek ini dilaksanakan pada hari jumat, 23  Desember 2007 di Laboratorium Kimia FMIPA UNP.
Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah daun kapas (Gossypium arboreum L )
Alat dan Bahan
Alat
¬       Lumpang  ¬       Pisau/gunting
¬       Plat tetes
¬       Pipet tetes
¬       Corong pemanas  ¬       Pasir halus bersih
¬       Tabung reaksi
¬       Kapas

Bahan
¬       Simplisia tumbuhan ( daun kapas )  ¬       Amoniak – kloroform 0,05 N ( 1 ml amoniak dalam 250 mL kloroform )
¬       H2SO4 2 N
¬       Pereaksi mayer
¬       Pereaksi Wagner
¬       Pereaksi Dragendorf
¬       Metanol
¬       Asam sulfat pekat
¬       Anhidrida asetat
¬       Asam klorida pekat
¬       Serbuk Magnesium.
Hasil
UJI PEREAKSI HASIL
 
Alkaloid
Culvenor – Fitzgerald  Mayer ( - ) larutan bening
Wagner ( - ) larutan berwarna hijau
Dragendorf ( - ) larutan berwarna orange
Flavonoid Shinoda test/sianidin test  Metanol, HCl pekat dan serbuk magnesium ( - ) larutan berwarna hijau
  Steroid /
Terpenoid
Lieberman – Burchard  Kloroform, anhidrida asetat dan H2SO4 pekat ( - )  terpenoid larutan berwarna biru
( + ) steroid menunjukkan larutan berwarna biru
Saponin Uji Busa  Air suling ( - ) busa menghilang setelah 5 menit didiamkan.
Tabel 4.1
Pembahasan
Pada  percobaan yang telah dilakukan dalam mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid dan saponin pada suatu sampel yakni  daun kapas.
Pengidentifikasian tersebut dilakukan dengan beberapa metoda, diantaranya sebagai berikut :
a. Identifikasi Alkaloid
Pengujian alkaloid dengan menggunakan metoda Culvenor – Fitzgerald ini. Lapisan asam sulfat yang merupakan filtrat sesuai dengan prosedur dengan cara menggerus sampel sebanyak 4 gram dalam lumpang dan ditambahkan larutan amonia – kloroform 0,05 N serta H2SO4 2N, lalu diuji dengan menggunakan beberapa pereaksi di antaranya adalah :
F         Pereaksi Mayer
Filtrat yang diuji dengan pereaksi Mayer, terlihat filtrat tetap larutan berwarna bening. Jadi, tes dengan reaksi ini merupakan tes yang negatif, karena tes positif terdapatnya endapan putih atau keruh.
F         Pereaksi Wagner
Filtrat juga diuji dengan pereaksi Wagner, terlihat filtrat berubah jadi larutan berwarna hijau. Jadi, tes dengan reaksi ini juga merupakan tes yang negatif.
F         Pereaksi Dragendorf.
Filtrat juga diuji dengan pereaksi Dragendrof, terlihat filtrat berubah jadi larutan berwarna orange. Jadi, tes dengan reaksi ini juga tesnya yang negatif, padahal tes yang menunjukkan tes positif jika terbentuk endapan orange.
Dari ketiga pereaksi yang diuji pada filtrat ini, didapat hasil yang menunjukkan  tes yang negatif padahal menurut literatur, filtrat yang diuji mengandung senyawa alkaloid atau menunjukkan tes yang positif adanya alkaloid. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang ada, kemungkinan telah terjadi beberapa kesalahan baik dari pengamatan, prosedur ataupun alat dan bahan yang digunakan.
b. Identifikasi Flavonoid
Pengujian dengan mengidentifikasi flavonoid dengan menggunakan metoda Shinoda test/sianidin test. Pada pengujian ini, sampel dirajang halus dan diekstrak dengan metanol lalu dipanaskan ± 5 menit. Setelah dipanaskan sampel ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk magnesium. Hasilnya membentuk larutan yang berwarna hijau sehingga menunjukkan hasil tes yang negatif dikarenakan hasil yang positif terlihat warna larutannya yang berwarna merah / pink atau kuning. Hal ini juga berbeda dengan literatur yang ada bahwa sebenarnya hasil yang ditunjukkan positif mengandung senyawa flavonoid. Kemungkinan telah terjadi kesalahan pada pengamatannya.
c. Identifikasi Steroid / Terpenoid
Metoda yang digunakan adalah metoda Lieberman – Burchard. Pada pengujian ini, lapisan kloroform hasil dari filtrat pada identifikasi alkaloid ditempatkan pada plat tetes dan ditambahkan 5 tetes anhidrida asetat dan dibiarkan mengering. Setelah mengering ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat. Hasilnya menunjukkan tes yang positif untuk steroid, sedangkan tes negatif untuk terpenoid pada daun kapas. Hal ini juga tidak sesuai dengan literatur yang ada bahwa filtrat daun kapas menunjukkan hasil tes yang negatif baik itu pada steroid maupun pada terpenoid. Kemungkinan hal ini terjadi ketika pengambilan filtrat di bagian kloroform masih mengandung lapisan asam sulfat atau kemungkinan lainnya. Padahal pada terpenoid sesuai dengan literatur yang ada karena tidak mengandung terpenoid.
d. Identifikasi Saponin
Identifikasi ini menggunakan metoda uji busa. Dalam pengidentifikasi ini, digunakan daun kapas kering yang dirajang halus, lalu ditambahkan air suling secukupnya dan dipanaskan selama 2 – 3 menit. Setelah dingin, sampel tersebut dikocok kuat – kuat. Pada awalnya, setelah dilakukan pengocokan terbentuk busa. Namun setelah kurang dari 5 menit, busa tersebut hilang dan tidak ada lagi pada sampel. Ini menunjukkan bahwa tes yang dilakukan negatif, sehingga pada tes ini juga ada mengandung saponin. Berbeda dengan literatur yang mana sampel daun kapas mengandung saponin.
Kesimpulan
Berdasarkan pengidentifikasian pada percobaan dan hasilnya dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
a.       Pada daun kapas ( Gossypium arboreum L. ) tidak mengandung senyawa alkaloid yang dikarenakan tesnya menunjukkan negatif pada pereaksi mayer, wagner dan dragendrof.
b.      Daun kapas ( Gossypium arboreum L. ) juga tidak mengandung flavonoid yang berbeda dengan literatur yang mengatakan adanya flavonoid.
c.       Daun kapas ( Gossypium arboreum L. ) mengandung steroid yang juga berbeda dengan literartur yang ada, dengan tidak adanya steroid pada daun kapas.
d.      Metabolit sekunder yang terpenoid tidak terkandung pada daun kapas           ( Gossypium arboreum L. ).
e.       Saponin juga tidak ada terkandung pada daun kapas ( Gossypium arboreum L. ).
f.        Berbedanya senyawa yang dikandung daun kapas menurut literatur dengan hasil percobaan, kemungkinan telah terjadi berbagai kesalahan baik itu bahan, alat, prosedur maupun pengamatan.
Saran
Untuk lebih mengetahui dan mengenal lagi mengenai daun kapas ini, penulis menyarankan sebagai berikut :
a.       Ketika melakukan percobaan, sebaiknya sampel yang akan diuji harus digerus dengan halus / dirajang dengan halus agar kandungan kimia yang dikandung pada sampel dapat keluar.
b.      Dalam penggerusan sampel digunakan alat yang lebih akurat agar didapat sampel yang sangat halus.
c.       Sebaiknya sampel yang digunakan daun yang berumur menengah atau dengan kata lain daunnya tidak terlalu muda maupun juga tidak terlalu tua, kemungkinan hal ini berpengaruh.
d.      Dalam mengidentifikasi sampel tidak difokuskan pada 4 metoda saja dan sebaiknya lebih dari 4 metoda untuk mengidentifikasi sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Alkaloid. Situs Web Wikipedia.
Achmad S. A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Universita terbuka.
Amrun Hidayat, M. Alkaloid Turunan Triptofan. Makalah Ilmiah. In Internet.
Anwar, chairil. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Yogyakarta.
Bernays, E.A. & R.F. Chapman. 1994. Plant selection bt phytophagous insects. Chapman & Hall. Inc. New York.
Departemen Kesehatan RI. 1985. Tanaman Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Fessenden, R dan Fessenden, J. 1986. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Alih bahasa oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Tim Kimia Organik. Penuntun Praktikum Kimia Organik 2. Padang : UNP.
Trevon Robinson. 1991. The Organic Constituents of Higher Plants, Alih bahasa : Dr Kosasih Padmawinata.  Bandung : ITB.
Wardiyono. 2007. Detil Data Gossypium. In Internet.

No comments:

Post a Comment

Tumbuhan Obat

Followers