Automatic translation of this blog page

Monday, June 16, 2014

Kayu putih IV



Kayu Putih (Meialeuca leucadendra L.)

Sinonim: = M. cajuputi, Roxb. = M. cumingiana et lancifolia Turcz. = M. minor Sm. = M. saligna B. = M. viridifolia, Gaertn. = Myrtus leucadendra, Linn, = M. saligna Gmel.
Familia: Myrtaceae
Uraian:
Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah.
Pohon, tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah.
Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau.
Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih.
Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buah kotak, beruang tiga, tiap ruang terdapat banyak biji. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong.
Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.
Nama Lokal:
Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru galang,; Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila),; irono (Haruku), ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng (China).;
Meialeuca leucadendra
Penyakit Yang Dapat Diobati:
Reumatik, Radang usus, Diare, Radang kulit, Batuk, demam, flu.; Sakit kepala, sakit gigi, Ekzema, Nyeri pada tulang dan saraf; Lemah tidak bersemangat (neurasthenia), Susah tidur, Asma;

Bagian Yang Dipakai
Sifat Kimiawi Dan Efek Farmakologis:
Kulit pohon:
Tawar, netral. Penenang.
Daun:
Pedas, kelat, hangat. Menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda kolik (spasmolitik).
Buah:
Berbau aromatis dan pedas. Meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat sakit perut.

Bagian Yang Dipakai
Kandungan Kimia:
Kulit pohon:
Lignin, melaleucin
Daun:
Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.

 

Bagian Yang Dipakai:

Kulit pohon, daun, ranting, buah.
Daun:

Kegunaan:


- Rematik.

- Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia).

- Radang usus, diare, perut kembung.

- Radang kulit.

- Ekzema, sakit kulit karena alergi.

- Batuk, demam, flu.

- Sakit kepala, sakit gigi.

- Sesak napas (asma)
Kulit kayu:
Lemah tidak bersemangat (neurasthenia).

Susah tidur.

 

Pemakaian:

Bagian Yang Dipakai:

Untuk minum:
Daun: 10-15 g, direbus.
Pemakaian luar:
Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci.

Keluhan

Cara Pemakaian:
Rasa lesu dan lemah, insomnia:
 Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. minum.
Rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare:
 Daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.
Radang kulit, ekzema:
 Daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air air bersih sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk mencuci bagian kulit yang sakit.
Luka bernanah:
 Kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada luka terbuka yang bernanah. Ramuan ini akan menghisap nanah dari luka tersebut dan membersihkannya.
Batuk, Demam, Nyeri haid:
Minyak kayu putih secukupnya; Jeruk nipis 1 buah; Kapur sirih 2 jari tangan, Peras buah jeruk nipis, kemudian tambahkan kapur sirih dan minyak kayu putih kemudian diaduk sampai tercampur, dioleskan pada punggung dan dada. Untuk nyeri haid dioleskan pada perut.
Nyeri sendi,
Akar pepaya 10 potong; garam 1 sendok makan; minyak kayu putih 2 sendok makan, masukkan ramuan tersebut dalam botol sirup, tambahkan arak atau alkohol, tutup rapat. Botol tersebut dijemur di sinar matahari selama 10 hari.

Catatan:
Sulingan minyak dari daun dan ranting dinamakan minyak kayu putih (cajeput oil), yang berkhasiat sebagai obat gosok pada bagian tubuh yang sakit atau nyeri, seperti sakit gigi, sakil telinga, sakit kepala, pegal-pegal dan encok, kejang pada kaki atau menghilangkan perut kembung, gatal digigit serangga, luka baru, luka bakar, kadang sebagai obat batuk.
· Minyak kayu putih yang murni, bila dikocok didalam botol, maka gelembung-gelembung yang terbentuk dipermukaan akan cepat menghilang. Bila minyak kayu putih dipalsukan, yaitu dicampur dengan minyak tanah atau bensin, maka gelembung-gelembung yang terbentuk setelah dikocok, tidak akan cepat menghilang.



Gambar Kayu Putih

No comments:

Post a Comment

Tumbuhan Obat

Followers