Tanaman jahe memang banyak gunanya. Mulai dari bumbu dapur, obat,kosmetika,
campuran biskuit, hingga bahan baku
minuman "wine”. Selain menyehatkan, wine jahe bise dijadikan produk industri
rumah.
Tanaman jahe (Zingiber officinale Rose)
merupakan tanaman tahun yang berbatang semu dan tumbuh tegak dengan tinggi 30-100
cm, Nilai tanaman ini terdapat pada bagian rimpangnya (rizoma). Dari rimpang
ini dapat dihasilkan minyak atsiri sekitar 1,5-3%
dan oleoreain 3% yang sangat bermanfaat bagi manusia sebagai bahan baku kosmetik, obat-obatan, penyegar dan penambah cita rasa
makanan.
Mengingat kegunaannya yang begitu banyak,
jahe dapat dimasukkan sebagai salah satu mata dagangan yang cukup potenaial, baik
untuk kebutuhan pasar dalam maupun luar negeri. Sejalan dengan meningkatnya
industri minuman makanan dan farmasi
di Indonesia,
maka rimpang jahe sangat dibutuhkan sebagai bahan baku. Peluang inilah yang harus dimanfaatkan
petani sebaik-baiknya ,
Di negara-negara barat, rimpang jahe banyak
dipakai sebegai campuran dalam industri pembuatan roti, biakuit dan bumbu masak.
Selain itu, juga diproduksi dalam bentuk minuman beralkohol seperti dalam
pembuatan minuman bir atau Wine.
Memang, umumnya jenis minuman bir memakai bahan
baku dari dari buah
anggur yang difermentasi dengan ragi dalam waktu tertentu. Cara ini mulanya
dipakai untuk memberikan nilai tambah pada
buah anggur.
Dalam rangka meningkatkan dayaguna jahe,
tak ada selahnya bila kita coba membuat minumen yang diolah dari dari rimpang
jahe, yang pengolahannya meniru pembuatan wine dari buah anggur.
Jenis jahe yang dipakai
Di nusantara ini umumnya dikenal dua Jenis
jahe, yaitu jahe gajah (yang dijuluki pula jahe badak) dan jahe emprit (disebut
juga jahe Sunti). Dari kedua Jenis jahe ini yang baik digunakan untuk bahan baku pembuatan minuman
adalah jahe gajah, karena kandungan minyak atsirinya sangat rendah, Minyrak atsiri,
:inilah yang mempengaruhi tingkat kepedesan rasa wine.
Selain pemilihan jenis jahe, umurnya pun
diperhatikan. Yang paling baik pada tanaman umur 4-6 bulan, pada saat itu kadar
serat dan tingkat kepedasannya belum begitu tinggi, sehingga dapat memenuhi selera
konsumen.
Kandungan Alkhohol
Sesuai dengan peraturan, yang termasuk
minuman keras golongan A yaitu yang mengandung alkohol 1-5%. sedangkan berdasarkan
standar industri, minuman yang dikategorikan sebagai.obat (anggur obat) memiliki
kandungan alkohol 9-18%.
Dari hasil percobaan yang dilakukan menurut
standar tertentu, diperoleh data bahwa
dengan perlakuan memberi gula sebanyak 30% per volume dari jahe yang difermentuai
15 hari, akan memberikan hasil/rasa wine paling disukai. Dengan kandungan
alkohol sekitar 1,49%. Wine ini termaauk layak dikonsumsi.
Warna wine
Warna wine ditentukan oleh bahan daaus dan
kepekatan Iarutan gula. Umumnya, warna yang didapat mulai dari bening, kuning
kecokletan sampai coklat terang. Dari gradasi warna tersebut, wine jernih atau
bening dengan rasa manis yang paling disukai konsumen, sedangkan rasa asam (masam),
asin dan yang agak pedas kurang disukai karena rasanya kurang harmonis.
Cara Membuat wine jahe
Untuk membuat wine jahe yang enak dan segar,
terlebih dahulu disiapkan bahan-bahan, yakni rimpang jahe segar berusia 4-6
bulan, gula pasir, asam sitrat, nutrisi dan air bersih secukupnya. Sebelum membuat
wine, siapkan starter yang berfungsi sebagai media pertumbuhan khamir dalam proses
peragian(fermentasi) dari jahe untuk dijadikan wine. Sari jahe dibuat dengan perbandingan air dan rimpang !banding satu. Tambakkan
5% gula pasir dari dari jahe, masukkan dalam botol dan sterilken pada suhu 121 derajad Celsius selama 15 menit.
Bila sudah dingin, botol tadi disimpan pada suha ruang selama 24 Jam. Setelah masa
inkubasi dalam ruang sudah lewet, stater ini siap digunakan sebagai pencampur dari
jahe untuk pambuatan .wine jahe dengan proses fermentasi.
Selesai proses pembuatan starter, maka pembuatan
wine yang sebenarnya dimulai. Rimpang jahe yang telah disiapkan dicuci bersih dan
dikupas kulitnya. Setelah dipotong dadu dan ditambah air sebanyak 3x berat
jahe, panaskan 80-90 derajad selama 15 menit, kemudian angkat.
Bila sudah dingin, rebusan rimpang
diblender hingga hancur agar mudah disaring dengan kain bersih. Tambahkan gula
paair sebanyak 3x dari volume dari jahea dan sedikit nutrisi agar terjadi
keharmonisan rasa, jangan lupa menambahkan sedikit asam aitrat, baru kemudian dimasukkan
ke botol. Seleasi itu, lakukan sterilisasi pada suhu 121 derajad Celsius selama
15 menit, angkat Ialu dinginkan.
Larutan yang sudah dingin ini kemudian dicampur
dengan stater yang telah disiapkan sebelumnya. Tujuannya untuk merombak gula
menjadi alkohol. Lakukan proses peragian ini pada suhu kamar selama 15 hari atau
sampai gelembung karbondioksida (CO2) habis. Nah, selesailah prosesnya.
Selamat mencoba, semoge sukses!
Tarmizi, B.Sc,
S.Pd (Alumni ATIP, UT)
No comments:
Post a Comment