Oleh Tarmizi , B.Sc, SPd
Tanaman semak berdaun ungu ini, daunnya banyak mengandung lendir. Konon, zat lendir inilah yang berkhasiat mempercepat penyembuhan penyakit wasir itu.
handeuleum daunnya memang berwarna ungu.
Wungu diduga berasal dari Papua. Kini kita dapat menemukannya dengan mudah di seluruh pelosok tanah air. la bisa tumbuh dengan haik pada dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.250 m dpl. Menyenangi tempat-tempat terbuka dengan iklim kering atau lembab.
Tanaman yang bernama Latin, Graptophyllum pictum (L) Griff. ini, dikenal
dengan bermacam-macam nama. Dikenal sebagai daun
ungu atau handeuleum di daerah
Jawa Barat. Orang Jawa menyebutnya demung
atau temen menurut orang Bali, sedangkan di Madura lazim disebut Karotong.
Semak ini masih tergolong famili
jeruju-jerujuan (Acanthaceae). Tingginya
antara 1,5-3 m. Disebut ungu atau wungu, karena daunnya berwarna ungu,
sekalipun ada juga varietas lain yang tidak berdaun ungu. Hanya saja, jenis
yang berdaun ungulah yang telah diketahui berkhasiat menyembuhkan wasir.
Selain berfungsi
sebagai tanaman obat, karena warna daun dan bunganya yang menarik, wungu banyak
ditanam sebagai tanaman penghias pekarangan. Bunganya yang berwarna merah tua,
akan muncul sepanjang tahun. Sayangnya, di Jawa bunga ini tak berhasil menjadi
buah, sehingga memperbanyaknya hanya mungkin dilakukan dengan setek batang (TRUBUS
246, 1990).
Diambil sarinya
Kecuali daunnya, kulit batang tanaman ini juga banyak mengandung zat lendir. Selain zat lendir, ada juga zat pahit berupa senyawa alkaloid. Untuk keperluan pengobatan, daun tanaman ini bisa diguftakan secara tunggal maupun dicampur dengan bagian tanaman atau bahan-bahan lainnya. Tumbukan daun atau kulit batangnya berguna sebagai bobok untuk mengobati borok, bisul atau bengkak. Bisa juga dengan cara mengolesi daunnya dengan minyak kelapa, lantas dipanaskan di atas api dan ditempelkan pada bisul atau bengkak. Cara lain daunnya digodok dengan air kelapa dan air godokannya bisa dipakai sebagai param pada pembengkakan, puru atau bisul. Untuk mengobati wasir, batu empedu dan sakit lever, daun tanaman ini direbus bersama daun urat (Plantago major L.).
Menurut Drs. Zaenal Arifin dari
Taman Apotik Hidup Air Mancur di Taman Mini, untuk pengobatan wasir, sebaiknya
daun wungu dicampur dengan daun duduk (Desmodium
triquetrum DC.). Daun duduk mengandung asam
silikat 0,5-2,3 %, kalium 1,3-3,0
% dan tanin 7,1-8,6 %. Penelitian di
laboratorium Air Mancur menunjukkan bahwa daun duduk mengandung suatu zat flavonoid
yaitu zat rutin, dengan kadar 0,8-1,8 %. Zat rutin mempunyai sifat
memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Sedangkan daun wungu yang mengandung
zat lendir 35 % bersifat membantu melancarkan pengeluaran tinja sebagai faecal softner. "Kalau dicampur
dengan daun duduk, penggunaan Aun wungu akan lebih baik. Yang satu melicinkan
kotoran dan yang satunya membantu memperkuat dan memperkecil pembuluh darah di
sekitar dubur" kata Arifin lagi.
Namun Ny.
Mondong, Ketua Koperasi Tanaman Obat Bhineka Karya Manunggal, Bogor, telah mengupayakan mengambil ekstrak
atau sari daun wungu ini secara mekanis. Kemudian ekstrak tersebut dibungkus
dengan kantung teh (tea bag) dan disajikan seperti kita meminum teh celup (.Rokhman P.1990).
Bagi penderita wasir, selain minum seduhan daun wungu secara teratur, dianjurkan pula makan pepaya matang, untuk melunakkan kotoran. Penderita wasir juga harus berpantang makan daging kambing, makanan pedas, serta minuman dan makanan panas-panas.
No comments:
Post a Comment