Telur puyuh yang digemari masyarakat Indonesia, juga disukai di luar negeri. Telur puyuh dikonsumsi bukan hanya untuk mendapatkan gizi dan kalori, bahkan seorang dokter di Perancis pernah menggunakan telur puyuh untuk obat penyakit alergi. Dokter tersebut mempraktekkan manfaat telur puyuh pada sekitar 2.000 orang pasien dari berbagai penyakit alergi.
Dokter Perancis tersebut bukanlah orang pertama penemu manfaat telur puyuh, karena bangsa Cina sudah lama menggunakannya untuk penyembuhan alergi sejak beratus-ratus tahun silam. Saat ini pemakaian telur puyuh sudah meluas. di Polandia, Vietnam dan Rusia.
Penemuan khasiat telur puyuh
Pada tahun 1963, Monsieur Cordonier, seorang Perancis pemilik restoran, terpaksa meninggalkan profesinya karena penyakit asma yang diderita isterinya sejak 10 tahun sebelumnya. Hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa isterinya itu alergi terhadap debu dan bulu anjing. Dokter yang mengobatinya menganjurkan agar mereka, pindah ke daerah pedesaan yang udaranya lebih bersih. Demi kesehatan isterinya, anjuran tersebut dipatuhinya.
Di daerah pedesaan tersebut ia membuka usaha peternakan, dan setahun kemudian karena berbagai alasan akhirnya mereka mengkhususkan beternak burung puyuh untuk diambil telurnya. Monsieur sangat bahagia setelah beternak puyuh kemudian dengan cepat istrinya sembuh dari asma, demikian pula penyakit asma yang diderita oleh seorang pegawainya juga sembuh.
Apakah ada hubungan antara kesembuhan tersebut dengan konsumsi telur puyuh? Monsieur Albert, seorang peternak puyuh lain memberikan jawaban secara "empiris" dengan melakukan percobaan terhadap penderita asma lain. Ia melakukan pengobatan selama 9 hari dengan telur puyuh mentah, tanpa memperhatikan mutu telur maupun lamanya penyakit asma yang diderita. Ternyata pengobatan itu berhasil dengan gemilang.
Obat mangkus
Pada tahun 1968 penemuan peternak tersebut diuji oleh dokter Truffier, seorang dokter umum. Setahun kemudian untuk pertama kalinya ia mengobati pasien yang alergi terhadap tepung sari bunga-bungaan (polinose). Kemudian percobaan diperluas pada penyakit alergi lainnya, dan ternyata semuanya memperoleh hasil yang positif (semua sembuh dari alergi ). Sejak itu lebih dari 2000 pasien yang menderita berbagai macam penyakit alergi berhasil disembuhkannya dan hal ini diperkuat oleh keterangan beberapa orang dokter ahli penyakit alergi.
Hal yang paling meyakinkan Dr. Truffi tersebut adalah hasil pengujiannya yang dilakukan oleh Dr.Benveniste, seorang ahli pada Inserim (Institute National de la Sante et de la Recherche Medicale). Penelitian tersebut melakukan pengujian alergi dengan menggunakan metode yang dalam bidang kedokteran dikenal uji degranulasi basofil manusian" atau dikenal dengan metode benveniste sesuai dengan nama penemunya. Uji tersebut menunjukkan hasil negatif (tidak ada lagi alergi) pada 29 dari 30 pasien, setelah diberi pengobatan dengan telur puyuh.
Dr.Truffiler selanjutnya menyimpulkan, telur puyuh lebih efektif terhadap alergi tipe I daripada dengan jenis alergi lainnya. Yang termasuk penyakit alergi tipe I tersebut antara lain asma, rhinitis (radang selaput lendir hidung) dan laringitis (radang tenggorokan) tidak musiman, pollinose (alergi bunga-bungaan yang disertai dengan rhinitis, conjungitivitas dan asma). Biduran (kaligata), syok karena suntikan penisilin, serta beberapa kelainan saluran pencernaan (oedema, muntah-muntah).
Reaksi Alergi
Reaksi alergi disebabkanoleh sesuatu zat yang disebabkan alergen, yang termasuk ke dalam golongan senyawa yang dapat menimbulkan reaksi imunologis (kekebalan). Jadi antigen dapat diibaratkan sebagai penyerang yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia, maka reaksi pertama tubuh untuk mempertahankan diri adalah reaksi "phagositoris" (penghancuran benda asing oleh suatu sel).
Dalam reaksi ini terlihat dua jenis globula darah putih yaitu neurophil dan macrophage. Senyawa yang mengalami phagositosis tersebut dikelilingi oleh suatu gelembung yang kemudian dikatabolisir oleh enzim y ang selanjutnya dibuang ke luar tubuh. Reaksi ini sering tidak efektif untuk menetralkan penyerangan tersebut, sehingga harus dilakukan suatu mekanisme pertahanan tubuh yang lebih kompleks. Mekanisme ini sangat sfesifik, yaitu dikenal sebagai reaksi imunisasi. Reaksi ini dapat melampauai tujuan utamanya dan menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan, inilah yang disebut sebagai reaksi alergi.
Reaksi alergi mengikutsertakan dua jenis globula darah putih, yaitu limfosit serta basofil darah dan ekivalensinya dalam jaringan yaitu mastosit. Limfosit yang jumlahnya sekitar 15-20 persen dari seluruh globula putih dalam darah, secara morfologis serupa tapi menurut asal dan fungsinya heterogien.
Pengobatan
Seperti yang pernah dilakukan oleh Dr.Truffier di Perancis dalam mengobati pasien yang terkena, penyakit alergi tipe I seperti tersebut di atas, dianjurkan kepada pasien yang menderita penyakit alergi supaya dalam pengobatannya dengan telur puyuh yang bersih, dan sehat (telur tidak berbau dan bewarna cerah), masih segar.
Telur puyuh yang terpilih tersebut harus dicuci dengan air bersih ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel dalam telur tersebut. Kemudian telur direbus setengah matang saja, setelah itu dapat dimakan 3 x 3 butir tiap-tiap hari selama 10 hari (minimal). Telur puyuh rebus tersebut dapat dimakan bersama nasi tiap pagi, siang dan sore. Dengan begitu, zat-zat yang ada pada telur puyuh yang bisa menghambat/ mengobati penyakit alergi masih dapat aktif bekerja.
Dengan ditemukannya telur burung puyuh sebagai obat penyakit alergi, maka diperoleh beberapa keuntungan, antara lain biaya pengobatan yang lebih murah, efek samping tidak ada, bahkan diperoleh tambahan gizi yang berupa vitamin dan mineral yang cukup tinggi dari telur tersebut. Sehingga dengan makan telur puyuh tersebut selain penyakit alerginya dapat sembuh, jiga diperoleh keadaan tubuh yang sehat karena kebutuhan gizi bisa dipenuhi.
Tarmizi, B.Sc, S.pd/Universitas Negeri Padang
BAGI sebagian orang, Telur Puyuh mungkin tidak begitu terkenal daripada telur ayam atau telur bebek. Apalagi banyak orang menganggapnya sebagai sumber kolesterol. Padahal, nilai gizinya baik untuk janin hingga kaum lanjut usia.
Biasanya telur ini disajikan dengan cara direbus atau sebagai bahan campuran sayuran (hotplate kangkung, kimlo, dan sup),sambal kentang, atau sebagai isi bakso, tahu, dan siomay.
Kandungan Telur Puyuh
Dilihat dari nilai gizinya, Telur Puyuh tidak kalah dari telur ayam atau telur bebek.Telur puyuh merupakan sumber protein terbaik.100 gram Telur Puyuh mengandung 13,05 gram protein, sedikit lebih tinggi dari telur ayam maupun telur bebek. Di bawah ini berturut-turut perbedaan susunan protein, lemak, karbohidrat, dan abu (dalam %) telur puyuh dibandingkan dengan telur ternak unggas lainnya:
Ayam ras : 12,7; 11,3; 0,9; 1,0
Ayam buras: 13,4; 10,3; 0,9; 1,0
Itik: 13,3; 14,5; 0,7; 1,1
Angsa: 13,9; 13,3; 1,5; 1,1
Merpati: 13,8; 12,0; 0,8; 0,9
Kalkun: 13,1; 11,8; 1,7; 0,8
Puyuh: 13,1; 11,1; 1,0; 1,1
sumber: http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071001002921AADVbE8
Salah satu keunggulan protein telur dibandingkan dengan protein hewani lainnya adalah daya cernanya yang sangat tinggi. Artinya setiap gram protein yang masuk akan dicerna didalam tubuh secara sempurna.
Selain protein, lemak, vitamin, dan mineral, telur puyuh juga kaya akan kolin. Kolin berperan penting didalam tubuh, terutama bagi perkembangan fungsi otak. Hal tersebut berkaitan dengan peran kolin sebagai komponen asetikolin yang berfungsi sebagai pengantar sinyal saraf.
Asupan kolin yang cukup akan membantu kerja sinyal saraf pada otak, sehingga dapat memperkuat daya ingat anak-anak dan menghindari kepikunan pada orang lanjut usia.
Ibu-ibu yang sedang dalam taraf pra kehamilan hingga menyusui, sebaiknya mulai mengonsumsi makanan sumber kolin, seperti telur puyuh, dalam jumlah cukup banyak. Hal tersebut penting untuk mendukung perkembangan otak janin.
Selain itu asupan kolin yang cukup pada saat kehamilan juga dapat mengurangi resiko kematian sel pada janin, yang berarti mengurangi kemungkinan bayi cacat dan keguguran. (sumber:GHS-gizi/jum)
Sebagai Pelindung Mata
SALAH satu ciri khas yang sangat menarik dari telur, termasuk telur puyuh adalah warna kuning telurnya. Warna kuning telur tersebut, bukan sekedar warna yang menyegarkan mata, tetapi juga menunjukkan bahwa telur mengandung senyawa lutein dan Zeaksantin.
Kedua senyawa itu merupakan pigmen yang memberikan warna kuning. Selain memberikan warna kuning, pigmen tersebut ternyata juga mempunyai khasiat kesehatan yang luar biasa.
Didalam retina mata, lutein dan zeaksantin dapat membantu melindungi mata dari kerusakan dengan cara memfilter sinar biru, terutama pada bayi dan anak-anak.
Singkat kata, telur puyuh sangat dianjurkan untuk anak-anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan ataupun ibu-ibu pada masa kehamilan dan menyusui. Orangtua juga dianjurkan untuk mengonsumsi telur puyuh, asalkan tidak mempunyai kadar kolesterol tinggi atau menderita obesitas. (Sumber:GHS-gizi/jum)
Manfaat lain telur puyuh
- Mengandung zat anti kanker
- Memperlambat proses penuaan terutama yang berhubungan dengan kesehatan mata
- Mereduksi risikopenyakit tumor
Telur Puyuh Baik Bagi Semua
Nutrition Thu, 18 Jun 2009 15:30:00 WIB Telur puyuh tidak sepopuler telur ayam atau telur bebek, apalagi banyak orang menganggapnya sebagai sumber kolesterol. Padahal, nilai gizinya baik untuk janin hingga kaum lansia. Puyuh adalah spesies atau subspesies dari genus Coturnix. Burung puyuh pada awalnya termasuk burung yang hidup liar di alam bebas, lalu dibudidayakan di Jepang sebagai burung hias. Penjinakan burung puyuh liar tersebut juga dilakukan di Korea, Cina, dan Taiwan. Beberapa hasil penjinakan tersebut dibawa ke Jepang yang akhirnya menjadi varietas khusus, Coturnix coturnix japanica. Bibit ini sudah tersebar di beberapa negara di Amerika, Eropa, dan Asia (termasuk di Indonesia). Burung puyuh semakin populer dan digemari karena telur dan dagingnya lezat dan bergizi tinggi. Sumber protein Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil, berkaki pendek, dan dapat diadu. Dalam bahasa Jawa, puyuh disebut gemak, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai quail. Peternakan burung puyuh mulai dikenal di Indonesia tahun 1979. Burung puyuh dikenal dengan telurnya yang berukuran kecil. Telur ini umumnya digemari anak-anak karena bentuknya unik dan menggemaskan. Biasanya telur ini disajikan dengan cara direbus atau sebagai bahan campuran sayuran (hotplate kangkung, kimlo, dan sup), sambal kentang, atau sebagai isi bakso, tahu, dan siomay. Dilihat dari nilai gizinya, telur puyuh tidak kalah dari telur ayam ataupun telur bebek. Kandungan zat gizi telur puyuh dibandingkan dengan telur ayam dan telur bebek per 100 gramnya dapat dilihat pada tabel. Kandungan gizi per 100 gram telur puyuh, telur ayam, dan telur bebek
Telur puyuh merupakan sumber protein terbaik. Seratus gram telur puyuh mengandung 13,05 gram protein, sedikit lebih tinggi dari telur ayam maupun telur bebek. Salah satu keunggulan protein telur dibandingkan dengan protein hewani lainnya adalah daya cernanya yang sangat tinggi. Artinya, setiap gram protein yang masuk akan dicerna di dalam tubuh secara sempurna. Nutrisi otak Selain protein, lemak, vitamin, dan mineral, telur puyuh juga kaya akan kolin. Kolin berperan penting di dalam tubuh, terutama bagi perkembangan fungsi otak. Hal tersebut berkaitan dengan peran kolin sebagai komponen asetilkolin yang berfungsi sebagai pengantar sinyal saraf. Asupan kolin yang cukup akan membantu kerja sinyal saraf pada otak, sehingga dapat memperkuat daya ingat anak-anak dan menghindari kepikunan pada orang lanjut usia (lansia). Seratus gram telur puyuh dan telur bebek mengandung 263,4 mg kolin, lebih tinggi daripada kolin yang terdapat pada telur ayam. Namun, kebutuhan kolin setiap orang berbeda-beda. Ibu-ibu yang sedang dalam taraf prakehamilan hingga menyusui, sebaiknya mulai mengonsumsi makanan sumber kolin, seperti telur puyuh, dalam jumlah cukup banyak. Hal tersebut penting untuk mendukung perkembangan otak janin. Selain itu, asupan kolin yang cukup pada saat kehamilan juga dapat mengurangi risiko kematian sel pada janin, yang berarti mengurangi kemungkinan bayi cacat dan keguguran. Sementara asupan kolin pada saat menyusui dimaksudkan untuk mendukung perkembangan otak bayi secara optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Meck dan William (1999) menunjukkan bahwa untuk perkembangan janin yang optimal, pemberian makanan kaya kolin sebaiknya dilakukan pada umur kandungan 20-25 minggu hingga saat melahirkan. Penelitian yang dilakukan Ladd dkk (1993) menunjukkan, kolin tidak hanya baik dikonsumsi mereka yang sedang dalam tahap pertumbuhan, tetapi juga oleh kaum lanjut usia. Mereka yang berada pada usia produktif juga wajib mengonsumsi kolin untuk mempertahankan fungsi otak agar selalu bugar. Selain itu, kolin juga dapat memperbaiki memori otak yang rusak akibat proses penuaan. Melindungi mata Salah satu ciri khas yang sangat menarik dari telur, termasuk telur puyuh, adalah warna kuning telurnya. Warna kuning telur tersebut bukan sekadar warna yang menyegarkan mata, tetapi juga menunjukkan bahwa telur mengandung senyawa lutein dan zeaksantin. Kedua senyawa itu merupakan pigmen yang memberikan warna kuning. Selain memberikan warna kuning, pigmen tersebut ternyata juga mempunyai khasiat kesehatan yang sangat luar biasa. Kata Lutein berasal dari bahasa Latin luteus, yang berarti kuning emas. Demikian juga kata zeaksantin yang berasal dari kata zea yang merujuk pada genus jagung, dan xanthin yang juga berasal dari bahasa Latin yang berarti kuning. Selain pada telur, lutein dan zeaksantin juga banyak terdapat pada sayuran hijau. Hasil penelitian yang dimuat dalam The Journal of Nutrition, Agustus 2004, menunjukkan bahwa lutein pada kuning telur lebih mudah diserap tubuh daripada lutein pada sayuran hijau seperti bayam. Meskipun belum ada penelitian yang menjelaskan secara pasti, kemungkinan besar karena kuning telur banyak mengandung lemak, sehingga lutein lebih mudah larut dan diserap oleh tubuh. Lutein dan zeaksantin tidak mempunyai aktivitas vitamin A, meski keduanya sangat baik untuk mata. Secara alamiah lutein dan zeaksantin terdapat pada retina mata. Konsumsi makanan yang kaya lutein dan zeaksantin akan meningkatkan kandungan lutein dan zeaksantin dalam retina mata. Di dalam retina mata, lutein dan zeaksantin dapat membantu melindungi mata dari kerusakan dengan cara memfilter sinar biru, terutama pada bayi dan anak-anak. Menurut Bone dkk (1992), lutein dan zeaksantin berpotensi menyerap cahaya biru hingga 20-90 persen. Anak-anak sangat berpotensi terkena sinar biru yang berasal dari pancaran sinar matahari, layar televisi, ataupun komputer. Sinar biru sebenarnya adalah sinar yang memiliki panjang gelombang antara 400-500 nm pada spektrum sinar yang masih dapat diterima mata. Namun, pada usia yang masih dini, lensa mata pada anak relatif jernih, sehingga belum maksimal menghambat sinar biru yang masuk. Jika hal tersebut berlangsung lama, sinar tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan menimbulkan luka pada retina mata anak. Singkat kata, telur puyuh sangat dianjurkan untuk anak-anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan ataupun ibu-ibu pada masa kehamilan dan menyusui. Orang tua juga dianjurkan untuk mengonsumsi telur puyuh, asalkan tidak mempunyai kadar kolesterol tinggi atau menderita obesitas. Mengandung Zat Antikanker Tubuh tidak dapat mensintesis sendiri lutein dan zeaksantin yang dibutuhkan tubuh. Karena itu, peran makanan yang kaya akan lutein dan zeaksantin sangat mutlak diperlukan. Dalam hal ini, termasuk telur burung puyuh. Lutein dan zeaksantin tidak hanya diperlukan oleh anak-anak yang berusia dini, tetapi juga bagi orang dewasa. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minimal 30 mg lutein setiap hari dapat memperlambat proses penuaan hingga 40 persen. Tubuh pun terlihat awet muda, terutama yang berhubungan dengan kesehatan mata. Beberapa penelitian menunjukkan, lutein dan zeaksantin juga baik untuk mereduksi risiko penyakit kanker dan tumor. Menurut penelitian Voorrips dkk (2000), konsumsi lutein dan zeaksantin yang dikombinasikan dengan betakriptoxantin, asam folat, dan vitamin C terbukti secara efektif dapat mereduksi risiko tubuh terjangkit kanker paru-paru. Menurut penelitian Haegele dkk (2000) dan Astley dkk (1999), lutein dan zeaksantin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya untuk mencegah kerusakan DNA. Penelitian yang dilakukan oleh Nishino dkk (1999) juga menunjukkan, tikus percobaan yang diberi konsumsi zeaksantin dapat mengurangi risiko terbentuknya tumor hingga empat kali lipat dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi konsumsi zeaksantin. Jangan Takut Kolesterol Banyak orang takut mengonsumsi telur, terutama telur puyuh, karena kadar kolesterolnya tinggi. Padahal, hal itu tidak perlu ditakuti mengingat kolesterol juga diperlukan oleh tubuh, asalkan tidak dikonsumsi secara berlebihan. Untuk menyiasatinya, kita dapat mengonsumsi makanan yang dapat melawan asupan kolesterol. Salah satunya adalah makanan kaya serat pangan (dietary fiber), seperti sayuran, buah-buahan, dan serealia, dalam jumlah banyak. Konsumsi serat pangan yang dianjurkan sekitar 20-30 gram sehari. Selain serat pangan, konsumsi vitamin B kompleks juga dapat membantu menurunkan efek buruk kolesterol. Dengan mengonsumsi 3-6 gram vitamin B kompleks setiap hari, kolesterol total dapat diturunkan sebanyak 15-20 persen, kadar trigliserida 45-50 persen, sedangkan kadar HDL ditingkatkan hingga 20 persen. Kebutuhan akan vitamin B kompleks ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi 200 g serealia seperti roti gandum, beras pecah kulit (brown rice), ataupun oat setiap hari. Vitamin B kompleks juga berperan dalam merangsang pembentukan prostaglandin 12, yaitu hormon yang membantu mencegah agregasi trombosit. Dengan demikian, vitamin B kompleks dapat memperkecil proses aterosklerosis dan akhirnya memperkecil kemungkinan terjadinya serangan jantung. Vitamin C juga berperan sangat penting untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi. Dalam metabolisme kolesterol, vitamin C berperan meningkatkan laju kolesterol yang dibuang dalam bentuk asam empedu, meningkatkan kadar HDL, dan berfungsi sebagai pencahar, sehingga meningkatkan pembuangan kotoran. Namun, vitamin C hanya bekerja pada orang yang mempunyai kadar kolesterol dan trigliserida tinggi. Vitamin C juga berperan penting dalam sintesis kolagen. Padahal, kolagen itu berbentuk serabut kuat dan merupakan jaringan ikat yang penting bagi kulit, otot, pembuluh darah, dan bagian tubuh lainnya. Kehadiran vitamin C dalam pembentukan kolagen merupakan faktor positif untuk mencegah penyakit jantung koroner akibat kolesterol. Angka kecukupan vitamin C per hari untuk orang dewasa ditetapkan sebesar 75 mg untuk wanita dan 90 mg pria. Namun, kebutuhan itu dapat meningkat sesuai dengan kondisi tubuh setiap orang. Vitamin E berperan sebagai antioksidan penting yang dapat menghambat oksidasi LDL, sehingga bisa mencegah risiko penyakit jantung koroner. Sebuah hasil studi di Medical Center, Texas Southwestern University, Amerika Serikat, menunjukkan konsumsi 800 IU vitamin E setiap hari selama tiga bulan dapat memangkas oksidasi LDL sebesar 40 persen. Sebuah studi terhadap 87.000 perawat di Harvard Medical Center menunjukkan bahwa konsumsi vitamin E sebanyak 100-250 IU setiap hari selama dua tahun dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 41 persen. Dari diet sehari-hari, diperkirakan konsumsi vitamin E yang baik untuk mencegah penyakit jantung sekurang-kurangnya adalah sebesar 100 IU setiap hari. Selain itu, olahraga secara teratur, yaitu minimal tiga kali setiap minggu, dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung akibat kolesterol. Jelaslah bahwa kolesterol tidak perlu ditakuti bila dikonsumsi secara cermat. Oleh: Prof. DR. Made Astawan Ahli Teknologi Pangan dan Gizi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumber: Senior |
No comments:
Post a Comment