Automatic translation of this blog page

Wednesday, February 9, 2011

Bahaya di balik Warna Ceria Makanan dan Minuman

Bahaya di balik Warna Ceria Makanan dan Minuman
Oleh Tarmizi, B.Sc, S.Pd
     SEIRING dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, zat warna hasil rekayasa teknologi pun kian berkembang. Oleh karena itu, berbagai warna sintetis diciptakan untuk berbagai jenis keperluan, misalnya untuk tekstil, kulit, peralatan rumah tangga, dan lainnya.
     Namun, sebagian produsen makanan dan minuman juga menggunakan pewarna sintetis untuk produk-produk yang dihasilkannya. Alasannya sederhana, yaitu pewarna sintetis memiliki warna-warni yang cerah dan praktis digunakan, juga harganya relatif murah.
     Pewarna sintetis sebenarnya ada yang aman dan boleh digunakan manusia untuk produk makanan maupun minuman, serta ada yang membahayakan kesehatan. Namun, harus diakui, ada kesulitan bagi konsumen untuk membedakan, manakah makanan dan minuman yang menggunakan zat pewarna alami atau pewarna sintetis yang berbahaya? Ternyata, kesulitan itu tidak saja pada tingkat konsumen, produsennya pun sering mengalami kendala serupa. Hal ini disebabkan tidak semua produk pewarna sintetis mencantumkan penjelasan yang cukup dalam labelnya.
     Pada umumnya, harga zat pewarna sintetis yang dilarang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pewarna sintetis yang aman untuk pangan. Zat pewarna sintetis itu pun tersedia dalam kemasan kecil di pasaran sehingga memungkinkan masyarakat tingkat bawah untuk membelinya. Terkadang pewarna itu sudah dinyatakan untuk tekstil, tapi digunakan juga untuk pewarna makanan karena warnya bagus; cerah ceria.
Selektif
     Pemerintah sebenarnya sudah memberikan aturan, menentukan zat pewarna sintetis yang aman dan diperbolehkan untuk produk maka-nan-minuman. Pewarna yang boleh digunakan itu antara lain: alkanat untuk merah, annato untuk kuning, klorofil untuk hijau, karamel untuk cokelat, violet GB untuk ungu, dan brilliant blue FCF untuk warna biru. Sementara itu, pewarna sintetis yang dilarang untuk digunakan pada produk makanan-minuman, yakni Rhodamin B untuk merah dan Metanil yellow untuk kuning.
     Penentuan boleh tidaknya zat pewarna sintetis digunakan pada produk makanan-minuman harus melalui seleksi yang ketat. Proses sertifikasi itu melalui tahap pengujian kimia, biokimia, toksilogi, dan analisis media terhadap zat warna itu. Pertimbangan yang paling penting, yakni kandungan arsen, timbal, dan logam beratnya.
     Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan kandungan arsennya tak boleh melebihi 0,00014 persen, timbal tak boleh lebih dari 0,001 persen, dan tidak boleh ada logam beratnya. Adapun zat pewarna sintetis yang dilarang untuk produk makanan-minuman disebabkan antara lain pada bahan itu ditemukan residu logam berat yang membahayakan bagi kesehatan.
Bahaya bagi kesehatan
     Walaupun telah dilarang pemerintah, penggunaan zat pewarna sintetis berbahaya masih belum terkendali. Sampai sekarang masih banyak produsen, terutama pembuat makanan dan minuman kelas produksi rumah tangga yang menggunakan zat pewarna sintetis berbahaya; Rhodamin B dan Metanil yellow.
     Perhatikan beberapa jenis makanan dan minuman yang dijual para pedagang. Alasannya, maka-nan-minuman yang memakai zat warna sintetis berbahaya umumnya berpenampilan sangat mencolok seperti kerupuk yang berwarna merah menyala atau minuman yang berwarna kuning terang. Produk makanan-minuman seperti itu sebaiknya tidak dibeli dan dikonsumsi. Pewarna sintetis seperti Rho-damin B dan Metanil yellow diketahui dapat membahayakan kesehatan manusia. Walau memang, belum ada data tentang efek klinik zat itu pada manusia sebagai sampelnya karena cara penelitian seperti itu tidak dibenarkan. Namun, penelitian pada tikus memperlihatkan tikus yang diberi Rhodamin B selama seminggu berturut-turut menunjukkan adanya peningkatan berat hati, ginjal, dan limpa. Perubahan berat itu diikuti perubahan anatomi berupa pembesaran organnya.
     Pembesaran organ itu akan lebih hebat lagi apabila penggunaan Rhodamin B dan Metanil yellow diberikan sekaligus sehingga timbul kanker.
     Sebagaimana diketahui, Metanil yellow berasal dari asam metalinilat dan dipenil alanin sehingga mudah larut dalam air dan alkohol. Berdasarkan kriteria badan kesehatan dunia (WHO), Metanil yellow memiliki tingkat keracunan tingkat tiga atau masih berupa racun yang moderat; tidak lemah dan tidak pula terlalu berat. Dosis letalnya bagi manusia berkisar 0,5-5 gram/kg berat badan. Rhodamin B yang biasa digunakan untuk pewarna kertas, bulu domba, dan sutra ternyata punya catatan bahaya bagi kesehatan. Pewarna sintetis produksi Inggris ini mempunyai rumus kimia C28H31C1N2O3 yang merupakan turunan dari meta dietilaminopenol. Karena sifat kimia dan kandungan logam beratnya, zat pewarna sintetis Rhodamin B termasuk berbahaya untuk kesehatan manusia.(R.M. Soeseno)
     Warna makanan dan minuman memang sering menjadi penggugah selera. Namun di balik cerianya warna hidangan itu, ternyata ada bahaya yang siap mengancam kesehatan karena penggunaan zat pewarna sintetis yang dilarang seperti Rhodamin B dan Metanil yellow. Tarmizi, B.Sc, S.Pd

No comments:

Post a Comment

Tumbuhan Obat

Followers