Automatic translation of this blog page

Tuesday, November 13, 2012

Manajemen Laboratorium-10


lab-lipi
Ini adalah salah satu mata kuliah wajib yang baru diselenggarakan di program studi kimia. Karena ada standarisasi kurikulum, maka mahasiswa wajib untuk mengambil matakuliah bertemakan manajemen dan lingkungan.
Kedua mata kuliah tersebut bisa diambil dari program studi teknik industri untuk matakuliah manajemen dan teknik lingkungan untukmatakuliah lingkungan. Selain itu juga kedua matakuliah tersebut bisa di ambil dari prodi kimia sendiri. Yang selama ini diselenggarakan di prodi kimia adalah ‘kimia lingkungan’, kuliah tentang manajemen sendiri belum ada.
Belajar manajemen laboratorium ternyata membutuhkan kemampuan yang komprehensif. Misalnya, untuk membangun laboratorium butuh arsitek juga lho… tapi arsitek yang ngerti ilmu kimia. Kenapa ? soalnya ketika membangu suatu lab tidak bisa sembarangan menata ruangan – ruangan. MIsalnya, ruangan adminstrasi, manajer, lab penelitian, ruang instrumen, ruang timbang, gudang alat dan gudang bahan, alur evakuasi jika terjadi kebakaran/bencana di lab pun harus ada dll.
Dalam penempatan alat harus diperhatikan dengan sangat. Kita harus mengenali karakter alat tersebut. Alat seperti HPLC (High Pressure Liquid Chromatography) – GC MS (Gas Chromatography Mass Spectrophotometer) jangan di satu ruangkan dengan alat FTIR (Fourier transform infrared spectroscopy). Dalam pengoperasian HPLC dan GC MS membutuhkan pompa besar sehingga menghasilkan getaran sedangkan FTIR sangat sensitif terhadap getaran. Hohoho… bayangpun kalau di satu ruangkan, pengukurannya pasti tidak akan akurat.
Kemampuan seorang kimiawan untuk mengenali sifat – sifat bahan kimia ternyata amat sangat diperlukan. Bahan – bahan kimia di tempatkan di lemari bukan berdasarkan alfabet tapi dari sifat kereaktifannya. Ingat ini bukan perpustakaan dimana buku – buku di susun dalam rak berdasarkan alfabetnya.
Asam – asam sebaiknya disimpan dalam lemari tersendiri. Bahan beracun seperti kalium sianida (KCN), asam oksalat (H2C2O4 . 2 H2O), raksa (Hg) disimpan dalam lemari yang terkunci, jika tidak… zat – zat berbahaya ini bisa disalah gunakan misalnya untuk bunuh diri (hiiy.. nggak banget). Bahan kimia yang bau dan mudah menguap seperti asam asetat (wuih baunya asyemm banget), amoniak disimpan dalam lemari yang berventilasi. Ventilasi lemari ini berupa pipa yang menuju keluar ruangan jadi gasnya bisa langsung menuju udara terbuka. Bahan yang mudah terbakar seperti eter (sedikit aja ada api dah langsung terbakar lho..), fosfor, alkohol, aseton disimpan dalam lemari yang terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar.
Bahan kimia juga harus diberi label sesuai dengan isinya. Biasanya seiring berjalannya waktu, tulisan dalam label bisa memudar, nah… ini harus segera di ganti! ika tidak, bisa berbahaya!
Dulu, himpunan AMISCA dipakai untuk gudang limbah. Jadi zat – zat kimia yang labelnya tidak jelas di simpan dalam gudang limbah. Semakin hari, botol – botol tak jelas semakin bertambah. Bagaimanapun juga limbah harus diolah/dibuang. Gudang itu bak teror yang menghantui petugas lab. Zat dalam botol – botol tak jelas itu jika diolah/dibuang bisa saja terjadi reaksi yang tak terduga dan berbahaya! Kalau meledak gimana? kalo tiba – tiba menghasilkan gas mematikan… kalau… kalau…
Dan jangan pernah menyimpan zat kimia dalam tempat sisa makanan tanpa melepas labelnya! Soalnya pernah ada kejadian seorang anak kecil minum… apa ya itu namanya… yang buat ngencerin cat tea… dari botol minum aqua terus meninggal. Jadi ayah sang anak nyimpen zat itu di botol aqua tanpa mengganti labelnya. Ini pelajaran buat kita juga. Meski bukan di laboratorium, zat – zat kimia yang disimpan dalam botol/wadah bekas makanan sebaiknya diganti labelnya.
Laboratorium juga harus hidup. Maksudnya pendanaannya lancar. So… kemampuan untuk bekerjasama dengan pihak lain pun di butuhkan. Mahal – mahal lhoo alat/instrumen ataupun zat kimia itu…
Sistem administrasi yang dimiliki oleh laboratorium juga harus rapih dan terdokumentasi dengan baik. Misalnya, pengaturan keluar masuk barang, laporan kegiatan di lab, data – data penelitian dll.
Intinya kalau kerja di laboratorium adalah :
Tulis Apa yang Akan Anda Lakukan, Kerjakan Apa yang Anda Tulis dan Tulis Apa yang Anda Kerjakan!
Kemampuan mengelola sumber daya manusia yang ada pun harus dikuasai oleh seorang manajer. Sudah bukan zamannya lagi manajer itu kerjanya hanya memberi perintah – perintah saja. Zaman sudah berubah kawan… ini bukan masa orba lagi (lhoo…?)




10 LANGKAH MEMBANGUN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KEAMANAN BAHAN KIMIA

Posted  by  & filed under .
Keselamatan dan Keamanan Bahan KimiaBagaimana membangun sistem manajemen keselamatan dan Keamanan Bahan kimia di Laboratorium ?
Salah satu faktor penting dari suksesnya sistem manajemen keselamatan dan keamanan bahan kimia adalah komitmen pimpinan. Pimpinan harus mengambil langkah awal untuk menciptakan rencana dan menugaskan orang untuk menerapkan rencana tersebut.
10 langkah membangun sistem manajemen keselamatan dan keamanan bahan kimia :
1.Bentuklah Komite Pengawasan Keselamatan dan Keamanan dan Tunjuk Petugas Pelaksananya.
Komite pelaksana harus memiliki perwakilan di semua departement dan diberikan waktu, sumber daya khusus dan kewenangan yang diperlukan.
2. Kembangkan pernyataan kebijakan dan keselamatan.
Menetapkan kebijakan formal berarti mendefinisikan, mendokumentasikan, dan menyetujui sistem manajemen keselamatan dan keamanan bahan kimia.
Pernyataan kebijakan formal harus menetapkan harapan dan menyampaikan keinginan lembaga terhadap seluruh petugas laboratorium.
3. Terapkan kontrol administratif.
Kontrol administratif menjelaskan peraturan dan prosedur lembaga tentang praktek keselamatan dan keamanan dan menetapkan tanggung jawab pada individu yang terlibat.
Kontrol ini meliputi
  • Peraturan keselamatan umum,
  • Prosedur kebersihan dan perawatan laboratorium,
  • Panduan penggunaan bahan dan peralatan, dan
  • Dokumen lain yang bisa digunakan untuk menyampaikan peraturan dan harapan kepada semua petugas laboratorium.
4. Identifikasi dan atasi situasi yang sangat berbahaya.
Pelaksanaan evaluasi berbasis resiko akan menentukan dampak dan kecukupan upaya kontroil yang ada, memprioritaskan kebutuhan, dan menerapkan tindakan perbaikan berdasarkan tingkat kepentingan dan sumber daya yang tersedia.
Informasi ini akan memberi dasar bagi terciptanya sistem manajemen keselamatan yang kokoh, serta membantu memprioritaskan berbagai upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan.
5. Evaluasi fasilitas dan atasi kelemahannya.
Keselamatan dan keamaanan harus dipertimbangkan saat merancang dan merawat laboratorium dan ruang kerjanya. Laboratorium harus dirancang untuk memudahkan kerja experiment serta mengurangi kecelakaan.
6.Terapkan prosedur manajemen bahan kimia.
Manajemen bahan kimia  merupakan komponen yang sangat penting dari program keselamatan laboratorium.
Manajemen Bahan kimia meliputi:
  • Prosedur untuk pembelian dan penanganan bahan kimia
  • Ventilasi yang memadai
  • Penggunaan peralatan perllindungan diri secara tepat
  • Peraturan dan prosedur lemba untuk tumpahan dan keadaan darurat
  • Penyimpanan bahan kimia,
  • Pelacakan inventaris bahan kimia,
  • Pengangkutan dan pengiriman bahan kimia,
  • Pembuangan limbah bahan kimia.
7. Kenakan peralatan kontrol tekhnik dan peralatan pelindung diri.
Peralatan kontrol tekhnik seperti lemari asam, merupakan metoda utama untuk mengontrol bahaya di laboratorium bahan kimia. Peralatan pelindung diri, seperti kaca mata pelindung percikan bahan kimia dan pelindung wajah, harus melengkapi peralatan kontrol tekhnik.
8. Rencanakan keadaan darurat.
Langkah langkah pengembangan rencana keadaan darurat meliputi :
  • Menilai jenis kecelakaan yang mungkin terjadi
  • Mengidentifikasi pembuat keputusan dan pemangku kepentingan serta prioritas laboratorium.
  • Membuat rencana keadaan darurat yang teridentifikasi dalam langkah pertama
  • Melatih staff tentang prosedur yang dijabarkan dalam rencana tersebut.
9. Identifikasi dan atasi halangan sesuai dengan praktik terbaik keamanan dan  keselamatan .
Praktik keamanan dan keselamatan yang baik termasuk meminta semua petugas senantiasa mematuhi kebijakan dan prosedur. Namun, mengubah perilaku dan memupuk budaya praktik terbaik sering kali merupakan upaya yang menantang.
Lembaga harus mengidentifikasi halangan dan menetapkan insentif agar petugas laboratorium mematuhi upaya keselamatan dan keamanan.
10. Latih, komunikasikan dan bina.
Cara terbaik untuk mnciptakan budaya keselamatan di tempat kerja adalah dengan memberi teladan yang baik sertiap hari dengan mematuhi dan menegakkan peraturan dan prosedur keselamatan dan keamanan setiap hari.
Sangatlah penting untuk membentuk sistem pelatihan dan pembinaan semua orang yang bekerja di laboratorium dan terdokumentasi dengan baik.
Setiap lembaga harus menentukan saluran komunikasi yang efektif tentang keselmatan bahan kimia dengan petugas di semua tingkat lembaga.
Demikian salah satu share kami tentang  10 Langkah membangun sistem manajemen keselamatan dan keamanan bahan kimia di Laboratorium.
Jika ada informasi lain yang dibutuhkan seperti manajemen bahan kimia termasuk cara penyimpanan bahan kimia yang benar silahkan hubungi kami di 0852 – 6727 – 7949 atau e-mail kami disales@alatalatlaboratorium.com
Artikel yang berhubungan :
Bergabunglah bersama lebih dari 250 orang di Mailing List kami, dan dapatkan banyak informasi langsung ke e-mail anda .

No comments:

Post a Comment

Tumbuhan Obat

Followers