4
|
Pemeliharaan
Laboratorium
A.
Kompetensi Laboran/Pengelola
Masalah pemeliharaan alat biasanya sangat erat
hubungannya dengan cara menyimpan alat tersebut. Awet tidaknya suatu alat juga
sangat ditentukan oleh pribadi-pribadi yang menggunakan laboratorium dan alat
itu.
Untuk mencegah kerusakan, pertama-tama haruslah
dijaga secara ketat tata tertib kerja yang berdisiplin. Tiap siswa, sebelum
praktik dalam laboratorium harus mempelajari tata tertib laboratorium dan
menaatinya.
Setiap alat yang akan disimpan di dalam lemari
atau rak setelah praktikum selesai harus dibersihkan terlebih dahulu. Untuk hal
ini guru berkewajiban meneliti kebersihan dan kelengkapan alat-alat itu,
demikian pula meja praktik siswa.
Siswa atau kelompok siswa yang melalaikan
kewajiban ini hendaknya mendapat sanksi yang nyata.
Kerusakan alat sering terjadi karena kesalahan
memperlakukan alat tersebut. Hal ini sering terjadi pada alat-alat ukur,
listrik seperti amperemeter, voltmeter, multimeter, dan galvanometer. Karena
itu, guru harus menerangkan cara kerja alat-alat tersebut sebaik-baiknya
sebelum suatu percobaan dengan alat yang bersangkutan dimulai. Akan lebih baik
lagi jika tiap-tiap laboratorium sudah mempunyai buku petunjuk tentang
pemakaian alat-alat yang masih asing bagi siswa. Sebelum siswa menghubungkan
rangkaian yang telah disusun dengan sumber tegangan listrik, sebaiknya guru
terlebih dahulu memeriksa rangkaian tersebut.
Perbaikan alat-alat yang rusak hendaknya
dilakukan oleh orang yang benar-benar mengerti seluk-beluk alat itu. Sebaiknya
guru dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil.
Perbaikan alat yang rusak hendaknya segera
dilakukan. Untuk setiap perbaikan alat hendaklah diperhitungkan dan
dipertimbangkan, apakah ongkos dan lamanya waktu cukup memadai. Alat yang tidak
mungkin diperbaiki lagi, dimanfaatkan saja untuk keperluan lain atau dibuang
saja, sehingga laboratorium yang sangat berharga tidak menjadi tempat
bertumpuknya benda-benda yang tak berguna lagi.
Sebelum suatu percobaan dilakukan oleh siswa,
seharusnya guru telah mencobanya. Guru harus sudah mempersiapkan alat-alat
percobaan sebelum siswa memasuki ruang praktik. Dengan demikian, segalanya
dapat dilakukan dengan tenang dan tertib. Perawatan berkala terhadap alat
tertentu, hendaknya betul-betul dilakukan secara tertib dan teratur untuk
menghindari alat tersebut dari kerusakan. Sewajarnya, setiap laboratorium
fisika memiliki satu set alat listrik, alat pertukangan kayu dan perbengkelan
yang sederhana untuk menunjang usaha pemeliharaan dan perbaikan alat-alat yang
ada.
Seorang laboran (pegawal khusus yang mengurusi
laboratorium) biasa mendapat tanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan dan
perbaikan ringan terhadap perlengkapan laboratorium. Karena itu, seorang
laboran harus mempunyai pengetahuan yang luas mengenai perlengkapan
laboratorium. la harus juga mengetahui dengan baik dasar PPPK dan keselamatan
kerja dalam laboratorium. Karena itu, wajib mengetahui dengan baik unsur-unsur
penyebab kecelakaan dan bagaimana penanggulangannya secara cepat dan tepat.
Untuk memenuhi tugas yang tidak ringan itu,
seorang laboran harus menguasai hal sebagai berikut:
1. Dapat menggunakan alat
pemadam kebakaran dengan terampil
2. Dapat bertindak dengan
cepat dan tepat, bila terjadi:
a. seseorang mendapat
luka bakar,
b. kebakaran kecil
dalam laboratorium,
c. kebakaran besar
dalam laboratorium;
3. Mengetahui dengan tepat
letak sakelar pusat, kran gas pusat dan kran air pusat
4. Mengetahui dengan tepat
letak, peranan ruang pembuangan dan kebersihan saluran yang menuju ke tempat
tersebut
5. Dapat bertindak dengan
cepat dan tepat bila:
a. terdapat bau gas
yang kuat dalam laboratorium,
b. terdapat luapan
air dalam laboratorium, aliran listrik untuk sebagian atau keseluruhan
terputus.
6. Menentukan dengan tepat
daya sekering untuk setiap alat laboratorium
7. Dapat menerangkan
kegunaan berbagai jenis statif, stiker, dan jepitan dalam laboratorium
8. Mengetahui alat-alat
tertentu yang perlu dibumikan
9. Dapat memperbaiki
kerusakan ringan alat-alat listrik;
10. Mengetahui cara yang tepat untuk memelihara papan distribusi
listrik dan multiple adaptor
11. Mengetahui cara kerja angka sorong dan mikrometer, dan
mengetahui pula tingkat ketelitian alat-alat ini
12. Mengetahui cara menggunakan berbagai jenis timbangan dan batas
daya bebannya. Dapat menentunkan dengan tepat timbangan-timbangan yang
membutuhkan perbaikan
13. Mengetahui cara menggunakan multimeter untuk mengukur tegangan
arus AC dan DC, juga menentukan waktu yang tepat untuk penggantian
baterai-baterainya
14. Mengetahui cara kerja dan membersihkan mikroskop;
15. Mengetahui cara menggunakan termostat untuk mengatur suhu
16. Meneliti kebersihan dan siap pakai semua alat
17. Dapat menentukan pemakaian zat pencuci yang tepat untuk
alat-alat seperti pipet, buret, gelas, tabung kaca, porselin, dan plastik
18. Mengetahui cara menyimpan dan membersihkan alat optik, dan
sebagainya.
B.
Tugas
dan Kewajiban Bendaharawan Perlengkapan
Berdasarkan
pasal 55 dan 77 Undang-Undang Perbendaharaan Negara, Kepala Gudang/Bendaharawan
Perlengkapan berkewajiban: menerima, menyimpan, dan menge-luarkan barang. Konsekuensi
dari tugas-tugas tersebut kepada seorang Bendaharawan Perlengkapan dituntut suatu
pertanggung-jawaban yang meyakinkan kepada atasan atau yang berwewenang.
Untuk
membantu tanggung jawab Bendaharawan perlengkapan diangkat regu (tim)
Penelitian/Pemeriksaan Barang yang bertugas memberikan penilaian serta
pengesahan barang-barang yang dibeli sesuai dengan perencanaan pengadaan, juga
pada waktu pemeriksaan barang (stock opname).
Pada
pokoknya pertanggungjawaban seorang Bendaharawan Perlengkapan meliputi:
a. administrasi
pergudangan
b. keamanan
c. penyaluran pemakaian
d. pemeriksaan barang.
Mengingat
betapa beratnya tanggung jawab, seorang Bendaharawan Perlengkapan, ia harus
memenuhi persyaratan:.
a. pendidikan yang cukup
b. pengetahuan
tetang barang
c. serta
punya kepribadian yang tinggi dan memiliki rasa tanggung jawab
1. Administrasi Barang
Untuk bisa melakukan administrasi yang baik, di
samping tenaga yang cukup berpengalaman dan mengetahui tentang pengurusan
barang, diperlukan alat-alat, kertas-kertas, buku-buku, dan kartu-kartu
formulir yang cukup banyak jumlahnya.
Agar para pegawai mudah melakukan tugasnya,
perlu dibuat tatacara pekerjaan administrasi, antara lain pedoman tentang
pembukuan atau inventarisasi barang, menggolongkan jenis barang sesuai dengan
bentuk formulir yang dilampirkan, penentuan siapa yang berhak menandatangani berita
acara, berapa helai berita acara, serta kelengkapan bon-bon pembelian atau
faktur pengiriman barang dan faktur harga barang.
2. Pembagian Tugas
Yang dimaksud dengan pembagian tugas ialah penyerahan pekerjaan kepada
masing-masing petugas dengan memperhati-kan jabatan dan wewenangnya.
Tugas-tugas dalam gudang yang harus
diperhatikan oleh Bendaharawan Perlengkapan antara lain :
1. Kunci
gudang berada dalam tanggung jawabnya.
2. Kunci duplikat diserahkan kepada atasannya.
3. Masing-masing staf gudang harus berada di tempatnya pada waktu
jam kerja dan ruang petugas sebaiknya di luar ruangan gudang. Dengan demikian,
gudang hanya dibuka pada waktu-waktu penerimaan dan pengeluaran barang saja.
4. Kepada para petugas sesuai dengan jabatannya diserahi tugas
masing-masing, misalnya siapa yang berkewajiban dalam menangani pembukuan,
penyusunan laporan, penandatanganan berita acara, penandatanganan kwitansi bon
pembelian/pengiriman, penandatanganan surat-surat perintah kerja,
pendistribusian, penandatanganan penghapusan barang, dan sebagainya.
Jika
Bendaharawan Perlengkapan berhalangan, supaya dibuat surat pengurusan barang
dengan memuat batasan tanggung-jawab pengganti atau pejabat yang ditunjuk.
3.
Pemeliharaan
dalam Gudang
Yang
dimaksud dengan pemeliharaan dalam gudang ialah mengatur barang-barang yang
disimpan dalam gudang, sehingga terhindar dari kerusakan karena hawa
penyimpanan yang tidak teratur, dan sebagainya.
Untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,
misalnya kebakaran, perlu disediakan alat pemadam kebakaran, mematikan lampu
jika tidak diperlukan, jangan merokok dalam ruangan, tidak menyimpan bahan
bakar dan sebagainya. Kebersihan harus dijaga, sehingga barang-barang bebas
dari pengaruh debu.
C.
Pemeliharaan
1 Umum
Secara umum, pemeliharaan
alat-alat berlandaskan pada kebersihan, kering serta teraturnya tempat
menyimpan alat-alat yang berukuran panjang, seperti penggaris dan pipa kaca.
Bangku optik hendaknya disimpan dalam posisi mendatar agar tidak menjadi
bengkok (melengkung).
Alat-alat yang terbuat dari
logam seperti statif dan kaki tiga hendaknya dicat agar tidak berkarat. Sebelum
dicat alat-alat ini dibersihkan lebih dahulu dengan kertas ampelas.
Membawa alat dari kaca
seperti tabung kaca, pipa kaca yang berukuran panjang, sebaiknya dalam posisi
tegak untuk menghindari kemungkinan pecah karena benturan.
Mencuci alat dari kaca atau
plastik hendaknya dengan sabun, bila kotoran yang melekat pada alat dari kaca
sukar dibersihkan, rendamlah bagian alat yang kotor itu dalam larutan 100 gram
kalium bikromat dalam 100 gram asam sulfat pekat yang diencerkan dengan satu
liter air. Untuk mencegah macet-nya sumbat dari kaca, hendaknya sumbat ini
dipasang dalam keadaan bersih dan kering atau disisipi kertas.
2 Perlengkapan Laboratorium
Kran air dan gas harus secara
teratur diperiksa. Kran yang bocor atau macet harus segera di perbaiki atau
diganti guna menjaga kelancaran praktikum. Penyekat karet atau kulit kran air
yang sudah aus diganti dengan yang baru agar kran tidak bocor.
Saluran pembuangan pada
bak-bak cuci haruslah selalu di jaga kebersihannya agar tidak tersumbat. Juga
saluran pembuangan yang menuju septictank harus selalu dibersihkan agar
kelancaran aliran air kotor tidak terganggu.
Stop kontak listrik harus
diperiksa secara berkala, jangan menunggu sampai terjadi hubungan pendek,
karena hal ini mungkin akan merusak alat yang dihubungkan dengan stop kontak
tersebut. Jika tenaga listrik diperoleh dari generator, perlu dijaga :
·tinggi minyak mesin diesel generator cukup dan diganti
pada waktunya;
·kebersihan rotor dan stator termasuk sikat-sikat
karbonnya;
·putuskan dahulu hubungan generator dengan laboratorium
sebelum mesin diesel generator dimatikan.
Hal ini perlu dilakukan
untuk menjaga mesin generator diesel dan alat-alat dalam laboratorium agar
tidak rusak.
Gantilah sekring yang
putus dalam laboratorium dengan yang baru dan jangan sekali-kali memperbaiki
sekring yang putus dengan kawat, karena ini dapat menimbulkan kebakaran atau
kerusakan pada alat listrik dalam laboratorium bila terjadi hubungan pendek.
3 Alat Ukur
Pada dasarnya,
pemeliharaan alat-alat ukur ditujukan pada pencegahan kerusakan. Tindakan
pertama ditujukan pada usaha menjaga alat itu tetap bersih, sehingga mekanisme
alat tetap berfungsi sebagaimana mestinya, misalnya alat-alat seperti jangka
sorong, mikrometer sekrup, dan timbangan.
Timbangan harus dijaga
agar tidak dipakai melampaui daya beban yang telah ditentukan, agar batu
timbangan tetap lengkap.
Perbaikan timbangan
sebaiknya dilakukan secara berkaIa, kerusakan-kerusakan perlu diketahui sedini
mungkin, agar kerusakan tidak bertambah berat atau tidak dapat diperbaiki lagi.
4 Alat Optik
Cara menyimpan alat-alat
optik sudah diuraikan dalam bab yang terdahulu secara terperinci. Meskipun
demikian, sebaiknya keadaan lensa-lensa dan filter-filter hendaknya tetap
diperiksa secara berkala, sehingga bila ada kotoran atau jamur dapat diketahui
secepat mungkin.
Untuk
membersihkan lensa hendaklah digunakan kertas lensa khusus, caranya adalah
sebagai berikut:
·
Dibersihkan dahulu dengan brass
blower untuk menghilangkan debu-debu yang melekat pada lensa;
·
Kemudian digosok ringan
dengan kertas khusus dan menggosoknya dengan arah melingkar;
·
Kalau digunakan cairan
pembersih lensa (lensa cleaner fluid) janganlah digunakan berlebihan.
Untuk
membersihkan jamur yang terdapat pada susunan lensa komponen bagian dalam,
sebaiknya diserahkan kepada seorang ahli.
Slide,
film strip, dan film di bagian gambarnya tidak boleh dipegang, karena sidik
jari tangan akan berbekas. Untuk menghindari alat-alat optik dari jamur,
sebaiknya lemari atau rak tempat menyimpan alat-alat optik dilengkapi dengan
lampu penerangan secukupnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari udara lembab
dalam lemari tersebut.
5 Alat Listrik
Bila
sumber tenaga listrik dalam laboratorium mempunyai tegangan dua macam, 110 volt
dan 220 volt, sebaiknya stop kontak masing-masing tegangan diberi tanda atau
kode atau digunakan stop kontak yang berlainan warna atau bentuk. Tanda atau
kode ini harus diketahui oleh semua pemakai laboratorium untuk mencegah salah
sambung yang bisa mengakibatkan kerusakan alat-alat.
Sebaiknya
rangkaian listrik laboratorium dipasang sebuah stabilisator tegangan listrik
dengan kapasitas yang memadai untuk melindungi alat-alat listrik yang peka
terhadap perubahan tegangan listrik. Biasanya, menekan tombol ke posisi off dan
putuskan hubungan dengan jaringan arus listrik untuk alat-alat yang selesai
dipakai.
Klem-klem
penghubung pada alat-alat listrik hendaknya selalu dijaga kebersihannya untuk
menjamin kelancaran kerja alat-alat yang bersangkutan. Baterai-baterai
multimeter haruslah diganti secara berkala tepat pada waktunya untuk menjamin
ketepatan ukur dan mencegah kerusakan multimeter. Kerusakan multimeter yang
paling umum disebabkan siswa yang menghubungkan multimete ke rangkaian AC tanpa
mengikuti petunjuk yang semestinya. Dalam hal ini bagian belakang multimeter
harus dibuka dan komponen yang rusak diganti dengan komponen baru yang sesuai.
Jika
terdapat kerusakan alat listrik yang lebih rumit, janganlah segera membongkarnya,
tetapi periksalah dahulu sekringnya karena alat-alat ini memiliki sekring
pengaman. Bila ternyata sekring putus, segera ganti sekring tersebut dengan
sekring yang baru dan sesuai. Jika bukan sekringnya yang putus, sebaiknya
perbaikan diserahkan kepada orang yang mengetahui seluk-beluk alat listrik yang
rusak.
Percobaan
dengan tabung-tabung Geissler memerlukan kecermatan guru dalam bertindak,
sebab, percobaan ini memerlukan aliran listrik tegangan tinggi. Siswa yang
berada terlalu dekat dengan kabel tegangan tinggi mungkin mendapat kejutan
listrik. Sebaiknya, jangan digunakan aliran listrik dengan tegangan lebih besar
dari 5 kv, sebab dapat menimbulkan sinar X dari tabung-tabung tersebut, yang
sangat berbahaya bagi keselamatan kita.
6 Alat
Magnet
Magnet
batang sebaiknya disimpan berpasangan, sejajar dengan kutub-kutub berlawanan
dan ditutup dengan batang besi lunak pada kutub-kutubnya. Kutub-kutub magnet
berbentuk U harus pula disimpan dengan menghubungkan kutub-kutubnya memakai
besi lunak. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kekuatan kutub-kutub magnet
tersebut.
D.
Disiplin
di laboratorium
Tugas
yang mungkin paling sukar dan banyak memerlukan waktu serta tenaga ialah tugas
orang yang mengelola organisasi laboratorium. Termasuk dalam tugas ini di
antaranya ialah mengatur dan memelihara alat dan bahan, mengadakan dan membeli alat
serta bahan, menjaga disiplin laboratorium dan keselamatan laboratorium.
Seorang
guru IPA diharapkan tidak hanya tahu bagaimana mengajarkan IPA sesuai dengan
bidangnya, tetapi juga harus tahu bagaimana mengurus alat dan bahan pelajaran
IPA. Lebih-lebih jika guru yang bersangkutan diserahi tugas mengelola
laboratorium, ia tidak hanya harus tahu bagaimana mengorganisasi laboratorium
tetapi juga semua pekerjaan dan keamanan laboratorium dapat berjalan dengan
baik. Oleh karena itu, pengelola laboratorium tidak hanya berhadapan dengan
guru-guru lain yang mempergunakan laboratorium yang menjadi tanggung jawabnya,
ia juga berhadapan dengan kepala sekolah tempat ia mempertanggungjawabkan
tugasnya.
Kepala
sekolah sebagai penanggung jawab sekolah secara keseluruhan, baik administrasi
pendidikan maupun teknis pendidikan, memerlukan beberapa orang pembantu untuk
melaksanakan tugasnya. Pembantu-pembantu ini di antaranya ialah wakil kepala
sekolah. Di samping kepala sekolah dan wakil kepala sekolah biasanya terdapat
juga koordinator mata pelajaran, misalnya koordinator mata pelajaran IPA, IPS,
Bahasa dan lain-lain. Setiap koordinator ini bertanggung jawab atas kemajuan
dan kelancaran pelajaran yang dikoordinasikannya.
Khusus
bagi koordinator mata pelajaran IPA, biasanya dibagi lagi atas subkoordinator
fisika, biologi, kimia, dan IPBA. Masing-masing subkoordinator tadi bertanggung
jawab pada mata pelajaran yang dikoordinasikannya, termasuk pengelolaan
laboratorium. Koordinator mengadakan pertemuan dengan guru-guru yang
dikoordinasikannya untuk menentukan langkah-langkah serta peraturan dalam
rangka melaksanakan tugas pengajaran. Dalam pertemuan ini bisa diatur hari-hari
beserta jam pemakaian laboratorium, supaya laboratorium dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin.
Di samping peraturan-peraturan yang ada harus
dipatuhi, juga kerja sama antara pengeIola laboratorium dan pemakai
laboratorium (guru dan siswa) harus baik, demi kelancaran tugas masing-masing.
Administrasi
alat dan bahan juga termasuk tugas pengelola laboratorium. Penanganan administrasi
alat dan bahan ini dilakukan dengan sistem tertentu. Hasil dari administrasi alat dan bahan ini
akhirnya menjadi bahan untuk membuat laporan bulanan, semesteran atau bahkan
laporan tahunan. Dari hasil laporan ini dibuatlah perencanaan tahun berikutnya
tentang jenis alat dan bahan yang akan dibeli untuk mengganti yang habis atau
rusak.
Administrasi
alat dan bahan ini, jika dikerjakan dengan baik akan menolong kepala sekolah
dalam memberikan laporan periodik kepada atasan langsung tentang alat-alat dan
bahan inventaris yang menjadi wewenangnya.
Tugas
yang tidak kalah “pentingnya” dan mungkin tugas yang paling memakan pikiran dan
tenaga dalam mengelola laboratorium ialah menjaga keamanan dan keselamatan
laboratorium, termasuk isi dan
penggunaannya. Perlu ditekankan di sini bahwa laboratorium, jika tidak tertib
dan hati-hati cara memakainya, maka akan menjadi sumber marabahaya karena alat
dan bahan yang ada dalam laboratorium itu ada yang dapat menimbulkan bahaya,
bahkan ada yang bisa menimbulkan kematian. Di samping itu, banyak di antara
alat-alat itu yang mahal harganya sehingga kemungkinan besar alat-alat itu
menjadi incaran orang-orang yang tidak bertanggung-jawab, akibatnya merugikan
sekolah sendiri. Oleh karena itu, masalah penjagaan keamanan dan keselamatan
laboratorium hendaklah sepenuhnya diperhatikan oleh pengelola laboratorium.
Pengelola laboratorium adalah orang pertama yang mendapat pertanyaan jika
terjadi sesuatu dalam laboratorium yang dikelolanya.
Tugas
pengelola laboratorium cukup berat, sebaiknya ia dibantu oleh seorang laboran
tertentu dari pegawai. Sebagai pembantu pengelola laboratorium, maka laboran
harus juga mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan penge-lolaan
laboratorium. Alangkah tepatnya jika tenaga yang ada merupakan tamatan SMA
jurusan pasti alam (IPA) karena alat-alat yang ada dalam laboratorium tidak
merupakan hal baru baginya. Juga laboran tersebut kalau perlu menjadi pembantu
guru dalam membimbing siswa-siswa dalam melakukan praktik.
Untuk
menjaga keamanan dan keselamatan laboratorium hendaknya disiplin di dalam
laboratorium selalu mendapat perhatian penuh. Disiplin di dalam laboratorium
hendaknya lebih diketatkan daripada disiplin di dalam kelas. Karena, sekali
disiplin dilanggar, maka akan sukar melanjutkan langkah-langkah berikutnya
dalam usaha menjaga keamanan dan keselamatan. Memang kebebasan merupakan kunci
dari pendidikan modern, tetapi kebebasan tidak berarti tanpa disiplin, terutama
bagi mereka yang bekerja di dalam laboratorium.
Perlu
ditekankan para siswa bahwa disiplin bukan untuk kepentingan guru sendiri
supaya ia mendapat pujian dari kepala sekolah, tetapi untuk kepentingan siswa,
agar ia dalam bekerja tidak mendapat bahaya dan menimbulkan bahaya bagi
pemakaian laboratotium lainnya.
Kelas
harus di bawah kontrol guru dan guru hendaknya merupakan penguasa tunggal dalam
laboratorium. BiasakanIah siswa melakukan disiplin yang baik. Jika ada siswa
yang melanggar peraturan harus segera dihukum tanpa menundanya. Agar disiplin
dapat terlaksana dengan baik, hendaknya mereka diberikan lembaran tata tertib
dalam taboratorium. Tata tertib ini diberikan kepada siswa untuk dipelajari
sebelum mereka masuk ke dalam laboratorium. Satu lembar dari tata tertib ini
dipasang di dalam ruang laboratorium pada tempat yang mudah dilihat atau pada
papan pengumuman jika ada.
Isi
tata tertib dalam laboratorium di antaranya: larangan, suruhan, dan petunjuk.
Umpamanya, larangan merokok dalam laboratorium, suruhan menjaga kebersihan, dan
petunjuk bagaimana cara mencegah bahaya atau kerusakan yang mungkin dapat
timbul dari percobaan yang sedang dilakukan.
Dalam
tata tertib itu jangan terlalu banyak memberikan larangan. Lebih baik memberi
tahu siswa secara pasti apa yang harus dilakukan. Dengan tata tertib itu jangan
lalu memberikan kesan bahwa laboratorium merupakan suatu tempat yang banyak
menimbulkan bahaya. Kesan yang demikian akan mengganggu konsentrasi siswa dalam
bekerja. Akan tetapi janganlah dengan tata tertib itu menimbulkan anggapan pada
siswa bahwa laboratorium merupakan tempat untuk melakukan avonturir atau
petualangan.
Walaupun
disiplin dalam laboratorium harus ditegakkan, tetapi janganlah menjadi kaku.
Disiplin yang baik adalah masing-masing siswa bekerja dengan bebas tetapi penuh
tanggung jawab.
Berbicara
di dalam laboratorium diperbolehkan dalam batas-batas tertentu, tetapi
sebaiknya siswa tidak berbicara keras-keras, apalagi berteriak atau tertawa
terbahak-bahak. Berbicara waktu praktik karena diskusi kecil dalam
kelompok/regu merupakan suatu hal yang baik, asal diskusi tersebut tidak
mengganggu kelompok yang lainnya.
Hasil-hasil
percobaan yang didapat dengan cara bekerja sendiri pada kelompoknya mempunyai
arti pendidikan yang lebih baik daripada kalau mereka bekerja saling meniru.
Kesalahan dalam melakukan percobaan merupakan pendidikan berharga, dan
diharapkan mereka tidak akan mengulangi kesalahan itu untuk kedua kalinya.
Contoh
tata tertib dalam laboratorium sebagai berikut :
1. Siswa tidak
diperkenankan masuk ke dalam laboratorium sebelum minta izin kepada guru yang
bertugas.
2. Alat-alat dan bahan
yang ada dalam taboratorium tidak diperkenankan dibawa keluar tanpa seizin
guru.
3. Siswa diwajibkan
menempati tempat yang telah ditentukan oleh guru dan menjaga ketenangan serta
ketertiban di dalam laboratorium selama praktikum.
4. Alat dan bahan harus
digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan. Dalam melakukan
percobaan, siswa harus mengikuti petunjuk yang diberikan dan tidak bekerja
menurut kehendak sendiri.
5. Jika ada alat-alat yang
rusak atau pecah hendaknya siswa segera melaporkan kepada guru.
6. Jika terjadi
kecelakaan, walaupun sekecil apa pun seperti kena kaca, terbakar atau ada bahan
kimia tertelan, hendak-nya siswa segera melaporkan kepada guru.
7. Setelah selesai
melakukan praktikum siswa harus mengembalikan alat-alat ke tempat semula dalam
keadaan bersih.
8. Jagalah kebersihan
laboratarium dan buanglah sampah pada tempat yang telah disediakan, jangan pada
bak cuci.
9. Sebelum meninggalkan
laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih, kran air dan gas telah
ditutup dan hubungan listrik telah diputuskan.
10. Kerusakan atau kehilangan alat atau bahan yang terjadi karena
kelalaian siswa, harus diganti oleh kelompok siswa yang bersangkutan.
11. Siswa yang tidak mengindahkan tata tertib laboratorium atau
tidak menaati petunjuk guru pembimbing, dikeluarkan dari laboratorium.
Bagi siswa yang melakukan
pelanggaran atau tidak menaati tata tertib, harus dilakukan tindakan. Pertama
peringatan biasa, kedua, peringatan bernada keras, ketiga, dilarang untuk
mengikuti praktikum dalam jumlah tertentu, keempat, dilarang masuk sekolah
beberapa hari, dan terakhir, dikeluarkan dari sekolah.
Hukuman
pertama dan kedua dapat dilakukan oleh guru petugas laboratorium, sedangkan
hukuman untuk tingkat selanjutnya hendaknya diberikan oleh kepala sekolah atau
pejabat yang berwenang.
Selain
ada tata tertib yang ditujukan kepada siswa, hendaknya juga ada peraturan atau
tata tertib untuk guru. Kedua jenis tata tertib tersebut dibuat oleh
koordinator pengelota laboratorium bersama-sama dengan guru yang lain. Dengan
demikian, tidak ada di antara guru itu merasa diberi oleh guru lain untuk
melaksanakan tata tertib itu, karena tata tertib itu dibuat oleh guru sendiri
dan untuk dirinya sendiri.
Tata
tertib dalam laboratorium untuk guru antara lain sebagai berikut :
1. Jika siswa biasanya
diharuskan datang 10 menit sebelum praktikum, maka guru harus datang 30 menit
sebelum praktikum dimulai.
2. Jika siswa sedang
bekerja di dalam laboratonum harus dalam pengawasan guru
3. Guru harus dapat
menguasai dengan penuh disiplin siswa-siswanya yang ada dalam laboratorium.
4. Guru harus tahu dan
yakin bahwa siswa mengerti tata tertib laboratorium dan menjalankan tata tertib
itu dengan baik.
5. Kebersihan laboratorium
harus selalu dijaga. Alat-alat yang telah dipakai harus dikembalikan ke tempat
semula. Hen-daknya guru meninggalkan laboratorium dalam keadaan bersih dan
rapi.
6. Bahan-bahan dan alat
yang akan digunakan untuk praktikum siswa hendaknya disediakan sebelum
praktikum dimulai dan siap digunakan
7. Guru harus selalu
memberikan petunjuk kepada siswa dalam menggunakan alat atau bahan yang agak
asing baginya; disamping itu guru harus selalu memperingatkan siswa bahwa
bahaya dapat terjadi dalam praktikum yang sedang dilakukan.
8. Sebelum praktik mulai,
sebaiknya siswa diberi peringatan tentang
hal-hal yang perlu mendapat perhatian. Misalnya, jika dalam suatu
percobaan digunakan bahan yang mudah terbakar atau mudah meledak, maka siswa
harus diberi peringatan untuk berhati-hati.
9. Bahan yang digunakan
untuk memadamkan kebakaran harus siap dan tersedia dalam laboratorium dan mudah untuk dicapai.
10. Kotak PPK hendaknya seIalu tersedia dengan isi yang lengkap dan
terawat dengan baik. Setiap guru harus tahu bagaimana cara menggunakan isi
kotak PPK itu.
Tiap kelompok kerja siswa
biasanya terdiri dari 3 atau 4 siswa. Bekerja secara berkelompok ini memberikan
banyak keuntungan, di antaranya:
a. pekerjaan
dilakukan lebih cepat,
b. para anggota
kelompok dapat saling membantu,
c. terutama bagi
siswa yang pandai dapat menolong anggota kelompoknya yang kurang pandai.
Harus dicegah jangan
sampai praktikum kelompok hanya dikerjakan oleh seorang siswa, sedangkan yang
lain hanya menyaksikan atau berpangku tangan saja. Sebaiknya diusahakan semua
siswa aktif sesuai dengan petunjuk praktikum.
Dengan bekerja secara
kelompok dapat menghemat jumlah alat dan bahan yang digunakan.
Jika guru menyampaikan
sesuatu, siswa harus tenang mendengarkan. Namun, sebaiknya jangan terlalu
sering minta perhatian kepada siswa yang sedang bekerja, karena dapat
mengganggu kelancaran praktikum, kecuali ditemukan kesalahan umum dalam
melakukan praktikum yang perlu segera dibetulkan. Pada waktu praktikum sedang
berlangsung, guru harus selalu waspada, mungkin ada yang berbuat kesalahan.
Juga guru harus selalu bermata jeli, karena mungkin ada siswa yang menggunakan
kesempatan untuk bermain-main di luar perhatian guru.
Selain disiplin, pengalaman
dan pengetahuan guru terhadap percobaan-percobaan yang dilakukan dalam
laboratorium yang sangat penting. Dengan pengalaman dan pengetahuan itu guru
bisa mengetahui:
F kesulitan-kesulitan yang terdapat pada setiap percobaan,
F bahaya yang mungkin terjadi pada setiap percobaan,
F ketelitian yang dapat dicapai dalam suatu percobaan.
Dengan mengetahui hal-hal
tersebut di atas, guru dapat meminta perhatian khusus kepada kelompok yang
mengerjakan percobaan-percobaan tersebut.
Setiap guru yang menggunakan
laboratorium hendaknya diberi jadwal waktu pemakaian laboratorium. Masing-masing guru harus menggunakan jadwal
waktu itu sebaik-baiknya dan tidak menggunakan hak pakai dari kelas
lain. Hal ini akan mengganggu kelancaran pelajaran seluruh sekolah, kecuali
kalau sebelumnya telah memberitahukan kepada guru atau kelas yang bersangkutan.
Dalam pengaturan giliran
pakai dapat dipertimbangkan bahwa kelas-kelas tertinggi diberi kesempatan
memakai lebih banyak daripada kelas-kelas dibawahnya.Sebagai contoh, kelas III
diberi waktu 4 jam seminggu, kelas II diberi waktu 2 jam seminggu, sedangkan
kelas I diberi waktu hanya 1 jam seminggu atau 2 jam untuk dua minggu sekali.
Agar kelancaran penggunaan
laboratorium dapat dijaga dengan baik, sebaiknya masing-masing kelas
menggunakan waktu sesuai dengan yang telah dijadwalkan, dan meninggalkan
laboratorium dalam keadaan bersih. Dengan demikian, siswa kelas berikutnya yang
akan menggunakan laboratorium tidak direpotkan oleh sisa-sisa kotoran yang
ditinggalkan oleh siswa kelas sebelumnya.
Berdasarkan jadwal yang
telah ditentukan, masing-masing kelas akan mempersiapkan diri, menunggu
gilirannya. Karena itu, agar kelas berikutnya tidak lama menunggu giliran,
praktikum hendaknya selesai kira-kira 5 menit sebelum waktunya habis. Sisa
waktu ini digunakan oleh guru untuk memeriksa, semua alat dan bahan sudah
dikembalikan pada tempatnya semula, atau apakah meja siswa sudah dibersihkan.
Pemakaian laboratorium
hendaknya seefisien mungkin, artinya jangan banyak waktu praktik di labotatorium
kosong, tetapi hendaklah penuh digunakan. Sebaliknya jika semua waktu terpakai
untuk praktik, maka tidak ada waktu untuk mengontrol dan memperbaiki alat-alat
yang kurang bekerja sebagaimana mestinya.
D.
Administrasi
Laboratorium
Tujuan mengadakan
administrasi alat dan bahan ialah agar dengan mudah dapat diketahui :
1. jenis,
bahan atau alat yang dimiliki,
2. jumlah
masing-masing alat dan bahan,
3. jumlah,
pembelian atau tambahan,
4. jumlah
yang pecah, hilang atau habis.
Untuk keperluan
administrasi ini diperlukan beberapa buku catatan di antaranya:
1. buku
stok;
2. kumpulan daftar pembelian dan penerimaan;
3. catatan barang-barang yang pecah, rusak,
hilang dan habis;
4. buku harian.
Di
samping buku catatan tersebut di atas masih diperlukan buku catatan lain yang
dapat membantu mempermudah mengatur adminis-trasi alat dan bahan.
Buku
catatan itu ialah:
a. catatan percobaan yang
akan dilakukan,
b. catatan beberapa konstanta,
c. cara
membuat beberapa larutan,
d. catatan
pinjaman alat,
e. catatan
pribadi.
Buku-buku yang
disebutkan di atas, jika diisi sebaik-baiknya akan memberi pertolongan besar
dalam pembelian alat dan bahan. Misalnya untuk persiapan tahun ajaran baru,
beberapa alat atau bahan harus dibeli, baik pembelian itu atas usul guru-guru
IPA atau Fisika, ataupun atas permintaan kepala sekolah.
Bersumber dari catatan-catatan tersebut dengan mudah
dapat diketahui alat atau bahan apa yang perlu di pesan, juga akan mudah dapat
ditentukan alat atau bahan apa yang perlu dipesan lebih dahulu mengingat dana
yang terbatas. Jika barang-barang yang dipesan itu sudah datang, diperiksa dan
dicocokkan dengan daftar pesanan dan segera dimasukkan ke dalam buku stok,
sebelum alat atau bahan itu dipakai.
No comments:
Post a Comment