Oleh : Tarmizi, BSc, S.Pd
Sekitar 460 tahun Sebelum Masehi, Hypocrates mengemukakan bahwa bawang putih dapat dijadikan obat-obatan. Diantaranya adalah sebagai obat manjur pelancar buang air kecil.
Di Babilonia (di daerah Irak
sekarang) sekitar 3000-an tahun Sebelum Masehi, bawang putih sudah diyakini
orang punya daya sembuh berbagai penyakit. Pada masa Mesir Kuno, Bawang putih
diberikan sebagai campuran makanan budak-budak yang disuruh membangun Piramida
dan Spink yang sangat terkenal itu, agar mereka tetap sehat.
Sekitar pertengahan abad
ke-17 atau kurang lebih tahun 1660-an, wabah penyakit sampar atau pes melanda
Inggeris dengan hebat. Ribuan penduduk di sana pada masa itu meninggal dunia.
Wabah menjalar ke seluruh pelosok Eropah dan menyeberang sampai pula ke
Amerika. Waktu itu terjadi keanehan di sebuah rumah. Di dalammnya tersimpan
banyak bawang putih. Anehnya seluruh penghuni rumah itu selamat. Rupanya
sesudah diteliti, ternyata bawang putih itulah yamg menangkal penyakit. Sampai
kini rumah tersebut masih dipeli-hara dengan baik dan boleh dikunjungi orang.
Bagi bangsa Roma, bawang
putih dianggap sebagai sumber kekuatan. Bala tentara Roma yang terkenal gagah
perkasa di medan tempur ternyata tak dapat berbuat banyak tanpa bawang putih.
Mereka seperti ketagihan, bak kata ibarat; seperti kuku dengan daging. Selalu
makan bawang putih dalam jumlah banyak. Konon, sangat berguna untuk penambah
keberanian dan semangat tempur.
Discorides, ketua tim dokter
yang bertugas dalam sekutu bala tentara Roma sekitar abad ke-20, selalu
memberikan resep bawang putih kepada anggota pasukannya, untuk mengatasi
berbagai keluhan. Misalnya untuk mengobat penyakit paru-paru, mules atau
gangguan sistem pencernaan.
Di negara kita bawang putih
banyak dipakai untuk ramuan obat tradisional. Para orang tua di desa masih
banyak memanfaatkan bawang putih ini untuk bahan obat. Akan sulit kita
membayangkan, rumah penduduk yang jauh jaraknya dari pusat kesehatan atau rumah
sakit, pada suatu saat butuh obat. Sementara obat dari dokter, mantri atau dari
apotik belum didapat, maka bawang putih kadang kala adalah sebagai penyelamat.
Mungkin saja Si Buyung atau
Si Upik yang baru berumur beberapa minggu, diserang demam. Para ibu di desa tak
kehilangan akal. Mereka cukup pergi ke dapur dan mengambil satu siung bawang
putih. Kemudian menumbuknya atau dihancurkan dengan sendok bersama minyak
makan, dan dipoleskan pada kepala si bayi. Demikian juga bila anak yang
kebetulan sakit perut, maka bawang putih digiling bersama minyak tanah lalu
dibarutkan di atas kulit perut si anak.
Apabila diet penderita
atherosklerosis ditambahkan bawang putih, maka besar kemungkinan lemak,
kolesterol dan trigliserida yang ditimbun pada dinding pembuluh darah dapat
larut, sehingga dapat mengurangi penyempitan pembuluh darah. Oleh sebab itu
bawang putih diperkirakan akan dapat digunakan untuk bahan pengobatan penyakit
jantung koroner yang disebabkan oleh penimbunan lemak, kolesterol, trigiserida.
Alisin terbentuk dari proses
biosintesa dari aliin, dengan adanya enzim alinasa, maka aliin akan berubah
menjadi alisin yang mempunyai bau yang khas (pedas menyengat) (Benhard 1986).
Sebagian besar minyak menguap
dalam umbi lapis bawang putih merupakan diallylsulfid (60% dari minyak menguap)
dan 13 komponen lainnya. Alliin (d-1-allylcystein sulfoxyd) merupakan bagian
besar dari minyak menguap. Allisin memberi bau khas bawang putih, zat ini rusak
bila dipanaskan 100oC selama 5 menit. Ia larut dalam air dan inilah
yang mempunyai biologik (Hegnauer R 1963, Hoppe H.A 1975), disamping itu juga
mengandung dialil tetra sulfida dan allylpro-pyldisulfida.
Proses biosintesa terbentuknya alisin adalah sebagai berikut:
CH2=CH-CH2-S.(O)-CH.(NH2)-COOH (aliin) + 2
CH2=CH-CH2-(H).S.(O) + CH3-C:(O) (asam piruvat) + NH3 (amoniak) ------>
CH2=CH-CH2-S.(O)- S-CH2-CH=CH2 (alisin) + H2O (air).
Selain minyak menguap, bawang
putih juga mengandung scordinine (tioglikosida), vitamin A, vitamin B1, asam
nikotinat, vitamin C,hormon pria dan wanita. selain allinase juga terdapat
enzim myrosinasa, peroksidasa, deoksi-ribopolison yang menyerupai inulin,
saponin, karbohidrat dan sistein, nukleasa. zat lain yang ditemukan ialah
kholin, jodium, uran, poluson yang menyerupai inulin (kimia farma, 1981).
Telah diketahui bahwa bawang
putih mengandung minyak menguap yang terdiri dari ikatan-ikatan yang mempunyai
unsur belerang. Dikatakan juga bahwa minyak menguap ini memberikan bau yang tidak
sedap dan sebagian mempunyai daya antibiotik. Zat pemula dari dialildisulfida adalah
alisin atau alil sistein sulfoksida. Juga diketahui bahwa dimetil sulfoksid
(DMSO) mempunyai sifat anti inflamasi terutama terhadap "Rhematoid
arthritis" (Burger, A. 1963).
Dalam proses pembentukan
kolesterol dalam darah, enzim Co A memegang peran. Diketahui bahwa CH3COOH
dangan Co A-SH menghasilkan CH3-CO-S-Co A dan berturut-turut rantai
dipanjangkan dan dihasilkan "asam mevalonat" (MVA). Dari dasar ini
maka terbentuklah kolesterol (Buger, A 1963). Diketahi pula bahwa dalam bawang
putih terdapat pula aliin yang mungkin akan menggabung dengan CH3COOH hinga
tidak dapat dilanjutkan proses pembetukan zat pemula kolesterol di atas, maka
mungkin reaksi ini dapat menerangkan daya anti kolesterol.
Terlalu banyak makan bawang
putih dapat menyebabkan bau badan menjadi amis atau nafas tak sedap. Pada masa
perang Korea, pasukan Amerika dan Korea sering kali dapat mengetahui kedatangan
tentara Cina. Kenapa demikian? Karena, pasuka Cina menyebarkan bau badan yang
merangsang sebab kelebihan dosis bawang putih.
Bau yang dikeluarkan melalui
nafas disebabkan alisin. Selain dapat terjadi karena sisa bawang putih dalam
mulut juga merangsang keluarnya sekret dalam paru (bronchien). Jadi dalam
penggunaannya sebagai obat batuk, karena alisin dalam bawang putih yang
bersifat antibiotis, mungkin sekali daya kerjanya sebagai ekspektoran dan
sekaligus sebagai anti septik.
Selain mengandung zat-zat
untuk obat, bawang putih juga mengandung banyak zat gizi. Tiap kilo bawang
putih segar mengandung 6-7 ons air. Protein sekitar 3-7 %, karbohidrat mencapai
24-27 %. Selain itu juga mengandung sedikit lemak, mineral-mineral penting dan
beberapa macam vitamin.
Zat yang berkhasiat obat di
dalam bawang putih antara lain : alisin yang punya bau pedas menyengat, aliin,
dialil sulfat (60% dari minyak menguap dalam bawang), 13 macam minyak menguap,
skordinin, vitamin A dan B1, asam nikotinat, vitamin C, hormon pria dan wanita,
kolin, uran, poluson, alil sistein sulfoksida, dimetil sulfoksida. Bawang putih
juga mengandung beberapa enzim yaitu myrosinasa, peroksidasa, deoksi
ribopolison.
Skordinin ternyata memperkuat
tenaga anak tikus (mampu berenang tiga kali lebih lama tanpa henti)
dibandingkan degan anak tikus yang tidak diberi. Pada kelinci jantan skordinin
mampu mempertinggi produksi sel spermanya.
Bawang putih termasuk
diantara hortikultura termahal, kenapa? Selain serba guna, juga masih kurangnya
produksi bawang putih dunia. Indonesia mengimpornya tiap tahun yang terus
meningkat hingga kini (Tarmizi, B.Sc, S.Pd/ Universitas Negeri Padang)).
Referensi: Majalah Trubus Juli 1991,
Majalah Ikatan Dokter Indonesia 1986, Buletin Kimima Farma N0.11 1981, Majalah Panasea Juni 1992, Bawang putih yang
serba guna 1993. Hembing Penyembuhan dengan TanamanObat,2002
No comments:
Post a Comment