Automatic translation of this blog page

Tuesday, April 3, 2012

TBC dan pengobatannya secara klinis ataupun herba terapi



Oleh (Tarmizi, B.Sc, S.Pd
          Pada awalnya TBC sering kali tanpa disertai gejala yang berarti. Akan tetapi, kalau benar-benar diperhatikan, ada beberapa gejala khas, seperti: mudah lelah, nafsu makan hilang, berat badan menurun, berkeringat pada waktu malam, dan demam ringan. Jika tidak segera diatasi, akan menyebabkan batuk yang disertai lendir dan nanah, batuk darah, dinding dada terasa sakit, sesak napas, hingga berakibat kematian. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita, terutama terhadap mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Anak-Anak Rentan Terhadap TBC
                  Tuberkulosis telah lama dikenal sebagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Padahal dahulu penyakit ini dianggap sebagai penyakit guna-guna, santet, dan lainnya. Dengan perkembangan zaman dan teknologi, akhirnya diketahui bahwa penyakit tersebut adalah penyakit infeksi disebabkan mycobacterium tuberculosis.
            Dalam acara "Buah Hati" TPI yang menghadirkan bintang tamu Diana Papilaya beserta suami dan anak pada 20 Maret lalu, dibahas seputar tuberkulosis, termasuk anggapan salah mengenai penyakit itu. Dengan dipandu presenter Tiwi, acara dibuka dengan penjelasan dokter Bambang Supriyatno Sp, A, bahwa penyakit tuberkulosis telah lama menjadi momok bagi masyarakat terutama di negara berkembang. Di negara maju beberapa tahun lalu para penderita penyakit ini, sangat jarang. Berbeda dengan sekarang yang malah kian meningkat. "Indonesia menempati urutan ketiga yang memiliki banyak penderita tuberculosis setelah India dan China," jelas dokter Bambang.
            Dengan meningkatnya para penderita penyakit itu di berbagai belahan dunia, alhasil PBB melalui WHO menetapkan tanggal 4 Maret sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Penetapan tersebut bertujuan agar masyarakat, khususnya tenaga kesehatan lebih waspada akan peningkatan penyakit itu. Sementara bagi masyarakat awam, dimaksudkan agar mereka menyadari untuk tetap berhati-hati dengan tuberkulosis.
            Lebih lanjut dokter Bambang mengingatkan agar masyarakat berhatihati dengan penyakit itu. Cara penularan tuberkulosis, adalah melalui udara (terbanyak), melalui makanan, susu. Orang dewasa yang batuk mengeluarkan kuman, lalu terhirup oleh anak, sehingga kuman masuk dan bersarang di paru‑paru. Selain itu meludah di sembarang tempat, lalu terbawa oleh udara dan dihirup anak, maka kuman bersarang di paru‑paru. Bila daya tubuh si anak kuat, maka kuman akan dilawan sehingga mati. Sebaliknya bila kuman lebih kuat, maka kuman bersarang dalam tubuh manusia. Setelah kuman bersarang, dia akan menyebar ke seluruh tubuh, misainya ke selaput otaK, hati, ginjal dan tulang ‑ meskipun perlu waktu. Kuman tersebut akan berdiam lama sekali, dan suatu saat akan aktif bila kondisi tubuh anak kurang baik. Pada saat tubuh kalah, terjadilah penyakit tuberkulosis. (Nano, 2004)
GEJALANYA
            Pada orang dewasa, gejala terkena tuberkulosis adalah batuk darah. Sedangkan pada anak, gejala yang sering dijumpai adalah berat badan yang tidak naik, bahkan cenderung menurun, ditambah panas lama tanpa penyebab yang jelas. Gejala lain dialami anak, nafsu makan menurun, batuk lama yang sebabnya tak jelas, kadang-kadang disertai keringat pada malam hari. Orangtua biasanya mengeluh anaknya demam tetapi tidak terlalu tinggi sepaniang hari. Selain gejala di atas tadi, ada beberapa keadaan ataupun tanda yang dapat dijumpai pada penderita tuberkulosis. Di antaranya, terjadi pembesaran kelenjar getah bening, ada tonjolan pada tulang belakang pasien, pincang, dan lain-lain. Lantas bagaimana cara mendiagnosis penyakit itu? Diagnosis penyakit tersebut pada anak memang sulit, karena sulitnya mendapatkan kuman dalam dahak anak. Sedangkan pada dewasa mudah mendapatkan kuman pada dahak para penderita. Biasanya pula, ada gejala klinis yang disebutkan di atas tadi, seperti panas, berat badan tidak naik,
nafsu makan turun, dan sebagainya. Sejumlah tim medis seringkali melakukan skrining dengan uji mantoux, foto rontgent dada dan pemeriksaan laboratorium.
CARA PENGOBATAN
            Bintang tamu Diana Papilaya tak ketinggalan untuk bertanya kepada dokter Bambang seputar pengobatan tuberkulosis ‑ kebetulan banyak pula pemirsa menelepon menanyakan hal tersebut. Dijelaskannya, pengobatan penyakit tuberkulosis sangat berbeda dengan pengobatan infeksi lainnya. Perlu waktu yang lama, minimal 6 bulan dan obat yang banyak serta harus diminum setiap hari. Selain itu ada juga istilah DOTS (Directly Observed Therapy Shortcourse) yakni pengobatan singkat (6 bulan) dengan pengawasan ketat oleh orang yang disegani. Dalam arti, harus yakin benar bahwa anak menelan obat, ada yang mengawasinya yang disebut pengawas menelan obat. Kegagalan pengobatan biasanya karena bosan. "Setelah pengobatan 12 bulan biasanya berat badan naik, panas tidak ada lagi, sehingga anak merasa'baik'. Karena merasa baik, obat tidak diminum lagi. Padahal ini sangat membahayakan, kuman menjadi kebal dan pengobatan jadi lebih rumit serta kompleks," jeias dokter Bambang.
            Usaha pencegahan penyakit ini bisa dilakukan, misainya ‑ menganjurkan imunisasi BCG pada anak. Meskipun seorang anak yang telah dilmunisasi BCG, tidak berarti tidak terkena tuberkulosis. Minimal bila terkena penyakit ini, hanya menderita ringan saja. Tapi secara umum, imunisasi BCG masih perlu dan dapat mengurangi derajat berat tuberkulosis.
SEJUMLAH ANGGAPAN SALAH
            Dijelaskannya lagi, sejumlah anggapan salah kerapkali muncul mengenai penyakit TBC. Seperti anggapan tuberkulosis merupakan penyakit guna‑guna atau kutukan (padahal ditularkan melalui mycobacterium ), penderita sulit sembuh (padahal bisa sembuh minimal 6 buIan), menular pada anak (yang benar adalah anak dibawah 15 tahun tidak menular, pada dewasa sangat menular), anggapan penderita pada anak harus disertai batuk (yang benar adalah tidak harus disertai batuk), obatnya tidak boleh digunakan lama karena merusak hati (yang benar, meskipun lama, tidak menyebarkan gangguan hati), dan sebagainya. Dalam kaitan penyakit tersebut, inilah beberapa tips bagi orangtua:
1.      Bila berat badan anak tidak mau naik dan nafsu makan berkurang serta batuk berdarah, maka datanglah ke dokter anak untuk diperiksa lebih jauh.
2.      Bila anak ditetapkan sakit TBC maka. pengobatannya harus teratur setiap hari selama minimal 6 bulan.
3.      Tidak perlu malu dan hilangkan anggapan TBC pada anak tidak dapat disembuhkan TBC pada anak dapat disembuhkan secara total.
4.      Periksakan uji mantoux secara rutin pada anak, minimal setiap tahun. Bila ragu‑ragu, tanyakan ke dokter mengenai hal itu.
5.      Periksakan anak minimal sebulan sekali pada satu tahun pertama.
Penyebab tbc:
TBC disebabkan oleh bacteri  Mycobacteriun tuberculosa. TBC menular melalui udara saat penderita bersin atau batuk yang  kemudian terisap oleh orang lain. Lingkungan dengan ventilasi yang kurang serta berdesak-desakan memudahkan berjangkitnya TBC.
Herba terapi tbc:
·         gram kencur (diiris-iris tipis), 60 gram akar alang-alang, dan gula batu secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Airnya diminum selagi hangat.
·         15 gram lempuyang (diiris-iris tipis), 100 gram kangkung, dan 2 siung bawang putih dimasak dengan cara ditumis, kemudian dimakan. (Hembing, 2003)
·         60 gram krokot dan 1 siung bawang putih direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.
·         15 gram daun pare (ditumbuk halus), garam secukupnya, dan 1 buah pir (diiris-iris) direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat dan bahan-bahannya dapat dimakan (rahimsyah, 1997).
Pilih satu resep tersedia dan lakukan secara teratur 2 kali sehari. Setelah dilakukan 1 kiur (10-12 hari), pengobatan dihentikan selama 3 hari. Setelah itu, Pengobatan dapat dilanjutkan kembali. http://tarmiziblog.blogspot.com
(Tarmizi, B.Sc, S.Pd/ Universitas Negeri Padang)

No comments:

Post a Comment

Tumbuhan Obat

Followers