Automatic translation of this blog page

Saturday, October 15, 2011

BEBERAPA PENYAKIT AKIBAT KARBOHIDRAT TAK SEIMBANG

oleh Tarmizi, B.Sc, S.Pd

          Kebutuhan katloohidrat diperhitungkan akan fungsinya sebagai penghasil energi. Jadi, yang menjadi dasar kebutuhan karbohidrat adalah jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh. Sedangkan kalori, terutama dihasilkam oleh karbohidrat, lemak dan protein. Di Indonesia, 70-80% dari seluruh energi untuk keperluan tubuh berasal dari karbohidrat. Kekurangan atau kelebiham karbohidrat dapat pula menimbulkan berloagai gangguan atau penyakit.
Kekurangam Kalori dan Protein (KKP)
          Penyakit kekurangam kalori dan protein pada dasarnya terjadi karena. defisiensi energi dan defisiensi protein, disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Penyakit KKP terutama memyerang anak yang sedang tumbuh, dan dapat pula menyerang orang dewasa, yang biasanya kekurangan makan secara menyeluruh.
          Bahan makanan pokok beras di Indonesia memberikan andil 70-80% dari total sehari-hari kebutuhan kalori. Kekurangan karbohidrat (kekurangan kensumsi beras) meningkatkan kebutuhan protein, akibatnya kekurangan kalori sekaligus kekurangan protein.
          Penyakit KKP menyerang anak yang sedang tumbuh pesat (balita), terutama berusia 2-4 tahun. Beberapa gejala defisiensi energi, anak kelihatan kurus seolah-olah hanya tinggal kulit pembalut tulang. Muka berkerut seperti orang tua, kulit di dekat pantat juga tampak berlipat-lipat, mengesankan kulit yang terlalu lebar untuk badan anak. Anak tergeletak pasif, apatis, tanpa respen terhadap keadaan sekitar, dan bila dipegang tidak terasa jaringan lemak subkutam di antara lipatan kulitnya.
          Pada anak yang kekurangan protein (kwashiokor) ditemui gejala antara lain, anak apatis, rambut kepala halus dan jarang, rambut bewarna kemerahan kusam tidak hitam mengkilap seperti pada. anak sehat, rambut ini sering mudah dicabut tanpa terasa. sakit oleh penderita. Kadang kala terdapat udema yang memperkuat
Kencing manis
          Penyakit diabetes melitus atau kencing manis merupakan gangguan metaloolik yang berkaitan dengan glukosa. Para. peneliti dan ilmuwan umumnya sependapat, dazer penyakit ini ialah defisiensi hormon insulin. Hormon ini dihasilkan dalam kelenjar pankreas dan mempunyai fungsi memetabolisme glukosa.
          Hormon insulin yang kurang berfungsi bisa karena memang sintesanya yang tidak cukup, atau kepekaan sel target terhadap hormon itu yang menurun. Namun ada yang berpendapat hormonnya, disintesa dalam jumlah cukup, tetapi mobilisasimya. terhambat sehingga bertumpuk dalam lpentuk inaktif dalam sel-sel beta. Banyak juga faktor lain yang ikut mempengaruhi timbulnya penyakit kencing manis.
          Glukosa diubah insulin menjadi glikogen dalam sel hati maupun otot. Keadaan ini terjadi bila kadar glukosa dalam darah meningkat. Sebaliknya, bila gula darah menurun, glikogen hati dimobilisasi sehingga kadar gula darah memingkat lagi. Glukosa juga dihasilkan deri beberapa metabolit oleh insulin dalam proses glukeneogenesial khususnya metobolit hasil pemecahan lemak dan protein.
          Insulin merupakan pengatur glukosa untuk masuk ke dalam sel target dan sel lain. Pada defisiensi insulin, glukosa tak dapat masuk ke dalam sel, sehinga konsentrasinya meningkat di luar sel, termasuk di dalam cairan darah. Namun timbunan glukosa itu tak dapat dimanfaatkas sel yang memerlukan untuk energi. Tumpukan glukosa itu kemudian dibuang melalui ginjal ke dalam urine sehingga air kencing mengandung gula yang disebut glukosuria.
          Diabetes melitus dapat ditangani dengan upaya diet, kegiatan fisik, dan obat. Jika penangannya cukup baik, penderita dapat menjalani kehidupan normal untuk jangka waktu cukup lama. Pada penderita sering dijumpai kelainan sampingan, terutama yang tidak dirawat dengan baik, misalnya kelainan retina (retinopathia diabetica), kelainan kardiovaskuler dengan gejala penyumbatan pembuluh darah halus, kelainan ginjal dan kelainan hati. Bisa juga terjadi kelainas saraf yang disebut neuropathia diabetica.
Diagnoza kwashiorkor
           Bila. KKP menyerang orang dewasa akan terlihat gejala berupa udema kelaparan, karena udema tampak menonjol pada sebagian besar penderita.
Laktosa Intolerans (LI)
          Ada orang sehat terutama anak-anak dan remaja yang tidak tahan bila minum susu, sehingga. menyebabkan diare. Hal ini disebabkan kekurangam enzim laktase pada usus halusnya tidak mampu menguraikan laktosa (gula susu) menjadi gula. yang lebih sederhana. Ketidakmampuan usus halus mencerna laktosa ini ditandai dengan gejala kejang perut, diare, dan perut kenbung jika minum susu.
          Upaya yang ditempuh untuk mengatasi gangguan reaksi LI dengan penambahan enzim laktase pada susu dengan hasil olahannya seperti yoghurt, keju, dan mentega. Ini penting dilakukan karena susu merupakan bahan makanan yang padat gizi dan penting dikonsumsi.
          LI merupakan gangguan metabolik yang berkaitan dengam adanya laktosa. Laktosa dalam saluran corna dipecah oleh kerja enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa. Pada keadaam LI, tubuh mengalami defisiensi enzim laktase.
Gula Darah
          Glukosa. dijumpai dalam peredaran darah, berfungsi sebagai penyedia energi bagi sel dan jaringan tubuh. Dalam keadaan normal kadar glukosa darah berkisar antara 60-120 mg/100 ml. Kadar glukosa melebihi mormal disebut hipergli kemi, yaitu kelebihas kadar gula dalam darah. Keadaam sebaliknya disebut hipoglikemil yaitu keaAaam kadar gula. darah di bawah normal.
          Hipoglikemi dapat meryebabkan kehilangan kesadaran (koma), karena sistem susunan saraf pusat dan otak hanya dapat bekerja dengan mengambil glukosa sebagai sumber tenaga. Pada keadaan demikian harus segera diberikan suntikan glukosa. untuk menormalkan fungsi otak.
          Penyakit kencing manis dapat dikatakan suatu kelainan akilbat kekurangan hormon insulin. Akibatnyaq glukosa yang dikonsumsi tetap beredar dalam darah dan sukar menembus dinding sel utuk disimpam menjadi glikogen atau digunakan sebagai energi.
          Pada penderita. diabetes, kadar gula dapat mencapai 1.200ml/dl. Keadaan ini hanya dapat diatasi dengan buntikan hormon insulin secara teratur dan pembatasan makanan atau diet yang ketat.
Obesitas
          obesitas atau kegemukan adalah kelebihan gizi yang ditandai dengan adanya penimbunan lemak secara berlebihan dalam tubuh sehingga menaikkan berat badan. Kegemukan hanya dapat terjadi jika ada kelebihan energi karena berbagai sebab, antara lain kelebihan zat gizi, kelainan bagian otak tertentu, kelainan hormon endokrin, faktor keturunan, dan akibat pemakaian obat tertentu.
          Kelebihan berat badan antara. lain disebabkan ketidakseimbangan konsumsi kalori dengan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu berlebihan dibanding kebutuhan energi. Kelebihan energi itu disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
          Pada keadaan normal, jaringan lemak itu ditimbun di beberapa tempat, di antaranya dalam jaringan subkutan dan dalam jaringan tirai khusus (omentum). Penimbunan lemak pada wanita memberikan bentuk khas feminin, misalaya di daerah pinggul, daerah bahu, dan dada. Timbunan jiagan lemak di daerah khusus itu sangat ditakuti dan dijauhi kaum wanita karena cukup sulit diatasi.
          Penderita obesitas pada pria bila berat badannya 15% melebihi batas ideal sesuai umur dan pada wanita melebihi 20%. Mereka merasa. lebih cepat lelah, merasa gerah dan cepat berkeringat untuk menurunkan panas badannya itu. Organ tubuh dipaksa bekerja lebih berat karena. membawa kelebihan berat badan. Penderita juga punya kecenderungan lebih mudah membuat kekeliruan dalam bekerja dan tentu lebih mudah mendapat kecelakaan. Selain berisiko besar terhadap kesehatan, kegemukan juga. kurang indah dipandang? (Tarmizi, B.Sc, S.Pd /Universitas Negeri Padang)

No comments:

Post a Comment

Tumbuhan Obat

Followers