Bahan Makanan
Pada Bab II ini akan dibicarakan cara pembuatan berbagai bahan
makanan yang baik yang dapat dijadikan bahan makanan secara langsung maupun
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat makanan itu sendiri. Yang semuanya
ini banyak dibutuhkan oleh masyarakat luas.
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh makhluk
hidup untuk
memberikan tenagadana nutrisi.
Cairan dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman,
tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai
dengan kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan
dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri
Makanan yang dibutuh manusia biasanya dibuat melalui
bertani atau berkebun yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang
menolak untuk memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain.
Mereka yang tidak suka memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya
memakan sayuran sebagai makanan pokok mereka. Pada umumnya bahan makanan
mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin,enzim, pigmen dan lain-lain.
Makanan yang biasa
dikonsumsi oleh Manusia
|
||
Sumber tumbuhan
|
Sumber Hewan
|
|
§ Buah
§ Sayuran
§ Biji
§ Tumbuhan Polong (Buncis,kacang hiau, miju-miju, dan lain-lain.)
§ Bumbu
|
§ Daging
§ Telur
|
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan.
Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas
sehari- harinya. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan
badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita,
baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai kandungan giziyang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita
dapatkan dari makanan.
Setiap jenis gizi
yang kita dapatkan mempunyai
fungsi yang berbeda. Karbohidrat
merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Salah satu contoh
makanan yang mengandung karbohidrat adalah
nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita,
baik otak maupun tubuh kita. Lemak digunakan
oleh tubuh kita sebagai cadangan
makanandan sebagai cadangan
energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan
karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat kita
membutuhkan energi.
Dalam buku
ini akan dibicarakan 15 Jenis bahan makanan dimana bahan makanan ini
memungkinkan untuk dibuat oleh masyarakat karena tidak membutuhkan biaya yang
terlalu besar serta peralatan yang tidak terlalu sulit. Begitupun bahan baku
yang dibutuhkan untuk makanan-makanan ini sebahagian besar didapatkan di daerah
kita ini terutama daerah Sumatera Barat. Diantaranya bahan makanan tersebut
adalah sebagai berikut.
Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat
menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner,
diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat
antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit
jantung, hipertensi, dan lain-lain.
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang
Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti),
atau Rhizopus arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal
sebagai "ragi tempe".
Potongan-potongan tempe yang belum dimasak
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks
menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat,
seperti antibiotika untuk
menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang
yang merekatkan biji-biji kedelaisehingga terbentuk
tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma
khas. Berbeda dengan tahu,
tempe terasa agak masam.
Tempe berbungkus daun pisang yang siap dijual
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang
telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia
banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia,
tidak hanya di Indonesia.
Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha
mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk
menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan
gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam
keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe
unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang
(memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).
Tempe
berwarna keputih-putihan akibat hifa kapang yang melekatkan biji-biji kedelai.
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak
banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh
kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih
mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh
karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari
bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.
Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada
tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan
terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna,
nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh
dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan
anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.
Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan
meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai
menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa
penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).
Bahan
alat-alat:
1. Kacang
kedelai
2. Kapang tempe
3. Periuk
4. Kompor
5. Daun pisang
6. tampah
Cara membuatnya:
1. Pertama-tama
kedelai itu diayak dan dibersihkan dari kotoran kemudian dicuci dengan air
sampai bersih, lalu kedelai yang bersih ini direndam selama 24 Jam dan disaring
lagi kalau masih ada kotoran yang tertinggal harus dicuci lagi sampai bersih,
kemudian kedelai itu diinjak-injak sampai kedelai itu berbelah seluruhnya dan
lalu dibersihkan kembali.
2. Seterusnya
direndam lagi selama 1 malam lalu dibersihkan kembali sampai hilang lendirnya.
3. Bila sudah
bersih kemudian direbus sampai masak airnya ditapis sampai menjadi kesat, dan
serakan di atas tikar sampai kedelai tadi dingin.
4. Kalau sudah
dingin barulah boleh ditaburi bibit cendawan tempe. Bibit cendawan tempe ini
akan melekat pada daun waru, pati atau daun pisang bekas pembungkus tempe. Daun
remasan ini ditutup pada tempe dan dibiarkan begitu sampai daun bewarna coklat
karena penuh dengan benih cendewan, remas-remas lalu campurkan daun ragi pada
kedelai yang sudah masak itu diauk-aduk, sampai remasan daun ragi itu bercampur
rata itulah bakal tempe.
5. Waktu memeras
harus dijaga jangan sampai suhunya terlalu dingin atau terlalu panas, sesudah
diperam semalam kedelai dengan daun pembungkusnya itu ditusuk-tusuk dengan
kawat agar dapat dimasuki udara dingin. Sudah diperam kira-kira 1 – 2 malam
jadilah tempe yang diharapkan.
Tempe goreng
Indonesia merupakan
negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia.
Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu,
dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco,
kecap,
dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat
ini diduga sekitar 6,45 kg.
Pada zaman pendudukan
Jepang di Indonesia, para tawanan perang yang diberi makan tempe
terhindar dari disentri dan busung lapar. Sejumlah
penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an juga
menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang Dunia II berhasil selamat karena tempe. Menurut Onghokham, tempe yang kaya
protein telah menyelamatkan kesehatan penduduk Indonesia yang padat dan
berpenghasilan relatif rendah.
Nama 'tempe' pernah digunakan di daerah perkotaan Jawa, terutama
Jawa tengah, untuk mengacu pada sesuatu yang bermutu rendah. Istilah seperti
'mental tempe' atau 'kelas tempe' digunakan untuk merendahkan dengan arti bahwa
hal yang dibicarakan bermutu rendah karena murah seperti tempe. Soekarno, Presiden Indonesia
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga
merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi
pembentukan radikal bebas.
Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga
terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai
sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.
Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteu dan Coreyne bacterium.
Penuaan (aging) dapat
dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan
yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya
dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan
dini.
Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat,
menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang
terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.
Asam
Lemak
Selama
proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat
ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk
(polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya.
Dalam
proses itu asam palmitat dan asam
linoleat sedikit
mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat
(asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak
jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum,
sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
Vitamin
Dua
kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut
air (vitamin
B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis
vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2
(riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6
(piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
Vitamin
B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan
nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin
B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari
bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan
tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari
kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5
kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat.
Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan
seperti Klebsiella pneumoniae dan
Citrobacter freundii.
Kadar
vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram
tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang
per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak
perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan
tempe dalam menu hariannya.
Mineral
Tempe
mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi,
tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87;
dan 8,05 mg setiap 100 g tempe. Sedangkan kapang tempe dapat menghasilkan enzim
fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral)
menjadi fosfor dan inositol.
Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi,
kalsium, magnesium, dan zink)
menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
Selain tempe berbahan dasar kacang kedelai, terdapat pula berbagai
jenis makanan berbahan bukan kedelai yang juga disebut tempe. Terdapat dua golongan
besar tempe menurut bahan dasarnya, yaitu tempe berbahan dasar legum dan tempe berbahan dasar non-legum.
Tempe bukan kedelai yang
berbahan dasar legum mencakup tempe koro benguk (dari biji kara
benguk, Mucuna
prurie L.D.C. var. utilis,
berasal dari sekitar Waduk
Kedungombo), tempe gude (dari kacang gude, Cajanus cajan),
tempe gembus (dari ampas kacang
gude pada pembuatan pati, populer di Lombok dan Bali
bagian timur), tempe kacang hijau (dari kacang hijau, terkenal di daerah Yogyakarta), tempe kacang
kecipir (dari kecipir,
Psophocarpus tetragonolobus), tempe kara pedang (dari biji kara
pedang Canavalia ensiformis),
tempe lupin (dari lupin, Lupinus angustifolius), tempe kacang merah (dari kacang merah, Phaseolus
vulgaris), tempe kacang tunggak (dari kacang tunggak, Vigna unguiculata), tempe kara wedus
(dari biji kara
wedus Lablab purpures),
tempe kara (dari kara
kratok, Phaseolus
lunatus, banyak ditemukan di Amerika Utara), dan tempe menjes (dari kacang tanah dan kelapa, terkenal di sekitar Malang).
Tempe berbahan dasar non-legum mencakup tempe mungur (dari biji mungur, Enterolobium samon),
tempe bongkrek (dari bungkil kapuk atau
ampas kelapa, terkenal di daerah Banyumas), tempe garbanzo
(dari ampas kacang atau ampas kelapa, banyak ditemukan di Jawa Tengah), tempe biji karet
(dari biji karet, ditemukan di daerah Sragen, jarang digunakan untuk makanan), dan tempe jamur merang (dari jamur merang).
No comments:
Post a Comment