Serai (Andropon nardus)
Serai pengiri sebenarnya bukan asli dari pulau Jawa melainkan
dibawa dari Srilangka dan ditanam dalam kebun percobaan di Bogor. Tanaman serai
pengiri (Andropon nardus Java de
Yong) berdaun lebar. Rumpun serai yang tumbuh dengan subur mencapai ketinggian
1 m dengan ujung daun merendah sehingga rumput menjadi lebar. Minyak Serai/serai/sere wangi (Citronella Oil) digunakan sebagai pewangi
alami, bersifat anti serangga sehingga dapat mencegah gigitan nyamuk atau gigitan lintah, mampu mengurangi gatal pada kulit, sebagai
peluruh keringat, penghangat badan, dan apabila digunakan untuk mandi dapat
mengurangi rasa pegal atau lelah, Menghilangkan nyeri otot, relaksasi,
mengatasi Jet Lag, menghangatkan tubuh. Banyaknya manfaat dari sere dikarenakan sere memang
merupakan minyak esensial aromaterapi yang mengandung anti bakteri alami.
Serai (Andropon nardus Java de Yong)
Tanaman ini dapat tumbuh diketinggian 200 – 700 m diatas permukaan
laut di daerah-daerah dengan ketinggian 200 – 230 meter, kelembaban yang tinggi
dan curah hujan yang teratur adalah sangat baik untuk pertumbuhan tanaman serai
ini. Baik ditinjau dari hasil dan kualitas minyaknyapun maupun umur tanaman itu
sendiri. Pada tanah berpasir meskipun tanaman serai tidak dapat tumbuh dengan
ketinggian seperti biasa, tapi menghasilkan minyak yang berkualitas baik dan
hasil minyak dibandingkan berat biasanya tinggi. Serai bila ditanam bulan
September atau Oktober (berumur 10 bulan) ataupun dapat dibiarkan sampai
berumur 1 tahun. Jangan dipanen sampai berbunga karena akan merusak mutu
minyak. Hasil minyak 1 – 1,5% bahan kering. Disamping minyak serai ini kita
mengenal minyak Citronella yang berasal dari Srilangka yang berasal ari tanaman
yang dikenal dengan nama Lenabatu (Andropogon nardus Ceylon de Young). Tanaman
ini mempunyai daun yang lebih kecil dan panjang sedangkan rumpunnya dapat 1,5
m. Tanaman tersebut lebih keras dan mempunyai umur lebih panjang dibandingkan
dengan serai dati tipe maha pengiri (yang ada di pulau Jawa).
Serai atau serai adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan
sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan.
Minyak serai adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan
jalan menyuling bagian atas tumbuhan tersebut. Minyak serai dapat digunakan
sebagai pengusir (repelen) nyamuk, baik berupa tanaman ataupun berupa minyaknya. Dalam
penyulingan minyak serai maha pengiri ini diperlukan bahan dan alat-alat
sebagaimana juga dengan penyulingan minyak yang lainnya yaitu:
1.
Daun serai maha pengiri (sampel)
2.
Ketel tempat bahan
3.
Ketel uap
4.
Alat pendingin
Cara kerja:
1. Pertama
disiapkan daun serai maha pengiri yang akan kita suling dimana daun serai yang
masih segar ini terlebih dahulu kita bersihkan dari kotoran-kotoran maupun
tanah-tanah yang melekat pada daun tadi, seterusnya daun ini kita keringkan
dengan udara terbuka beberapa hari setelah kering daun ini dipotong-potong
menjadi ± 5 cm panjangnya, baru siap untuk didestilasi.
2. Ketel tempat
bahan sebagaimana juga destilasi sebelumnya ketel ini merupakan tempat sampel
yang mau didestilasi atau diambil minyaknya. Ketel ini dibuat dari logam yang
tidak akan mempengaruhi hasil destilasi atau stenless tell.
3. Ketel uap
adalah untuk menghasilkan uap air yang akan digunaan untuk menarik minyak
atsiri yang terkandung dlam daun (bahan). Ketel ini dibuat dari besi plat
ukuran 2 mm. Dalam proses destilasi biasanya yang dilakukan oleh rakyat tekanan
uap dalam ketel ini biasanya 1 atm sedang bila proses dipabrik-pabrik besar
tekanan lebih dari 1 atm.
4. Alat
pendingin yang berfungsi untuk mengembunkan uap yang keluar dari ketel bahan
dan uap dengan menggunakan alat berbentuk spiral yang dicelupkan ke dalam air
dingin atau juga adaa yanag dipakai pipa pendingin yang berbentuk panjang dan
dimasukan ke dalam selokan, bila penyediaan air ditempat penyulingan cukup
banyak.
No comments:
Post a Comment