Tauco
Tauco adalah
bumbu makanan yang terbuat dari biji kedelai (Glycine max)
yang telah direbus, dihaluskan dan diaduk dengan tepung terigu kemudian
didibiarkan sampai tumbuh jamur (fermentasi). Fermentasi tauco dengan direndam dengan
air garam, kemudian dijemur pada terik matahari selama beberapa minggu sampai
keluar aroma yang khas tauco atau rendaman berubah menjadi warna coklat
kemerahan. Pada pertengahan prosesnya, rendamannya sering
mengeluarkan bau yang menyengat seperti ikan busuk/bau terasi.
Dari beberapa produsen tauco tradisional mengatakan bahwa hasil rendaman, air rendamannya itulah diolah menjadi kecap sedangkan biji kedelainya menjadi tauco. Terdapat berbagai cara mengolah tauco yang masing masing memiliki keistimewaan tersendiri. Contoh tauco yang beredar di daerah Riau berbeda dengan tauco dengan di daerah Jawa dan Kalimantan. Tiap daerah memiliki keunikan cita rasa tersendiri.
Dari pengalaman, tauco dapat disimpan lama sampai bertahun tahun,
dan tidak akan rusak atau basi selama penyimpanannya tidak terkena air mentah
ataupun terkontaminasi dengan bahan organik lainnya. Sayang, tidak ada
penelitian yang lebih terperinci mengenai tauco. Oleh para para buruh kasar
(khususnya masyarakat Tionghoa) dibeberapa daerah, tauco digunakan sebagai lauk
setiap makan terutama saat makan bubur bening. Penggunaannya yang umum adalah
sebagai bumbu
atau penyedap dalam membuat lauk pauk, misalnya ayam bumbu tauco,
nasi goreng tauco, ikan tumis tauco
Pada
prinsipnya, tauco dihasilkan dari proses fermentasi kapang. Kapang merupakan
salah satu jenis mikroba yang biasa disebut sebagai jamur, namun bukan jamur merang atau jamur shiitake yang biasa Anda konsumsi,
melainkan jamur yang berukuran mikroskopis. Dalam ‘keluarga’ mikroba, kapang
memiliki ukuran yang paling besar, kehadirannya biasanya ditandai dengan
tumbuhnya benang-benang halus berwarna–warni, tergantung jenis kapangnya.
Jenis kapang yang paling umum digunakan dalam pembuatan tauco adalah kapang
Aspergillus oryzae, Rhizopus oryzae, dan Rhizopus oligosporus. Enzim-enzim
pencernaan seperti amilase, protease, dan lipase yang dilepaskan oleh kapang
selama proses fermentasi, mengakibatkan terjadinya pemecahan kandungan zat gizi
dalam kedelai sehingga membentuk komponen gizi yang lebih sederhana.
Protein kedelai diubah menjadi asam amino, lemak menjadi asam lemak, dan
karbohidrat dipecah menjadi asam-asam organik seperti asam laktat dan alkohol.
Reaksi antara asam organik dan alkohol menghasilkan ester-ester yang merupakan
senyawa pembentuk cita rasa dan aroma. Salah satunya adalah menghasilkan rasa
umami. Oleh karena itu tak heran jika penggunaan tauco dalam masakan bisa
membuat cita rasa masakan jadi lebih sedap. Warna tauco yang kecokelatan
dihasilkan dari reaksi Mailard, yaitu reaksi antara asam amino dan gula yang
terbentuk selama fermentasi.
Dalam pembuatan tauco, biasanya ditambahkan tepung-tepungan seperti
tepung beras, tepung terigu, atau tepung ketan. Tujuannya adalah menambah
sumber ‘makanan’ yang dapat merangsang pertumbuhan kapang dan menambah volume
produk yang dihasilkan
Bahan
alat-alat:
1. kedelai yang
kuning
2. Air bersih
3. Periuk
4. Kompor
5. Air bersih
6. Tepung terigu
atau tepung beras
7. keranjang
atau tapisan
8. sendok
9. niru atau
tampah
10. daunpisang
11. garam
12. bumbu kecap
13. ebi penkak
14. kayu manis
15. daun salam
dan sebagainya
16. guci atau
stoples
Cara
membuatnya:
1. Pertama-tama
kita pilih kedelai yang kuning dan baik, rata tuanya, satu jenis serta tidak
bercampur dengan yang rusak dan busuk bersihkan dari debu, pasir dan
kotoran-kotoran lainnya, cuci beberapa kali, rendam sehari semalam dan lalu
rebus tak usah lama pokoknya kalau dipijit kulitnya, isi di dalamnya meloncat
keluar dan biarkan sampai dingin.
2. Kemudian
kupas kulitnya boleh diinjak-injak asal semua kulitnya bersih lalu ditanak
seperti menanak nasi sampai masak betul, bila sudah masak teteskan airnya ke
dalam keranjang atau diatas tapisan biarkan sampai dingin kemudian air tetesan
ini digunakan untuk campuran air garam.
3. Sementara
menunggu kedelai menjadi dingin campurkan 1 takaran tepung beras dan 1 takaran
tepung ketan kemudian digoreng tanpa minyak (disangan) sampai warnanya kuning
merata seluruhnya.
4. Campurkan
tepung sangan beras kepada kedelai yang sudah masak dan dingin tadi dengan
perbandingan 1: 4, tepung 1, kedelai 4 bahagian kemudian campurkan jangan kena
tangan apalagi tangan yang kotor (pakai sendok), bila dinodai sesuatu yang
kotor kedelai tepung ini cepat menjadi basis, masak, dan busuk.
5. Kemudian
kacang kedelai tadi diletakkan diatas niru dengan memakai alas daun kembang
sepatu atau daun waru ataupun daun pisang. Pada daun-daun ini mungkin terdapat
benih cendawan kapang yang kita perlukan kemudian baru kita param. Tiap-tiap
niru ditutupi daun pula dan tumpukan niru-niru dalam satu rak tersendiri dan
selimuti dengan goni. Lamanya diparam cukup 2 sampai 3 hari. Jangan lupa
membongkar peraman tadi tiap hari untuk memperbaharui udara juga baik-baik
jangan lebih suhunya 40 o C, aduk untuk memperbaharui udaranya kemudian diperan
lagi.
6. Seterusnya jemur
sampai kering kedelai berlapung itu bila sudah kering bersihkan lapuknya
kemudian tampi agar semua cendawannya terbuang. Setelah itu kedelai kering
dicampur tepung, dipulung (dikepal) sebesar-besar telur ayam kemudian diperam
lagi, hasil peraman ini dinamakan bungkil tauco.
7. Bungkil tauco
ini direndam dengan larutan garam 20% sampai 30%. Banyak air garam cukup sampai
seluruh bungkil tauco itu terandam seluruhnya, masukan dalam guci atau stoples
kemudian tutup dengan kain agar debu dan kotoran tidak masuk kedalamnya.
8. Kemudian
jemur di panas matahari biarkan proses ini berjalan selama setengah bulan atau
sebulan.
9. Bila
cairannya berkurang tambahkan dengan air matang sedikit atau embunkan pada
malam hari pelan-pelan warnanya berubah menjadi kuning, agak coklat (berwarna
tauco). Aromanyapun sudah berbau tauco.
10. Umumnya tauco
dibubuhi gula aren (enau), untuk 5 kg kedelai yang gulanya 1 ½ - 1 kg dan
tambahkan bumbu seperti bumbu kecap, ebi penkak, kayu manis, daun salam dan
sebagainya.
11. Selanjutnya
kacang tadi dijemur terus sampai bumbu-bumbu tadi meresap kedalamnya
sebagaimana yang kita ingini. Sesudah proses ini kita lakukan barulah tauco ini
dapat kita konsumsi.
n~ � a i � +
XN,
ringan
ini dicampur asam cuka atau batu (gyps). Sambil diaduk sehingga tahu mengendap
didasarnya, air dibuang hingga tinggallah tahunya. Tahu ini dicuci dengan air
sambil rasa asamnya hilang atau sangat berkurang. Baru dicetak agar tahu ini
menjadi kukuh dan agak padat, kempa pelan-pelan atau diberi beban diatasnya,
biarkan kira-kira 5 menit lamanya kemudian baru tahu itu dipotong-potong
dan siap untuk dikonsumsi.
No comments:
Post a Comment