Tarmizi, B.Sc, S.Pd
"Silahkan makan. Aduh, malu. Soalnya, lauknya cuma sayur!"
begitu sering kita dengar rikuhnya seorang Nyonya Rumah yang menjamu tamunya
dengan perasaan malu-malu karena menghidangkan sayur. Apakah itu bayam,
kangkung, daun singkong, daun pepaya, sawi hijau, katuk, kacang panjang dan
jenis sayuran hijau lainnya.
Nyonya Rumah tadi tidak salah.
Perasaan malu itu secara. tak sadar terbentuk oleh anggapan masyarakat yang
menilai bahwa sayuran hijau itu lauk tidak bergengsi, nilai rendah. Sementara
lauk yang dianggap bergengsi, adalah daging. Itu menaikkan prestise. Jelas, ini
anggapan yang salah. Kita harus segera mengubah visi tentang sayuran hijau demi
kesehatan keluarga, khususnya anak-anak kita yang sedang tumbuh kembang., Sebab
sayuran hijau pada umumnya kaya akan sumber gizi yang penting.
Mari kita simak
Setiap
sayuran hijau yang dapat dimakan seberat 100 g kandungan gizinya terdiri dari :
2-5 g protein; 400 - 1.000 mg kalsium; 20 - 30 mg zat besi; 3.000 - 10.000 mg
VIT A; 50 - 100 g VIT C; 20 - 40 mg folat dan 150 - 400 mg riboflavin (VIT B2).
Sedangkan kita per harinya paling tidak mengkonsumsi 30 g sayuran hijau, untuk
kesehatan kita. Dari 30 g itu berarti memberikan sekitar 150 - 300 mg kalsium;
6 ‑ 10 mg zat besi; 1.000 - 3.000 mg VIT A; 15- 40 mg folat; 50 - 150 mg VIT B,
dan 15 - 30 mg VIT C - masuk ke tubuh kita.
Bila ada
seseorang mengkonsumsi sayuran hijau lebih dari itu, juga tidak ada salahnya.
Berarti ia banyak memasukkan protein ke dalam tubuhnya. Tetapi jumlah kandungan
gizi pada sayuran itu tidaklah selalu sama. Ada yang kandungan VIT C lebih banyak dan
sayuran itu berarti kandungan kalsiumnya sedikit. Lepas dari masalah itu, pada
umumnya sayuran hijau kaya akan VIT A. Ini sangat diperlukan untuk pertumbuhan
anak-anak.
Di Jawa Barat, umumnya sayuran hijau
dikonsumsi mentah sebagai lalap. Istilahnya dikonsumsi secara 'segar'.
Dipandang dari segi gizi, pengkonsumsian secara segar ini banyak keuntungannya.
Sebab ada beberapa sayuran hijau yang nilai gizinya berubah setelah dimasak.
Karena itu pengkonsumsian sayuran hijau perlu dipertimbangkan, apakah dalam
bentuk segar atau harus dimasak. Dalam proses pemasakan nilai gizi kalsium dan
zat besi dalam sayuran hijau itu tidak berubah. Yang berubah kandungan Vit C.
Ini terjadi bila sayuran tersebut dimasak sampai matang sekali. Kandungan VIT
C-nya akan hilang/rusak sekitar 50 – 70 %. Untuk menghindari hilangnya VIT C
tersebut, seyogyanya sayuran itu dimasak 1/2 matang - saja atau cukup
dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa detik untuk mematikan bakteri.
Sayang, sayuran yang kaya gizi itu
jarang disukai. Maksudnya banyak orang yang tidak suka makan sayuran. Demikian
juga anak-anak. Maka tak heranlah apabila banyak anak-anak yang terancam
kebutaan. Agar suka makan sayuran memang perlu dididik. Pendidikannya
sebetulnya tidak terlalu sulit. Pertama, sayuran itu dihidangkan dalam berbagai
variasi resep yang dihidangkan selang-seling. Misalnya, bayam tidak hanya
dimasak sayur bening saja tetapi juga bisa ditumis, bahkan dibuat rempeyek.
Kangkung jangan hanya diurap saja, tetapi bisa dimasak bumbu mie (mie-
kangkung), cah kangkung jamur, tumis, gado-gado dan sebagainya.
Dengan adanya hidangan yang penuh variasi itu, sayuran menjadi
hidangan fovorit.
Bisa jadi,
meskipun sayuran itu telah dimasak dengan resep yang lezat, bisa saja anak-anak
tetap tidak mau memakannya. Bila hal itu
terjadi, pendidikan makan sayur yang sistem kedua perlu dilancarkan. Anak-anak
itu diberi contoh tokoh-tokoh yang suka makan sayur. Misalnya, tokoh Popeye
dalam cerita Popeye the Sadorman, meskipun
ia bertubuh kurus tetapi kuatnya bukan main. Karena Popeye suka makan sayuran.
Lalu, tokoh Tarzan. Tubuhnya. yang kuat itu karena banyak makan sayur dan buah,
karena hidup di hutan. Kita dapat juga menampilkan tokoh-tokoh nyata yang
menjadi idiola anak-anak. Katakan pada anak itu, bahwa idolanya itu makan
sayur.
Langkah ketiga dalam mendidik anak
agar suka, sayur, maka orang tuanya harus makan sayur, Setiap harinya menunya
dilengkapi dengan sayuran, tidak hanya yang serba daging. Utamakan hidangan
yang dimasak dengan resep lezat, penampilannya menarik. Dengan demikian
anak-anak akan menjadi suka sayur.
Kekayaan Sayuran
Di atas telah
disebutkan bahwa sayuran hijau antara lain mengandung VIT A, VIT C, VIT B2,
kalsium dan zat besi. Kandungan-kandungan tersebut mungkin saja mempunya
beberapa rfungsi.
Vitamin A -
lazim juga disebut 'vitamin kecantikan'. Karena dengan VIT A masuk ke tubuh
kita, kulit kita menjadi licin, halus dan lembut. Selain itu VIT A juga berguna
untuk menjaga ketahanan lapisan lendir di hidung, kerongkongan, cabang
tenggorokan serta seluruh saluran pencernaan, kandungan kemih, ginjal dan
organ-organ dalam rongga panggul. Bagi anak-anak VIT A juga berguna untuk
membantu pertumbuhan tulang dan gigi.
Bila tidak ada VIT A yang masuk ke
dalain tubuh, maka mata akan suram pandangannya (penglihatan rusak), kulit
tebal-kasar, mudah terkena infeksi dan sulit memerangi penyakit menular.
Untuk memperoleh VIT A lebih banyak, selain makan sayur kita
perlu juga makan buah-buahan (alpokat, semangka, perzik) dan sayuran seperti
labu siam,
wortel, ubi jalar.
Vitamin C -
lazim juga disebut asam askorbat, merupakan vitamin yang punya daya untuk
menyembuhkan penyakit yang berlarut-larut atau infeksi. Bila tubuh kekurangan
VIT C, akibatnya gusi berdarah, tulang nyeri, gigi gampang goyah, kulit mudah
kena bintik-bintik merah.
Perlu diketahui bahwa VIT C tidak
dapat disimpan dalam tubuh. Karena itu tiap hari kita harus mengkonsumsi VIT C
yang berasal dari sayuran, maupun buah-buahan (terutama jeruk, anggur, tomat).
VIT B2 - lazim disebut riboflavin,
untuk tubuh kita diperlukan sebagai enzima, sehingga tubuh kita dapat
menggunakan hidrat arang. Bila kita kekurangan VIT B2 Akibatnya mulut pecah-pecah
(bibir termasuk lidah). Bibir rasanya seperti terbakar dan warnanya menjadi
ungu. Untuk memperoleh Vit B2 lebih banyak, selain makan sayuran perlu juga
makan kacang‑kacangan, telur, susu dan biji-bijian yang masih berkulit ari.
Kalsium - lazim juga disebut zat
kapur. Ini mineral yang paling banyak di dalam tubuh kita : dalam tulang,
saraf, otot dan darah. Dalam tulang berguna untuk kekuatan, dalam otot untuk
kelenturan, dalam saraf untuk kepekaan dan dalam darah untuk mencegah
pendarahan yang serius. Agar tubuh kita stabil dan seimbang terus menerus, maka
pengkonsumsian kalsium tidak boleh kurang.
Apabila tubuh kekurangan kalsium
akibatnya, tubuh lemah, saraf tidak peka, otot kejang, kerja jantung lemah
bahkan bisa jadi berhenti sama sekali. Untuk mencegah itu, kita harus mempunyai
persediaan kalsium yang diperoleh dari makanan yang kita konsumsi setiap hari:
Zat Besi ‑ atau lazim juga disebut
besi. Kadar besi dalam tubuh kita tidak seberapa jumlahnya tetapi peranannya
sangat penting, seperti halnya peranan besi logam itu dalam kehidupan kita.
Besi dalam tubuh kita banyak
terdapat di dalam sel darah merah yang membentuk hemoglobin (wama merah pada
darah). Hemoglobin amat penting peranannya karena mengantar oksigen ke segala
jaringan tubuh, sehingga kita tetap hidup.
Tiap sel darah
merah berisi 250.000.000 (sperempat milyar) molekul hemoglobin dan
1.000.000.000 (satu milyar) atom besi. Dalam beberapa detik selama sel-sel
darah merah yang kecil itu melalui paru-paru, 1.000.000.000 molekul oksigen
diambilnya dari udara di dalam paru-paru. Pada waktu yang sama ditinggalkannya
1.000.000.000 molekul karbon dioksida yang telah dikumpulkan dari jaringan
tubuh. Karbon dioksida yang tidak diperlukan dikeluarkan dari tubuh waktu
menghembuskan nafas. Karena itu kita harus selalu menghirup udara segar untuk
memberikan oksigen pada set-sel darah merah dan untuk menyingkirkan karbon
dioksida. Proses, ini disebut pernafasan.
Sel darah
merah itu hanya hidup empat bulan, kemudian harus dibinasakan. Karena itu perlu
sel baru dan tubuh kita harus
memproduksinya untuk menggantikan darah lama maupun mengisi darah yang hilang karena suatu sebab
(teriris, luka berat dll). (NP, Medical Technology)
Sekarang
masih kita temui orang yang tidak menyukai sayur. Hal itu mungkin disebabkan
tidak dibiasakannya makan sayur sejak kecil. Oleh karena itu, kita harus
mebiasakan diri mengkonsumsi sayuran dan bagi anak mulai dari kecil, bahkan
bagi ibu yang hamil diharuskan banyak makan sayur, agar bayi/janin dalam
kandungannya tetap sehat.
Sayuran juga
kaya akan kandungan gizi, dan sayuran yang satu berbeda kandungan atau
jumlahnya dengan sayuran lainnya. Kekurangan gizi menyebabkan berbagai keluhan
antara lain sebagai berikut.
·
Kekurangan Vitamin A
menyebabkan penglihatan kabur, kulit tebaldan kasar, mudah terkena infeksi,
mudah terserang penyakit.
·
Kekurangan vitamin C
berakibat gusi mudah berdarah, tulang nyeri, gigi mudah goyah.
·
Kekurangan vitamin B2
menyebabkan sariawan.
·
Kekurangan kalsium
menyebabkan tulang rapuh dan mudah keropos, keseimbangan dan kestabilan tubuh
berkurang.
·
Kekurangan Zat besi
menyebabkan anemia atau kekurangan sel darah merah atau hemoglobin rendah.
Karena itu,
sangat perlu mengkonsumsi sayuran hijau.
Referensi:
Sardianto "Kecubung Sebagai
Obat" Balai Penelitian Tanaman Obat
Tawangmangu, 1990.
S "Akar Kecubung untuk Obat
Kolera" (Majalah Tumbuh No.15, Nopember 1990). PT Menara
Bangun Tanindo, Jakrta.
Suci Puji Suryani "Kecubung"
(Majalah Trubus No.278, Januari 1993). Yayanas Sosial Tani
Membangun, Jakarta.
Uje
"Dua Jenis Kecubung" (Majalah Trubus No.279, Februari 1993). Yayanas
Sosial Tani
Membangun, Jakarta.
Drs. Djoko Hargono et al, "Tanaman Obat Indonesia Jilid
I & II," 1985, Dirjen Pengawasan Obat
dan Makanan - Depkes RI. Jakarta.
Dra. H.Cir," Obat-obat Peninggalan Nenek
Moyang," 1982, Ikhwan Jakarta.
C Wahyu Suryowidodo, "Kecubung
Kasihan Obat Keseleo," (Trubus No.248, juli 1990) Yayasan
Sosial Tani Membangun, Jakarta.
Dra.
Balkiah S & Anawati," Aneka Resep Obat Kuno Warisan
Nenek Moyang," Anugerah
Surabaya.
Marah Maradjo
& Ir.Saleh Widodo," Flora Indonesia, Tanaman Rempah-rempah,"
1985, PT Gita
Citra,
Jakarta.
Soeharso,"Daun
saga Obat Sariawan," BPTO Tawangmangu,Maret 1990.
Sinse Usen Wijaya, "Jamu Kembang
Teratai," Yayasan sosial Tani
Membangun, Jakarta,
1984.
Della, "Resep Jamu Awet Muda,"
Yayasan Sosial Tani Membangun Jakarta,
1984.
Slamet
Soeseno, "Khasiat Pisang
Kelutuk untuk Pencernaan," (Majalah Trubus No.285
1993)
Yayasan Sosial Tani Membangun Jkt.
Tarmizi,
"Pisang Obat Lambung,"
(Harian Singgalang, 24,11,94) Singgalang Press, Padang.
No comments:
Post a Comment