Salah satu kebutuhan manusia
adalah bahan makanan atau pangan.
Manusia dalam hidupnya perlu makan. Bahan makanan merupakan segala sesuatu yang dikonsumsi manusia guna melangsungkan kehidupannya. Manusia makan tidak saja untuk menjalankan seluruh fungsi alat-alat tubuh secara normal, tetapi juga untuk menghasilkan kalori yang diperlukan bagi pelaksanaan aktivitas atau kegiatan pekerjaan sehari-hari. Tanpa makan jelas manusia tidak akan dapat melakukan pekerjaannya sehari-hari, bahkan alat-alat tubuhnya tidak dapat berfungsi secara baik dan pada gilirannya ia akan menderita penyakit yang dapat berakhir dengan kematian. Dengan demikian, bahan makanan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi manusia.
Manusia dalam hidupnya perlu makan. Bahan makanan merupakan segala sesuatu yang dikonsumsi manusia guna melangsungkan kehidupannya. Manusia makan tidak saja untuk menjalankan seluruh fungsi alat-alat tubuh secara normal, tetapi juga untuk menghasilkan kalori yang diperlukan bagi pelaksanaan aktivitas atau kegiatan pekerjaan sehari-hari. Tanpa makan jelas manusia tidak akan dapat melakukan pekerjaannya sehari-hari, bahkan alat-alat tubuhnya tidak dapat berfungsi secara baik dan pada gilirannya ia akan menderita penyakit yang dapat berakhir dengan kematian. Dengan demikian, bahan makanan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi manusia.
Di alam semesta
tersedia berbagai jenis makanan, baik bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (nabati) seperti padi, jagung, gandum, ubi-ubian, buah-buahan,
dan sayur-sayuran, maupun bahan makanan yang berasal dari hewan (hewani)
seperti daging, ikan, telur dan udang. Jenis bahan makanan mana yang akan
dikonsumsi manusia tergantung kepada selera, kebiasaan serta sifat fisika dan
kimia dari bahan makanan tersebut. Tentu saja, ketersediaan bahan pangan sangat
ditentukan oleh jumlah manusia yang mengkonsumsinya. Semakin banyak jumlah
manusia yang mengkonsumsi sesuatu bahan makanan maka akan semakin terbatas pula
ketersediaan bahan makanan tersebut. Dalam hal ini, kegiatan intensifikasi dan
ekstensifikasi pengadaan bahan pangan perlu lebih ditingkatkan sehingga
kebutuhan pangan manusia tetap dapat terpenuhi. Dikonsumsi sehari-hari. Suatu
jenis bahan makanan tertentu pada umumnya tidak selalu mengandung semua zat
makanan yang dibutuhkan tubuh manusia. Suatu jenis makanan mungkin saja
mengandung satu atau lebih zat makanan tertentu tetapi tidak mengandung zat-zat
makanan lainnya, seperti daging sapi banyak mengandung protein, lemak, vitamin,
dan mineral yang diperlukan tubuh tetapi tidak atau hampir tidak mengandung
karbohidrat, beras banyak mengandung karbohidrat dan vitamin yang dibutuh kan
tubuh tetapi tidak atau hampir tidak mengandung protein, lemak dan mineral, dan
sayur bayam banyak mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh tetapi
tidak atau hampir tidak mengandung protein karbohidrat dan lemak yang
diperlukan oleh tubuh manusia. Oleh karena itu, dalam memilih menu sehari-hari
manusia perlu mempertimbangkan kandungan zat-zat makanan yang ada di dalamnya
sehingga kebutuhan tubuh terhadap zat-zat makanan dapat dipenuhi secara
lengkap.
Bahan-bahan
makanan yang tersedia di alam baik nabati maupun hewani tidak semuanya dapat
dikonsumsi secara langsung. Bahan makanan seperti sayur bayam, kangkung, kol,
daging kambing, sapi, ayam dan ikan pada umumnya diolah terlebih dahulu sebelum
dimakan, sedangkan buah-buahan seperti pisang, jeruk, apel dan anggur pada
umumnya dapat dikonsumsi secara langsung. Pengolahan bahan makanan untuk
dikonsumsi dimaksudkan terutama sekali untuk mendapatkan cita rasa makanan yang
enak, menjadikan bahan makanan tahan lama (awet) dan melindungi tubuh dari
bahaya bakteri perusak yang mungkin ada dalam bahan makanan mentah. Oleh karena
itu, pengolahan bahan makanan merupakan aspek penting dalam mengadaan pangan
manusia.
Sejalan dengan
pertambahan penduduk yang semakin besar dan ketersediaan lahan produksi pangan
yang semakin terbatas, pengadaan bahan makanan di Indonesia perlu mendapat
perhatian penting. Berbagai kebutuhan pokok di bidang pangan seperti beras,
daging, sayur-sayuran dan buah-buahan perlu dijaga kecukupannya dengan
mengupayakan produksi nya dalam jumlah yang memadai. Hal ini dapat diwujudkan
melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi berbagai macam bahan makanan
dengan memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan teknologi baru dibidang ini.
Kemajuan ilmu dan teknologi pangan dewasa ini telah mampu mendorong manusia
memproduksi berbagai macam bahan makanan seperti beras, jagung,
kacang-kacangan, sayur-sayuran, buah-buahan, ayam, kambing dan sapi dalam
jumlah besar dengan lahan yang relatif kecil. Keberhasilan dalam kegiatan
intensifikasi dan ekstensifikasi pangan tertentu akan dapat memenuhi kebutuhan
pokok manusia tentang bahan makanan sehari-hari.
Di samping
ketersediaan bahan makanan dalam jumlah dan jenis yang memadai, kandungan
zat-zat makanan yang dibutuhkan tubuh manusia seperti protein, karbohidrat,
lemak dan vitamin, mineral dan air juga perlu mendapat perhatian. Tubuh manusia
dalam aktivitasnya sehari-hari memerlukan zat-zat makanan tersebut dalam jumlah
tertentu dan berimbang. Tentunya, bahan makanan yang baik adalah bahan makanan,
baik nabati maupun hewani, yang mengandung protein, karbohidrat dan lemak yang
berkualitas tinggi serta vitamin, mineral dan air yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Manusia perlu mengetahui secara umum kandungan zat-zat makanan damal
setiap jenis bahan makanan yang
Berkat kemajuan
ilmu danteknologi pangan saat ini, berbagai jenis bahan makanan konvensional
(alamiah) telah dapat diolah menjadi bahan makanan hasil industry. Di pasaran
telah tersedia berbagai macam bahan makanan produk industry yang dikemas secara
rapi. Baik bahan makanan yang kaya proein seperti daging, ikan, udang, telur,
dan susu; bahan makanan yang kaya lemak seperti minyak kelapa, minyak jagung,
minyak kacang dan mentega; bahan makanan sumber karbohidrat seperti tepung,
gula, jagung, beras; maupun bahan makanan yang kaya vitamin dan mineral seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan serta minuman bergizi seperti aqua, sirup, coca
cola, dan anggur. Semua produk bahan makanan dan minuman industry tersebut
dibuat sedemikian rupa melalui proses teknologi tertentu dan dikemas secara
baik dengan menggunakan bahan yang sesuai seperti plastik, karton, botol dan
kaleng. Dengan demikian. Pengolahan pengolahan bahan makanan alam menjadi bahan
makanan produk-produk industry yang berkualitas standar perlu dikembangkan
terus menerus.
Sistem pengolahan
bahan makanan alami pada umumnya mengalami tiga macam proses, yakni produksi,
pengadaan dan konsumsi. Ketiga proses ini perlu ditangani secara baik. Proses
produksi diawali dengan pemanenan bahan makanan yang akan diolah. Pemanenan
bahan makanan haruslah mengikuti persyaratan tertentu seperti bentuk, swarna
dan kematangannya. Penseleksian pemanenan bahan makanan pada umumnya akan
sangat menentukan kualitas pangan produk konsumsi. Selanjutnya, bahan makanan
yang sudah dipanen disimpan beberapa saat untuk diproses menjadi bahan makanan
konsumsi. Proses pengadaan bahan makanan ini harus dilakukan secara tepat
dengan menggunakan peralatan yang baik, bersih dan standard. Proses produksi
bahan makanan konsumsi harus dilakukan secara hati-hati dan cermat guna
memelihara kandungan zat-zat makanan yang ada, nilai gizi dan kontaminasi dari
bakteri pembusuk (pathogen). Kualitas bahan makanan sangat ditentukan oleh
proses pengolahannya mulai dari pemanenan sampai kepada proses produksi pangan
konsumsi.
Dalam proses
pengolahan bahan makanan, khususnya dari panen, selama pengadaan sampai kepada
produksi konsumsi, bahan pangan yang diolah pada umumnya banyak mengalami
perubahan baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
Perubahan-perubahan tersebut sebahagian besar terjadi akibat adanya reaksi kimia
di dalam bahan makanan itu sendiri serta akibat adanya pengaruh lingkungan.
Sebagai contoh, matangya buah-buahan dan empuknya daging merupakan akibat dari
reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam bahan makanan tersebut dan mengapur
serta menguningnya beras terjadi karena pengaruh lingkungan yang basah. Di
samping itu, perusakan dan pembusukan bahan makanan terjadi sebagai akibat dari
reaksi-reaksi kimia yang berantai dan rumit, pengaruh bakteri pathogen dan
jamur. Dalam hal ini, perubahan bahan-bahan makanan yang diharapkan perlu
dicegah guna menciptakan bahan makanan konsumsi yang baik.
Bahan makanan
produksi konsumsi yang bermutu mempunyai citarasa dan aroma yang baik serta
nilai gizi yang tinggi. Citarasa dan aroma suatu bahan makanan dapat timbul karena
adanya senyawa-senyawa kimia, baik yang
alamiah maupun yang sintesis dimana senyawa tersebut bereaksi dengan
ujung-ujung syaraf indera lidah dan hidung. Nilai gizi suatu bahan makanan
ditentukan oleh jumlah, jenis, dan kualitas zat-zat makanan yang terkandung di
dalamnya. Semakin lengkap kandungan zat-zat makanan yang terdapat dalam suatu
bahan makanan semakin tinggi nilai gizinya. Bahan makanan yang memiliki
citarasa, aroma, serta nilai gizi yang yang tinggi harus diramu dalam suatu
menu sehari-hari. Dengan demikian, bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi
adalah bahan makanan yang mempunyai citarasa dan aroma yang tinggi, warna yang
menarik, serta mengandung nilai gizi yang dapat memenuhi kebutuhan tubuh
manusia.
Untuk menciptakan
bahan makanan produk konsumsi yang baik, perusakan atau perubahan citarasa,
aroma, warna dan nilai gizi yang mungkin terjadi selama proses pengolahan perlu
menjadi perhatian. Citarasa, aroma, dan warna yang menarik dari suatu bahan
makanan akan dapat berkurang karena adanya reaksi-reaksi kimia yang terjadi di
dalam bahan pangan tersebut. Begitu pula nilai gizi suatu bahan makanan akan
dapat berkurang karena terjadinya reaksi-reaksi kimia dalam bahan makanan itu
sendiri serta pengaruh fisik dari luar. Oleh karena itu, dalam proses
pengolahan bahan makanan, reaksi-reaksi kimia dalam bahan makanan serta
pengaruh fisik dari luar yang mungkin dapat merusak atau mengurangi citarasa,
aroma, warna, dan gizi dari bahan makanan tersebut harus dihindari semaksimal
mungkin.
Kerusakan suatu
bahan makanan dapat diatasi atau dikurangi dengan cara pemberian bahan-bahan
kimia tertentu, seperti zat penyedap rasa, zat pemanis, zat pemberi aroma, dan
zat pengawet selama proses pengolahannya sehingga bahan makanan produk konsumsi
yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi. Penggunaan zat-zat tambahan (aditif)
tersebut banyak sekali melibatkan reaksi-reaksi kimia di dalam bahan makanan
sehingga terbentuk berbagai macam senyawa baru yang pada umumnya dapat
mengatasi kerusakan bahan makanan yang akan dikonsumsi. Namun perlu pula
diketahui bahwa sebagian dari senyawa-senyawa baru yang terbentuk itu akan
dapat pula bertindak sebagai residu yang dapat mempengaruhi atau merusak
kesehatan manusia. Oleh karena itu, dalam pengendalian kerusakan dan keracunan bahan
makanan yang diolah perlu diketahui seluk beluk terjadinya reaksi perubahan,
asal usul bahan yang diolah, serta daya tahan zat-zat aditif terhadap bahan
makanan tersebut.
Di dalam bab-bab
selanjutnya akan dibahas secara terperinci hal-hal yang menyangkut materi kimia
bahan makanan. Pada bahagian zat-zat makanan akan dikemukakan uraian tentang
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Pengolahan bahan
makanan meliputi pengolahan pangan dengan mikroba, pengolahan pangan kaleng,
pengolahan minyak nabati, dan zat-zat aditif bahan makanan. Pengawetan bahan
makanan mencakup pengawetan dengan sinar gamma dan pengawetan dengan zat
aditif. Pada bagian bab pembusukan dan keracunan bahan makanan akan dibahas
tentang pembusukan dan keracunan alamiah, pembusukan dan keracunan karena
mikroba, serta pembusukan dan keracunan karena pencemaran. Penjagaan dan
pengawasan makanan meliputi pembahasan mengenai tujuan penjagaan dan pengawasan
makanan, standar mutu makanan, dan pengawasan makanan dari Balai Pengawasan
Obat dan Makanan (POM). Dengan memahami isi buku ini para pembaca akan
memperoleh pengetahuan yang memadai tentang hal ikhwal yang menyangkut kimia
bahan makanan.
No comments:
Post a Comment