Oleh Tarmizi, BSc., S.Pd
Antioksidan
Beberapa antioksidan
Sumber antioksidan
Meski
bukan cita-cita, penuaan memang hampir tak mungkin dielakkan, lambat laun tetap
terjadi. Secara prlahan tapi pasti, sel-sel tubuh mengalami proses perusakan,
diantaranya disebabkan oleh radikal bebas. Jika tak dihambat oleh antioksidan,
dalam tubuh radikal bebas akan reaktif dan sangat ganas
merusak keutuhan sel.
Penuaan (Inggris:Aging) adalah hasil akumulasi dari perubahan organisme atau
objek karena waktu. Penuaan pada manusia berkaitan dengan proses
multidimensional fisik, psikologis dan perubahan sosial. Umur merupakan ukuran
secara kronologis, dan ulang tahun seseorang merupakan hal yang penting dalam
masalah "penuaan".
Molekukl radikal bebas tak memiliki pasangan.
Akibatnya elektron bebas tadi aktif mendapatkan pasangan, dengan cara bereaksi
bersama molekul lain. Sayangnya, cara ini merusak sel di sekitarnya, sekaligus
membentuk radikal bebas yang baru. Begitu seterusnya perusakan akan berlanjut
jika tak diredam dengan antioksidan.
Secara sederhana perhatikan saja margarin yang sengaja dibuka. Setelah bereaksi
dengan udara luar, dalam beberapa saat akan tercium bau tengik. Contoh lain
kalau apel, pisang atau kentang dikupas, warnanya akan segera berubah menjadi
coklat akibat pengaruh udara. Kejadian ini mirip dengan yang terjadi dalam tubuh
kita akibat pengaruh radikal bebas.
Pada margarine, bau tengik berasal dari interaksi antara oksigen dengan lemak.
Apabila antioksidan lengkap dan memadai, proses ketengikan akan terkontrol dan
bahkan terhalang. Begitu juga kejadiannya di dalam tubuh manusia, keberadaan
antioksidan akan memelihara bentuk normal sel sehingga tak mengalami perubahan
yang menjadikan tetap muda.
Gejala uzur dapat diperlambat, antara lain dengan mengkonsumsi makanan seimbang
dan padat gizi, terutama golongan antioksidan.
Antioksidan seperti betakaroten, vitamin-C, vitamin-E, selenium, dan seng
memiliki peranan penting untuk memperlambat penuaan. Melalui berbagai
penelitian diketahui, antioksidan tidak hanya sekadar menagnkal penuaan,
sekaligus dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit kanker.
Antioksidan juga akan memperbaiki kerusakan DNA pembawa sifat) yang disebabkan
oleh radikal bebas. Dengan keistimewaannya, antioksidan akan menolong
percepatan perbaikan DNA. Zat antioksidan tak sekadar meredam radikal bebas, juga
membersihkan sekaligus melindungi sel dari kerusakan, caranya dengan
menetralisir radikal bebas yang terlanjur ada di sel.
Selain
memperlambat proses penuaan dan mencegah penyakit kanker, antioksidan
juga dapat meningkankan kekebalan tubuh. Ketersediaan antioksidan yang memadai
di dalam tubuh akan meningkatkan kemampuan tubuh dalam memukul mundur serangan
organisme penyebab penaykit seperti bakteri.
Sampai
kini, belum ada tandingan antioksidan untuk melindungi tubuh melawan kerusakan
sel. Di dalam tubuh, antioksidan akan menyerang dan menetralkan kereaktifan
radikal bebas, dan mengubahnya dari ganas menjadi jinak.
Vitamin E merupakan antioksidan terkuat dari sejumlah antioksidan. Selain
melindungi membran sel, vitamin yang larut dalam lemak ini, juga dapat
meningkatkan penyerapan vitamin A.
Jenis
antioksidan lainnya adalah vitamin-C. Vitamin yang larut dalam air dan harus
ada dalam hidangan sehari-hari ini mampu bergerak cepat dalam menangkal radikal
bebas. Vitamin C juga membantu pembentukan kalogen dan memperkuat kerja vitamin
E.
Betakaroten
juga bersifat antioksidan dan banyak terdapat dalam sayuran terutama yang
bewarna hijau, juga dalam buah-buahan dan umbi-umbian yang bewarna kemerahan.
Zat pembentuk vitamin A (provitamin A) ini merupakan peredam oksidasi yang
paling potensi.
Beberapa
mineral juga bersifat antioksidan. Antioksidan jenis mineral ini biasanya
bekerja sebagai komponen enzim, sehingga sangat tepat meredam radikal bebas
yang terjadi melalui proses enzimatis. Beberapa mineral penting itu adalah
selenium (Se) dan seng (Zn).
Antioksidan terdiri dari vitamin E, vitamin C, provitamin A (betakaroten).
Vitamin E sangat terbantu keberadaannya dalam makanan yang banyak mengandung
bahan lemak, seperti ikan, daging dan produk susu. Vitamin E dalam pangan
nabati ada pada gandum, biji bunga matahari, kacang-kacangan, sayuran hijau
tua, minyak kedelai, dan minyak jagung.
Berbeda dengan vitamin E, kecukupan vitamin C tubuh telah diukur yaitu 60 mg
per hari. Untuk mencapai angka itu, dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran
yang cukup akan dapat terpenuhi dengan baik.
Betakaroten banyak terdapat dalam sayuran hijau, seperti bayam, terung, leunca,
kacang polong, brocoli, wortel. Sedangkan buah yang banyak mengandung
betakaroten antara lain pepaya, semangka, dan apricot.
Sayuran dan buah-buahan memang disarankan banyak dikonsumsi. Ternyata hampir
semua mineral yang berfungsi sebagai antioksidan terdapat pada buah-buahan dan
sayuran.
Kalau makanan sehari-hari para lansia (lanjut usia) telah mengandung
antioksidan, namun untuk mengoptimalkan fungsinya maka perlu
diperhitungkan. Misalnya vitamin C, untuk menurunkan kolesterol
diperlukan 300-500 mg tiap hari, dan untuk melawan kanker dibutuhkan 2000 mg
per hari.
Supaya vitamin E berkhasiat sebagai antioksidan, setiap hari tak boleh kurang
dari 30 mg. Sedangkan betakaroten dalam menurunkan risiko penyakit kanker dan
penyakit jantung, menurut bukti ilmiah perlu dikonsumsi 20 mg per hari.
Sumber ide: Panasea 118 Desember 1995.
No comments:
Post a Comment