Automatic translation of this blog page
Wednesday, July 16, 2014
Batasan Santap Lebaran
Bagi Pengidap Penyakit Tertentu
Oleh Tarmizi, B.Sc., S.Pd
Kehadiran lebaran selalu disambut dengan gembira oleh segenap lapisan. Bisanya seluruh keluarga bersantap bersama. Tidak terkecuali bagi penderita penyakit tertentu. Padahal tidak semua santapan lebaran aman bagi mereka.
Lebaran sering dirayakan selayak pesta akbar. Padahal intinya, hanya untuk memeriahkan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. menahan godaan hawa nafsu. Bagi segelintir orang juga dianggap sebagai awal kemerdekaan dari kekangan. Tidak jarang pula, mereka yang berpenyakit 1upa menghindari makanan yang dipantangkan.
Makanlah secukupnya
Maraknya makanan dan minuman hidangan lebaran terkadang membuat lupa diri. Ditambah lagi kebiasaan jamu-menjamu yang yang sering harus ditempuh karena sudah tradisi. kalau tidak mau dianggap melanggar adat. Belum lagi bagi yang menganggap lebaran sebagai ajang pelepas semua keinginan setelah dikekang sebulan. Akibatnya, banyak yang susah mengontrol makanan selama berhari raya.
Menurut salah seorang ahli gizi dari FKUI. Dr.H.R.Rachmad Soegih, walau sedang lebaran, tetap perlu mengontrol makanan, terutama bagi penderita penyakit tertentu yang salah satu terapinya dengan diet.
Porsi makanan berlebihan, selain meningkatkan intake zat gizi juga memicu timbulnya rasa sesak napas. Sesak biasanya akan mengkhawatirkan dan membuat repot, apalagi bila terjadi pada tempat jamuan makan. Menghindari diri dari konsumsi makanan gorengan, bana k santan . dan jumlah berlebihan adalah sikap bijaksana agar suka cita lebaran tidak direpotkan kegaduhan karena penyakit jantung yang, kumat sewaktu-waktu. Apalagi bila sampai membawa petaka yang lebih fatal.
Bagi Pasien dia.betes
Bagi penderita kencing manis (diabetes melitus), kepatuhan terbadap diet harus tetap di.jalani. Kalau saat lebaran ia yakin pelanggaran diet atau makan melebibi porsinya. lebib bijaksana kalau tidak langsung ditegur, tapi cukup diingatkan agar kebihannya tidak mencolok.
Penderita harus mawas diri dengan cara selalu mengontrol kadar glukosa darahnya. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri di rumah dengan cara tes urine. Dengan analisa air kencing ini diharapkan tidak terjadi lonjakan gula darah sebagai akibat makan yang berlehihan.
Pengujian gula darah itu sehaiknya dilakukan 4 kali, yakni saat bangun tidur, dua jam sesudah sarapan, dua jam setelah makan siang dan sewaktu akan tidur malam. Patokannya kadar gula urine tidak boleh mencapai positif tiga (+3). apalagi positif empat. Bila hasil dari 4 kali pemeriksaan itu 2 kali menunjukkan +2, sebaiknya kembali berdiet.
Meski di perlukan mengontrol gula darah, namun pada saat penderita diabetes jnagan terlalu taku t makan sedikit melebihi takaran sehari-hari. Menurut Rachmad, waIau terjadi kelebihan konsumsi, tetapi bersifat sementara. Karena hari berikutnya ada puasa saat bulan syawal bagi yang mau melakukannya. Bila hal ini dilaukan, selain mendapat pahala besar juga menetralkan kelebihan konsumsi yang ada saat lebaran sebelumnya.
Pengidap penyakit diabetes harus membatasi konsumsi gula, namun tidak dianjurkan selama berlebaran itu, ia makan dan minum dengan pemanis buatan. cara itu selain tidak banyak menolong Penderita, juga akan merepotkan orang lain yang menjamunya. Akan lebih sopan (etis) kalau yang bersangkutan meminta air bening. Karena masyarakat kita pun. terutama yang kesadaran dietnya tinggi, banyak melakukan hal seperti itu. Yakinlah bahawa tuan rumah tidak akan heran apalagi repot.
Bagi Penderita jantung
Seperti halnya Penyandang diabetes. pengidap penyakit jantung pun perlu membatasi konsumsi makanan dalam bersantap lebaran. Pembatasan yang dilakukan bahkan lebih ketat, terutama untuk makanan berlemak. Selain pembatasan lemak, terutama lemak jenuh, perlu Pula membatasi porsi makanannya sendiri.
Bagi Penderita ginjal
Penderita penyakit ginjal terutama selama lebaran. Juga perlu membatasi konsumsi makanan terutama selama lebaran. Bukan berarti penderita ini tak boleh mencicipi semua jenis hidangan, namun untuk makanan sumber protein harus dikurangi porsinya daripa orang normal.
Menurut Rachmad. protein tetap dibutuhkan oleh penderita Penyakit ginjal, baik pada saat lebaran ataupun pada hari biasa. Sumber protein bagi penderita penyalit ginjal harus dipilih yang memiliki nilai biologi tinggi, misalnya susu dan telur.
Meskipun susu itu penting, tetapi jarang ada orang menghidarkan minuman ini saat lebaran. Demikian juga dengan telur. Lauk dengan harga relatif murah itu agaknya kalah bersaing alias kalah pamor bila disajikan saat lebaran. Lauk yang biasa disajikan saat lebaran adalah daging ayam atau sapi. Dominasi itu tak terkecuali di desa maupun di kota.
Penderita ginjal sama sekali tak boleh makan daging, namun jika tak ada pilihan lain harus dibatasi seminimal mungkin. Sebaiknya tak melebihi 40 gram, atau 2 potong kecil daging.
Konsumsi berlebihan bagi penderita gagal ginjal akan membawa Petaka, yang menyebabkan peningkatan kadar ureum dalam darahnya. Ureum ini merupakan hasil pemecahan tidak sempurna dari protein. Peningkatan kadar ureum akan memperberat kerja ginjal, sehingga Penderita merasa mual, pusing, dan tidak enak badan. Bila berlanjut, tubuh terutama wajah penderita menjadi kebiru-biruan bahkan bisa pingsan.
Makanan Jenis lain seperti nasi, minuman manis, makanan berlemak, atau sayur dan buah tak ada pembatasan khusus. Namun harus diingat, umumnya makanan tinggi lemaknya juga relatif tinggi kadar proteinnya. Sehingga sering, untuk membatasi konsumsi protein, maka lemak pun harus dibatasi.
Bagi penderita penyakit hati
Bagi penderita Penyakit hati, harus mengurangi lemak. Ini karena lemak merupakan pekerjaan tambahan bagi hati. Konsumsi yang akan memperberat keparahannya. Lemak Juga cenderung menimbulkan rasa mual dan merangsang muntah.
Penderita Penyakit hati umumnya susah makan karena perasaan mudah mual. Jadi, walau harus membatasi protein dan lemak, namun jumlah konsumsinya jangan terlalu dikawatirkan. Karena jika mereka makan banyak, perasaan mual dan ingin muntah akan memaksanya untuk berhenti makan.
Selama berlebaran, kelompok Penderita ini dipersilahkan menyantap makanan dan minuman yang mais sesukanya. Makanan jenis ini tak akan berbahaya bagi penyakit mereka. Untuk makanan yang menimbulkan rasa tak nyaman, misalnya sayuran, harus dibatasi karena efek mual yang akan meningkat.
Bagi penderita maag
Penderita Penyakit maag pun tak terlalu berbahaya ikut merayakan lebaran, namun harus tetap memperhatikan akibatnya terhadap pencernaan. Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung gas dan makanan yang merangsang. Frekuensi makan penderita lambung ini juga diperhatikan dengan pola makan pada penyakit hati, yaitu sering dengan jumlah sedikit.
Meski terjadi pelonjakan kasus diare pada saat lebaran, tetapi hal itu bukan disebut tingginya intake gizi. Biasanya lebih banyak disebabkan oleh salah makan, seperti makanan yang merangsang, banyak santan, atau bisa juga karena kurang terjaganya kebersihan makanan. Hindarilah minuman yang berasa masam.
Bagi yang tidak menderita, salah-salah makan juga dapat menimbulkan Penyakit atau alergi. Jadi batasilah diri dalam hal makan dan minum sesuai kebutuhan tubuh. Selamat Hari Raya Idul Firi. Semoga amal Anda diterima Allah dan dapat merayakan kemenanaan ini dengan tenang, tanpa sakit, tanpa stres, sehat lahir bathin Aamiin! (Tarmizi. B.Sc, S.Pd)
Label:buku, artikel, foto, slide
artikel kesehatan,
penyakit
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Entri Populer Pekan Ini
Link dalam Blog ini
Buku & Artikel | Riset/Penelitian | Labor | Galery Foto |
Buku Praktik Kimia | | Foto Kegiatan laboratorium Video dan Slide |
No comments:
Post a Comment