Puasa adalah tindakan sukarela dengan
berpantang dari makanan, minuman, atau keduanya, perbuatan buruk dan dari
segala hal yang membatalkan puasa untuk periode waktu tertentu[1].
Puasa mutlak biasanya didefinisikan sebagai berpantang dari semua makanan dan
cairan untuk periode tertentu, biasanya satu hari (24 jam), atau beberapa hari.
Puasa lain mungkin hanya membatasi sebagian, membatasi makanan tertentu atau
zat. Praktik puasa dapat menghalangi aktivitas seksual dan lainnya serta
makanan. Puasa, sering dilakukan dalam rangka menunaikan ibadah, juga dilakukan
di luar kewajiban ibadah untuk meningkatkan kualitas hidup spiritual seseorang
yang melakukannya. Hal semacam ini sering ditemukan dalam diri pertapa.
Puasa dan agama
Puasa sering dilakukan dalam rangka menunaikan ibadah
dalam suatu agama atau sesuatu kewajiban yang harus
di lakukan Manusia menurut kepercayaanya Agamanya.
Puasa dalam Yahudi
Dalam Yahudi Puasa untuk umat Yahudi bermakna menahankan
diri keseluruhannya dari makanan dan minuman, termasuk air. Gosok gigi
diharamkan pada puasa hari besar Yom Kippur dan Tisha B'Av, tetapi dibenarkan
pada puasa hari kecil. Umat Yahudi yang mengamalkan berpuasa sampai ke enam
hari pada satu tahun. Dengan pengecualian Yom Kippur, puasa tidak dibenarkan
pada hari Sabat, karena rukun menyimpan hari Sabat itu adalah menurut Alkitab(injil) ditentukan dan mengatasi
hari-ari puasa berinstitusi rabbi kemudian. Yom Kippur adalah satu-satunya
rukun yang mana ditentukan dalam Torah.
Puasa dalam Kristen
Dalam Kristen Pada umumnya, Ajaran Puasa Umat
Kristen Intinya adalah pertobatan, melawan keiginan duniawi, keiginan daging
yang di maksud arti daging dalam arti kristen daging adalah manusia itu sendiri
karna manusia berdaging maka umat kristen lebih sering menyebutkan manusia
dalam kata-kata tertentu sebagai daging jadi artinya keinginan daging yaitu
keinginan manusia itu sendiri, dan juga mengajarkan berpuasa agar sebisa
mungkin tidak memberitahukan atau di ketahui kepada sesamanya yang sedang
berpuasa atau sesamanya yang sedang tidak berpuasa termasuk merahasiakan hari
apa dia akan mulai berpuasa, menyamarkan tubuhnya agar tidak terlihat sedang
berpuasa dari orang lain bahkan sesama keyakinan sendiri, itu sebabnya Puasa
Kristen pada Umumnya banyak yang tidak diketahui keberadaanya oleh keyakinan
non Kristen dan media publik. Dalam beberapa aliran Kristen hanya pelaksanaan
dan tata caranya saja yang berbeda inti dan tujuanya sama.
Puasa dalam Katolik
Artikel utama untuk
bagian ini adalah: Puasa (Katolik)
Dalam Katolik, puasa Menurut faham Katolik puasa berarti
makan kenyang satu kali sehari (dalam waktu 24 jam) dan dua kali sedikit. Minum
air tidak termasuk soal puasa. Namun saat sekarang ini lebih ditekankan makan
kenyang satu kali sehari menahan hal-hal dari keiginan dunia dan keinginan
daging (manusia), seperti tidak makan tidak minum termasuk menahan nafsu,
sikap, dan juga hal-hal yang paling disukai. Ini dilakukan selama 40 hari menjelang Paskah atau di kenal sebagai masa Prapaskah. Di samping puasa resmi, secara
pribadi umat Katolik disarankan untuk berpuasa pada hari-hari lain yang
dipilihnya sendiri sebagai ungkapan tobat dan laku tapa. Selain berpuasa,
Gereja juga mempunyai kebiasaan berpantang. Pantang dilakukan setiap Jumat sepanjang
tahun, kecuali jika hari Jumat itu bertepatan dengan hari raya gerejawi. Pada
hari-hari puasa dan pantang, Umat Katolik diharapkan dapat meluangkan lebih
banyak waktu dan perhatian untuk berdoa, beribadat, melaksanakan olah tobat dan
karya amal.
Puasa dalam Protestan
Dalam Protestan, keyakinan puasa Kristen Protestan
tidak ada bedanya dengan katolik melawan keinginan dunia keinginan
daging(manusia) yaitu puasa makan minum dan hal-hal yang tidak baik dalam
tingka laku juga pikiran, dalam perotestan dan aliran protestan yang lain ada juga
Cara Puasa dalam hal-hal tertentu selain puasa makan dan minum yaitu berpuasa
mengenai rutinitas yang sering dilakukan yg paling disukainya Contohnya: Puasa
Tidak menonton Tv atau puasa mendegarkan lagu selama 1 minggu, 1 bulan atau
dalam jangka waktu tertentu, ada juga contoh-contoh lain yaitu rutinitas dimana
kalau sedang tidak berpuasa itu sulit di hindari Rutinitas seperti itulah yang
di puasakan dalam Protestan, umat katolik juga biasa melakukan puasa ini, karna
inti dalam puasa Kristen ialah menahan hawa nafsu, keiginan duniawi. Tujuan
berpuasa juga sama dengan Katolik sesuai ajaran dalam alkitab (injil), yang
membedakanya hanya pelaksanaan dan tatacarannya. Puasa protestan tidak
berpatokan pada hari-hari tertentu harus berpuasa, tetapi dalam keyakinan
Protestan Pribadi masing-masing yaitu manusia itu sendiri yang menentukan hari
untuk berpuasa yang dipilihnya sendiri selama 1 minggu, 1 bulan dan jangka
waktu tertentu yang dipilihnya di harapkan bisa lagi berlanjut di bulan-bulan
berikutnya. Dalam melaksanakanya Pribadi yang berpuasa sebisa mungkin tidak di
ketahui oleh kerabat, sanak soudara, dan orang-orang di sekitarnya di saat
berpuasa, oleh sebab itu puasaProtestan tidak di
umumkan secara resmi. Agama Kristen Protestan secara resmi tidak mewajibkan
untuk berpuasa yang berarti tidak memiliki bulan khusus untuk berpuasa, tapi
Ketua masing- masing Gerejamengajarkan pada
umatnya menyempatkan diri agar sesering mungkin Berdoa dan Berpuasalah dengan
keinginan, ketulusannya sendiri bukan karena paksaan. Patokan berpuasa Umat
Kristen Katolik dan Kristen Protestan sama-sama mengambil dasar dalam ajaran Alkitab.
Puasa dalam Islam
Artikel utama untuk
bagian ini adalah: Saum
Dalam Islam, puasa (disebut juga Shaum)
yang bersifat wajib dilakukan pada bulan Ramadan selama satu bulan penuh dan
ditutup dengan Hari Raya Lebaran, menahan diri dari
makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa seperti
perbuatan-perbuatan yang tidak baik termasuk dalam perkataan, tidak bertengkar,
menjaga pola pikir, hawa nafsu, dan juga untuk melatih kesabaran, mulai dari
terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat. Sesuai perintah dalam kitab
suci umat islam Al Quran puasa
juga menolong menanam sikap yang baik. Dan kesemuanya itu diharapkan berlanjut
ke bulan-bulan berikutnya, dan tidak hanya pada bulan puasa.
Puasa dan kesehatan
Makanan berkaitan
erat dengan proses metabolisme. Oleh
sebab itu, dalam pemeriksaan medis tertentu yang berhubungan dengan proses
metabolisme, misalnya pemeriksaan kadar glukosa
darah, pasien seringkali disyaratkan untuk berpuasa dahulu
Referensi
2. Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Pesan Moral Spiritual Puasa
Pesan Moral Spiritual Puasa
IBADAH puasa memang “aneh”. Bagaimana tidak? Dalam puasa, kita dilarang mengkonsumsi makanan dan minuman halal, baik ditinjau dari sisi kepemilikan maupun dzatnya sebelum tiba waktunya. Kita juga dilarang melakukan hubungan intim dengan istri atau suami sah kita.
Pesan apa dibalik “keanehan” tersebut. Pertama, puasa adalah peragaan penting pengendalian hawa nafsu. Kita diuji secara ekstrem untuk mengendalikan keinginan-keinginan, meskipun keinginan itu sah dan halal. Dengan peragaan seperti itu, kita diharapkan mampu mengendalikan keinginan-keinginan yang tidak sah dan haram.
Maka sesungguhnya kita bisa membaca pesan penting puasa itu: jangan makan makanan haram (babi, bangkai, darah); jangan pula makan makanan yang diperoleh dengan cara haram (mencuri, merampok, korupsi); jangan minum minuman haram (bir, arak, tuak); jangan pula menenggak barang haram (narkotik dan obat-obatan terlarang); jangan mendekati dan berbuat zina (seks pra-nikah, selingkuh)!
Kedua, puasa adalah peragaan penting pola hidup zuhud (bersahaja, sederhana).Dalam puasa, kita memperagakan bagaimana memanfaatkan kepemilikan secara bersahaja; tidak menghambur-hamburkan dan berfoya-foya, meskipun kita sadar itu milik kita, bahkan sesuatu yang berlimpah. Kita makan cuma dua waktu (buka dan sahur, dengan rentang waktu sekitar 14 jam). Inilah pesan penting puasa: berilah ruang-ruang kosong pada mulut dan perutmu; jangan jejali mulut dan perutmu dengan segudang keinginan, meskipun kamu mampu memenuhinya; jangan penuhi rumah kamu dengan “sampah”, sesuatu yang sebenarnya tidak bermanfaat tapi kamu paksa-paksakan membeli demi memenuhi selera, ambisi, dan gengsimu; jangan turuti nafsu konsumtifmu!
Ketiga, puasa adalah peragaan penting pola hidup sosial (berbagi empati, berbagi kepedulian, berbagi kelebihan). Dengan merasakan tidak makan dan minum dalam rentang waktu yang cukup panjang, kita diharapkan mampu berempati, betapa sengsaranya saudara-saudara kita yang serba kekurangan. Mereka lapar tapi tidak cukup tersedia makanan (bergizi). Mereka haus, tapi tidak tersedia minuman (segar). Inilah pesan penting puasa: perhatikan mereka yang tertindas, yang fakir-miskin, yang tergilas oleh mesin pembangunan; penuhi hak-hak mereka yang selama ini kamu genggam erat-erat; bukankah dalam kelimpahan hartamu, terkandung hak-hak fakir-miskin.
Keempat, puasa adalah peragaan penting proses berpikir dan bertindak jernih untuk kepentingan jangka panjang. Dengan bertahan untuk tidak tergoda oleh hal-hak yang menggoda selera sebelum waktunya tiba, orang yang berpuasa pada dasarnya berlatih sekaligus memperagakan proses bersikap sistematis jangka panjang. Dengan mempertahankan kemurnian puasa melalui kalimat “inni shaimun” (sesungguhnya aku sedang berpuasa) ketika ada pihak-pihak lain yang memprovokasi untuk berbuat tercela, maka sesungguhnya kita telah memperagakan model berpikir jemih jangka panjang.
Pesan penting puasa: jangan mudah terprovokasi; jangan gampang terbakar emosi; jangan mudah tergoda oleh kesenangan sesaat; jangan terbujuk oleh rayuan gombal. Pesan penting puasa seperti ini sekaligus untuk menutupi kelemahan manusia yang punya kecenderungan mengambil hal-hal jangka pendek, karena daya tariknya, dan lengah terhadap akibat buruk jangka panjang.
Kelima, puasa adalah peragaan penting kejujuran dan tanggungjawab. Dalam puasa sejati, kita tidak akan mencuri minum seteguk air pun, meskipun orang lain tidak tahu. Inilah peragaan penting sikap jujur dan rasa tanggungjawab kita. Bahwa jujur dan bertanggungjawab itu tidak tergantung pada pihak-pihak lain, melainkan sangat dipengaruhi oleh kesadaran kita sendiri sebagai makhluk yang selalu mendapat perhatian dan pengawasan Tuhan.
Pesan penting puasa: bersikaplah jujur; bertanggungjawab dan ikhlaslah dalam beramal;jangan berbuat karena tergantung pada atasan-bawahan, mertua-menantu, anak-cucu, istri-suami, kawan-kolega; di mana dan kapan pun kamu berada, sendirian atau bersama-sama, tetaplah dalam kejujuran. Sebab Tuhan selalu memperhatikan gerak-gerik kamu.
Pesan-pesan penting puasa di alas, tentu saja, bisa dicapai jika puasa kita jalankan bukan sekedar sebagai ibadah seremonial simbolis belaka, ibadah yang hampa makna. Sebab, di samping mengandung sisi-sisi simbolis (tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan intim suami istri pada siang hari), puasa juga mengandung makna-moral spiritual. Orang yang berpuasa, dengan demikian diharapkan menjadi pribadi yang unggul, yang oleh Allah disebut sebagai hambamuttaqin.
Dan bukankah orang bertaqwa itu berciri mampu mengendalikan hawa nafsu, mampu hidup bersahaja, memiliki kepedulian sosial, mampu berpikir dan bersikap jemih berjangka panjang, jujur dan bertanggung jawab!
No comments:
Post a Comment