Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya. Berbeda dengan tempe
yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari Cina, seperti halnya kecap, tauco, bakpau,
dan bakso. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) (Hanzi: 豆腐, hanyu pinyin: doufu) yang secara
harfiah berarti "kedelai yang difermentasi". Tahu pertama kali muncul
di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu
An (Hanzi: 劉安) yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han
Gaozu, Liu Bang yang mendirikan
Dinasti Han.
Di Jepang dikenal dengan nama tofu. Dibawa para perantau
China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara,
lalu juga akhirnya ke seluruh dunia.
Sebagaimana tempe,
tahu dikenal sebagai makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang ada di
Indonesia umumnya dikenal dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu Sumedang dan tahu
Kediri. Aneka makanan dari tahu antara lain tahu bacem, tahu
bakso, tahu isi (tahu bunting), tahu campur, perkedel tahu, kerupuk tahu, dan
lain-lain.
Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu merupakan makanan
andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik
karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya
cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%). Kandungan gizi dalam tahu, memang masih
kalah dibandingkan lauk pauk hewani, seperti telur, daging dan ikan. Namun,
dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung lebih memilih mengkonsumsi
tahu sebagai bahan makanan pengganti protein hewani untuk memenuhi kebutuhan
gizi.
Kandungan
Gizi Tahu per 100 g
Kandungan
Gizi
|
Jumlah
|
Energi
(Kal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
Kalsium
(mg)
Air (g)
|
68
7,8
4,6
124
84,8
|
Lauk-pauk hewani umumnya mengandung protein lebih tinggi, misalnya telur
12%, daging 18%-20%, ikan 20%, ikan asin 40% dll. Namun, dengan
harga yang lebih mahal membuat masyarakat tidak dapat mengonsumsi lauk-pauk
hewani secara rutin setiap hari. Oleh sebab itu pangan berbahan baku
kedele menjadi alternatif lain, selain murah juga memenuhi syarat gizi seperti
tahu atau tempe.
Kalsium tahu jumlahnya cukup tinggi (124 mg)--hampir setara dengan
kandungan kalsium susu. Kalsium sangat dibutuhkan terutama pada masa
kanak-kanak hingga dewasa muda. Pada rentang usia ini, massa tulang mengalami
pemadatan karena pengaruh asupan gizi dan olahraga. Membiasakan konsumsi pangan
sumber kalsium (termasuk tahu) akan mendukung terbentuknya kerangka tulang yang
baik, sehingga di masa tua terhindar dari osteoporosis.
Bahan-bahan dan bumbu-bumbunya:
a. kedelai
kuning
b. air bersih
c. kain saringan
d. penggiling
e. cuka
f. periuk
g. kompor
Cara
membuatnya:
a. Terlebih
dahulu kedelai kuning dibersihkan, dipilih yang baik, setelah dibersihkan dari
kotoran dan debu direndam dalam air selama satu hari satu malam sehingga
menjadi bubur kedelai putih dan kental.
b. Setelah
digiling bubur kedelai itu direbus sehingga mendidih sampai busanya naik dua
kali, api perebusnya harus besar kemudian bubur kedelai ini kita saring dengan
kain dan dalam kain saringan nanti tinggal ampas putih.
c. Ampas ini
disiram beberapa kali dengan air mendidih sambil diaduk-aduk dan
dibalik-balikan lalu keempat kain saringan itu disatukan, sambil memegang
keempat ujung kain ampas tadi diputar-putar lalu kain berisi ampas tadi diletakkan
kedelai dapat dalam tempat yang kuat pakai kerangkan sehingga ampas ini waktu
diperas atau dipadatkan tidak jatuh ke dalam tempat penampungnya.
d. Air saringan
ini dicampur asam cuka atau batu (gyps). Sambil diaduk sehingga tahu mengendap
didasarnya, air dibuang hingga tinggallah tahunya. Tahu ini dicuci dengan air
sambil rasa asamnya hilang atau sangat berkurang. Baru dicetak agar tahu ini
menjadi kukuh dan agak padat, kempa pelan-pelan atau diberi beban diatasnya,
biarkan kira-kira 5 menit lamanya kemudian baru tahu itu dipotong-potong
dan siap untuk dikonsumsi.
No comments:
Post a Comment