Pada awalnya TBC sering kali tanpa disertai gejala yang
berarti. Akan tetapi, kalau benar-benar diperhatikan, ada beberapa gejala khas,
seperti: mudah lelah, nafsu makan hilang, berat badan menurun, berkeringat pada waktu malam, dan demam ringan.
Jika tidak segera diatasi, akan menyebabkan batuk yang disertai lendir dan
nanah, batuk darah, dinding dada terasa sakit, sesak napas, hingga berakibat
kematian. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita, terutama
terhadap mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Anak-Anak Rentan Terhadap TBC
Tuberkulosis telah lama
dikenal sebagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Padahal dahulu
penyakit ini dianggap sebagai penyakit guna-guna, santet, dan lainnya. Dengan
perkembangan zaman dan teknologi, akhirnya diketahui bahwa penyakit tersebut adalah penyakit infeksi disebabkan mycobacterium tuberculosis.
Dalam acara "Buah Hati"
TPI yang menghadirkan bintang tamu Diana Papilaya beserta suami dan anak pada
20 Maret lalu, dibahas seputar tuberkulosis, termasuk anggapan salah mengenai
penyakit itu. Dengan dipandu presenter Tiwi, acara dibuka dengan penjelasan
dokter Bambang Supriyatno Sp, A, bahwa penyakit tuberkulosis telah lama menjadi
momok bagi masyarakat terutama di negara berkembang. Di negara maju beberapa
tahun lalu para penderita penyakit ini, sangat jarang. Berbeda dengan sekarang
yang malah kian meningkat. "Indonesia menempati urutan ketiga
yang memiliki banyak penderita tuberculosis setelah India dan China,"
jelas dokter Bambang.
Dengan meningkatnya para penderita
penyakit itu di berbagai belahan dunia, alhasil PBB melalui WHO menetapkan
tanggal 4 Maret sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Penetapan tersebut bertujuan
agar masyarakat, khususnya tenaga kesehatan lebih waspada akan peningkatan
penyakit itu. Sementara bagi masyarakat awam, dimaksudkan agar mereka menyadari
untuk tetap berhati-hati dengan tuberkulosis.
Lebih lanjut dokter Bambang
mengingatkan agar masyarakat berhatihati dengan penyakit itu. Cara penularan
tuberkulosis, adalah melalui udara (terbanyak), melalui makanan, susu. Orang
dewasa yang batuk mengeluarkan kuman, lalu terhirup oleh anak, sehingga kuman
masuk dan bersarang di paru‑paru. Selain itu meludah di sembarang tempat, lalu
terbawa oleh udara dan dihirup anak, maka kuman bersarang di paru‑paru. Bila
daya tubuh si anak kuat, maka kuman akan dilawan sehingga mati. Sebaliknya bila
kuman lebih kuat, maka kuman bersarang dalam tubuh manusia. Setelah kuman
bersarang, dia akan menyebar ke seluruh tubuh, misainya ke selaput otaK, hati,
ginjal dan tulang ‑ meskipun perlu waktu. Kuman tersebut akan berdiam lama
sekali, dan suatu saat akan aktif bila kondisi tubuh anak kurang baik. Pada saat
tubuh kalah, terjadilah penyakit tuberkulosis. (Nano, 2004)
GEJALANYA
Pada orang dewasa, gejala terkena
tuberkulosis adalah batuk darah. Sedangkan pada anak, gejala yang sering
dijumpai adalah berat badan yang tidak naik, bahkan cenderung menurun, ditambah
panas lama tanpa penyebab yang jelas. Gejala lain dialami anak, nafsu makan
menurun, batuk lama yang sebabnya tak jelas, kadang-kadang disertai keringat
pada malam hari. Orangtua biasanya mengeluh anaknya demam tetapi tidak terlalu
tinggi sepaniang hari. Selain gejala di atas tadi, ada beberapa keadaan ataupun
tanda yang dapat dijumpai pada penderita tuberkulosis. Di antaranya, terjadi
pembesaran kelenjar getah bening, ada tonjolan pada tulang belakang pasien,
pincang, dan lain-lain. Lantas bagaimana cara mendiagnosis penyakit itu?
Diagnosis penyakit tersebut pada anak memang sulit, karena sulitnya mendapatkan
kuman dalam dahak anak. Sedangkan pada dewasa mudah mendapatkan kuman pada
dahak para penderita. Biasanya pula, ada gejala klinis yang disebutkan di atas
tadi, seperti panas, berat badan tidak naik,
nafsu makan turun,
dan sebagainya. Sejumlah tim medis seringkali melakukan skrining dengan uji
mantoux, foto rontgent dada dan pemeriksaan laboratorium.
CARA PENGOBATAN
Bintang tamu Diana Papilaya tak ketinggalan
untuk bertanya kepada dokter Bambang seputar pengobatan tuberkulosis ‑
kebetulan banyak pula pemirsa menelepon menanyakan hal tersebut. Dijelaskannya,
pengobatan penyakit tuberkulosis sangat berbeda dengan pengobatan infeksi
lainnya. Perlu waktu yang lama, minimal 6 bulan dan obat yang banyak serta
harus diminum setiap hari. Selain itu ada juga istilah DOTS (Directly Observed
Therapy Shortcourse) yakni pengobatan singkat (6 bulan) dengan pengawasan ketat
oleh orang yang disegani. Dalam arti, harus yakin benar bahwa anak menelan
obat, ada yang mengawasinya yang disebut pengawas menelan obat. Kegagalan
pengobatan biasanya karena bosan. "Setelah pengobatan 12 bulan biasanya
berat badan naik, panas tidak ada lagi, sehingga anak merasa'baik'. Karena merasa
baik, obat tidak diminum lagi. Padahal ini sangat membahayakan, kuman menjadi
kebal dan pengobatan jadi lebih rumit serta kompleks," jeias dokter
Bambang.
Usaha pencegahan penyakit ini bisa
dilakukan, misainya ‑ menganjurkan imunisasi BCG pada anak. Meskipun seorang
anak yang telah dilmunisasi BCG, tidak berarti tidak terkena tuberkulosis.
Minimal bila terkena penyakit ini, hanya menderita ringan saja. Tapi secara
umum, imunisasi BCG masih perlu dan dapat mengurangi derajat berat tuberkulosis.
SEJUMLAH ANGGAPAN SALAH
Dijelaskannya lagi, sejumlah
anggapan salah kerapkali muncul mengenai penyakit TBC. Seperti anggapan
tuberkulosis merupakan penyakit guna‑guna atau kutukan (padahal ditularkan
melalui mycobacterium ), penderita sulit sembuh (padahal bisa sembuh minimal 6
buIan), menular pada anak (yang benar adalah anak dibawah 15 tahun tidak
menular, pada dewasa sangat menular), anggapan penderita pada anak harus
disertai batuk (yang benar adalah tidak harus disertai batuk), obatnya tidak
boleh digunakan lama karena merusak hati (yang benar, meskipun lama, tidak
menyebarkan gangguan hati), dan sebagainya. Dalam kaitan penyakit tersebut,
inilah beberapa tips bagi orangtua:
1.
Bila berat badan anak tidak mau naik dan nafsu makan berkurang
serta batuk berdarah, maka datanglah ke dokter anak untuk diperiksa lebih jauh.
2.
Bila anak ditetapkan sakit TBC maka. pengobatannya harus
teratur setiap hari selama minimal 6 bulan.
3.
Tidak perlu malu dan hilangkan anggapan TBC pada anak tidak
dapat disembuhkan TBC pada anak dapat disembuhkan secara total.
4.
Periksakan uji mantoux secara rutin pada anak, minimal setiap
tahun. Bila ragu‑ragu, tanyakan ke dokter mengenai hal itu.
5.
Periksakan anak minimal sebulan sekali pada satu tahun
pertama.
Penyebab tbc:
TBC disebabkan oleh bacteri
Mycobacteriun tuberculosa. TBC
menular melalui udara saat penderita bersin atau batuk yang kemudian terisap oleh orang lain. Lingkungan
dengan ventilasi yang kurang serta berdesak-desakan memudahkan berjangkitnya
TBC.
Herba terapi tbc:
·
gram kencur (diiris-iris tipis), 60 gram akar alang-alang, dan
gula batu secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Airnya
diminum selagi hangat.
·
15 gram lempuyang (diiris-iris tipis), 100 gram kangkung, dan
2 siung bawang putih dimasak dengan cara ditumis, kemudian dimakan. (Hembing,
2003)
·
60 gram krokot dan 1 siung bawang putih direbus dengan 400 cc
air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.
·
15
gram daun pare (ditumbuk halus), garam secukupnya, dan 1 buah pir (diiris-iris)
direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi
hangat dan bahan-bahannya dapat dimakan (rahimsyah, 1997).
Pilih satu resep tersedia dan lakukan secara
teratur 2 kali sehari. Setelah dilakukan 1 kiur (10-12 hari), pengobatan
dihentikan selama 3 hari. Setelah itu, Pengobatan dapat dilanjutkan kembali. http://tarmiziblog.blogspot.com
(Tarmizi, B.Sc, S.Pd/
Universitas Negeri Padang)
No comments:
Post a Comment