Berbagai jenis ragi yang digunakan di berbagai negara dan
kebudayaan di dunia dibuat menggunakan media biakan tertentu dan campuran
tertentu galur fungi dan bakteri[1][2] Berikut adalah sebutan
untuk ragi dalam berbagai kebudayaan:
Ragi tapai
Tapai singkong adalah tapai
yang dibuat darisingkongyang difermentasi. Makanan ini populer
di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai
singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi
tapai (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang
telah dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa,
yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung
tanpa mengalami kerusakan. Tapai kering populer di daerah Priangan utara (Purwakarta dan Subang), dan dikenal sebagai buah tangan khas dari daerah ini (dikenal
sebagai peuyeum gantung,
karena diperdagangkan dengan digantung.). http://id.wikipedia.org/wiki/Tapai_singkong
Bahan:
1. Tebu kuning 3
ruas (bagian bawah)
2. Lengkuas yang
telah di potong-potong ± satu baskum kecil
3. Tepung beras
satu liter
4. Bawang putih
3 umbi
5. Jeruk nipis ½
buah
Cara
kerja:
1. Tebu dan
lengkuas dipotong-potong halus-halus
2. Bahan a, b
dan c dijemur
3. Bahan sampai
diaduk + air jeruk nipis dan sedikit air, ditumbuk sampai diperolah campuran
seperti bubur. Biarkan selama 3 hari
4. Air yangb
terpisah dan bagian-bagian yang kasar dibuang
5. Bagian yang
lainnya diremas-remas dan dibuat menjadi bulat-bulat seperti ragi tapai.
Starter
yang digunakan untuk produksi tapai disebut ragi, yang umumnya berbentuk bulat
pipih dengan diameter 4 – 6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Tidak diperlukan peralatan
khusus untuk produksi ragi, tetapi formulasi bahan yang digunakan umumnya tetap
menjadi rahasia setiap pengusaha ragi.
Tepung
beras yang bersih dicampur dengan air untuk membentuk pasta dan dibentuk pipih
dengan tangan, kemudian diletakkan di atas nyiru yang dilambari merang dan
ditutup dengan kain saring. Organisme akan tumbuh secara alami pada pasta ini
pada suhu ruang dalam waktu 2 – 5 hari. Beberapa pengusaha
menambahkan rempah-rempah atau bumbu untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme
yang diharapkan. Penambahan sari tebu juga dilakukan untuk menambah gula.
Ragi
dipanen setelah 2 – 5 hari tergantung dari suhu dan kelembapan. Produk akhir
akan berbentuk pipih kering dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada
faktor-faktor lingkungan yang dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan
maupun kontaminan dapat tumbuh bersama-sama. Pada lingkungan pabrik ragi,
mikroflora yang ada telah didominasi mikrobia ragi. Namun demikian, ragi yang
dibuat pada musim hujan akan dijumpai Mucor sp dan Rhizopus sp
dalam jumlah yang lebih banyak dan dibutuhkan waktu pengeringan yang lebih
lama.
Jika
pasta tetap basah, mikroorganisme tumbuh dan menggandakan diri. Jumlah kapang
pada ragi berkisar dari 8 X 107 sampai 3 X 108/g, khamir 3 X 106 sampai 3 X 107/g dan bakteri
kurang dari 105/g. Organisme yang
menghasilkan tapai dengan aroma baik adalah gabungan dari Amylomyces
rouxii, Endomycopsis fibuliger danHansenula anoma. Untuk tapai singkong yang adalah A. Rouxii dan E. Fibuliger
No comments:
Post a Comment