IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM PADA TANAMAN SIRIH
Oleh : LANANG HENDRO SUSILI 66966 / 2005
JURUSAN KIMIA FMIPA-UNIVERSITAS NEGRI PADANG
A. Latar Belakang
Daun sirih secara umum dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk perlengkapan dalam upacara adat, apalagi rumpun Melayu. Tumbuhan merambat ini biasanya dapat ditemukan di pekarangan rumah, namun masih jarang masyarakat menanamnya secara khusus karena tanaman ini tumbuh secar liar. Namun setelah diketahui selain digunakan sebagia pelengkap dalam upacara adat, sirih juga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Sekarang masyarakat sudah mulai membudidayakan tanaman ini.
Sirih mengandung senyawa metabolit sekunder yang membuatnya dapat dijadikan obat. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam tanaman sirih ini antara lain : minyak atsiri, seskuiterpen, pati, diatase, gula, zat samak chavical dan senyawa metabolit sekunder lainnya, yang memiliki daya mematikan kuman antioksi dan fungisida.
Selain itu sirih juga dapat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan pendarahan, menyembuhkan luka dikulit dan gangguan saluran pencernaan. Sirih bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan luka, hemokstatik, dan menghentikan pendarahan. Senyawa metabolit sekunder untuk pengobatan ini lebih dikenal dengan senyawa bioaktif.
Tanpa suatu senyawa bioaktif dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan sebagai obat. Hampir semua tumbuhan memiliki zat bioaktif terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun (klorofil). Senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumubuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dll.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekonologi serta semakin banyak temuan manusia di bidang bioteknologi yang memproduksi kosmetik, obat dan makanan yang menggunakan ekstrak tumbuhan dan buah. Salah satunya menggunakan ekstraksirih sebagai bahan baku produk mereka. Rata – rata produk pembersih kewanitaan, sabun, pasta gigi dan minuman.
Tujuan
Paper ini penulis buat dengan tujuan :
1. Memberikan gambaran tentang senyawa metabolit yang terdapat dalam tanaman sirih.
2. Memberi pengetahuan kepada pembaca cara mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam tanama sirih.
Batasan Masalah
Dalam paper ini penulis membatasi masalah pada empat point saja yaitu senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam sirih.
Manfaat Penulisan
Sesuai dengan tujuan diatas, maka kegunaan penulisan paper ini adalah :
1. Sebagai pengetahuan terhadap pemnbaca tentang kandungan yang terdapat dalam tanaman sirih.
2. Sebagai penelitian lebih lanjut.
Botani Tumbuhan
Sirih nama sejenis tumbuhan merambat, daun dan buahnya dimakan orang, dikunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun melayu. Tanaman ini juga digunakan sebagi tanaman obat. Tanaman sirih tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga dikenal di luar negeri. Di Inggris sirih dikenal dengan nama kind of plant, betel vine. Sedangkan di Iondonesia sendiri sirih juga dikenal dengan bermacam – macam nama, misalnya ranub (Aceh), sireh, sirih (Palembang), belo (Batak Karo), demban (Batak Toba), lahina tawuo (Nias), sirih (Minang), canbai
(Lampung), seureuh (Sunda). Namun nama yang paling umum adalah sirih.
(Lampung), seureuh (Sunda). Namun nama yang paling umum adalah sirih.
Ordo: Piperales
Familia: Piperaceae
Spesies P. betle
Gambar 1. Tanaman Sirih
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih bewarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang seling, bertangkai dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panajngnya sekitar 1,5 – 3 cm dan terdapat kepal putik tiga sampai buah bewarna hijau keabu – abuan. Akarnya tunggang, bulat dan bewarna coklat kekuningan.
Kandungan kimia yang terdapat pada daun sirih terdiri dari minyak atsiri hidroksikavical, kavicol, kavibetol, allylprokaterol, eugenol, p – cyneme, cineole, caryfelen, kadimen etragol, terpena, fenil propada , tanin dan sebagainya. Karena kelengkapan kandungan zat senyawa kimia bermanfaat ilmiah, daun sirih memiliki banyak manfaat yang sangat luas sebagai obat. Bahkan dalam upacara adat, peranan daun sirih sangat dominan, seperti antara lain dalam upacara adat, upacara sehari sebelum pernikahan di keluarga Sunda, “Sekapur Sirih” pada acara – acara kawasan sumatera.
Yang paling menonjol adalah manfaat sirih untuk pengobatan, yang jumlahnya sanagat banyak, mulai dari sebagai obat batuk, bronchitis, gangguan lambung, rematik, menghilangkan bau badan, keputihan dan sebagainya. Bahkan rebusan air sirih juga sangat bermanfaat untuk obat sariawan, pelancar dahak, pencuci luka, obat gatal – gatal, obat sakit perut yang melilit, obat jantung dan menghentikan pendarahan.
Budidaya tanaman sirih sangat sederhana, umumnya berbentuk stekkan batang dewasa yang memiliki bagian bukunya (yang akan menghasilkan akar kalau ditanamkan), atau distek pada bagian buku atas. Kalau kemudian sediaan batang lilitan tersebut, ditanamkan pada tanah gembur and basah, hanya dalam waktu singkat tunas akan tumbuh. Perlu disediakan batang karena sirih merupakan tanaman merambat.
Kegunaan Sirih
Beberapa pengguanan daun sirih, seperti yan sudah diaki dimana – mana, diantaranya :
1. Sebagai obat dalam
a. Batuk
b. Sariawan
c. Bronchitis
d. Jerawat
e. Keputihan
f. Sakit gigi karena berlubang (daunnya)
g. Demam berdarah
h. Baun mulut
i. Haid tidak teratur
j. Asma
k. Radang tenggorokan (daun dan minyaknya)
l. Gusi bengkak (getahnya)
2. Sebagai obat luar
a. Eksim
b. Luka bakar
c. Koreng (pyodermi)
d. Kurap kaki
e. Bisul
f. Mimisan
g. Sakit mata
h. Pendarahan gusi
i. Mengurangi produksi ASI
j. Menghilangkan gatal
Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper bettle, di cuci, digulung kemudian dimasukkan kedalam lubamg hidung.
Metabolit Sekunder
Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa – senyawa hasil metabolis sekunder, yang tidak terdapat secara merata dalam makhluk hidup dan ditemukan dalam jumlah sedikit. Umumnya terdapat pada semua organ tumbuhan (terutama tumbuhan tingkat tinggi) pada akar, kulit, batang, daun, dan biji serta sedikit pada hewan.
Penggunaan tumbuhan sebagai obat berkaitan dengan kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdaat dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dll.
Alkaloid
Alkaloid sekitar 5500 telah diketahui, merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Tidak satupun istilah alkaloid yang memuaskan, tetapi pada umumnya alkaloid mencakup senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom Nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik.
Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jika digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tidak bewarna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal hanya sedikit yang berbentuk cairan (misalnya nikotina) pada suhu kamar.
Uji sederhana, tetapi yang sama sekali tidak sempurna. Untuk alkaloid dalam daun dan buah segar adalah rasa pahit dan lidah. Misalnya, alkaloid kuina adalah zat yang dikenal paling pahit dan pada konsentrasi 1 x 10-3 memberikan rasa pahit yang berarti.
Struktur alkaloid beranekaragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. Satu dari yang sederhana strukturnya , tetapi efeknya tidak sederhana adalah nikotina. Dalam, dosis tinggi nikotin bersifat toksik dan pernah digunakan sebagai insektisida. Dalam dosis rendah nikotin bertindak sebagai stimulan terhadap sistem syaraf otonom. Jika dengan dosis tinggi nikotin dapat menekan sistem syaraf sehingga aktivitas dibawah sadar.
Secara umum, golongan senyawa alkaloid mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :
a. Biasanya merupakan kristal tak bewarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform.
b. Bersifat basa, pada umumnya beberapa pahit, bersifat racun, mempunyai efek fisiologis secara optis aktif.
c. Dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfowolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat, kalium merkuriiodida dan lain sebagainya. Dari endapan – endapan ini, banyak juga yang memiliki bentuk kristal yang khusus sehingga sangat bermanfaat dalam identifikasinya.
Senyawa alkaloid dapat diklasifikasikan dari gugus fungsi yang dikandungnya : (Rangke, 1998 : 133)
a. Alkaloid feniletamin, misalnya efedrin.
b. Alkaloid pirolidin, misalnya higrin dari koka.
c. Alkaloid piridin, misalnya asam nikotinat.
d. Alkaloid perpaduan pirolidindan piridin, misalnya nikotin.
e. Alkaloid kuinolin, misalnya kuinin.
f. Alkaloid isokuinolin, misalnya papaverin.
g. Alkaloid fenantrena, misalnya emetin.
h. Alkaloid indole yang masih dapat digolong – golongkan menjadi :
a) Alkaloid sederhana, misalnya triptamin.
b) Alkaloid ergot, misalnya serotonin.
c) Alkaloid hermala, misalnya β-karbolin.
d) Alkaloid yahimbe, misalnya reserpin.
e) Alkaloid strychnos, misalnya brusin dan strinkin.
Flavonoid
Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang bersifat racun/aleopati terdapat pada tumbuhan, merupakan persenyawaan glukosida yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid yang tidak ada rasanya disebut hesperidin, sedangkan limonin menyebabkan rasa pahit. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Golongan flavonoid mencakup banyak pigmen yang palig umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungi sampai angiospermae.
Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deret senyawa C6, C3 artinya kerangka karbonnya terdiri atas 2 gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik ketiga karbon. Flavonoid mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat tajam, sebagian besar merupakan pigmen warna kuning, dapat larut dalam air dan pelarut organik. Mudah terurai pada temperatur tinggi.
Flavonoid punya sejumlah kegunaan. Pertama, tyerhadap tumbuhan, yaitu sebgai pengatur tumbuhan, pengatur fotosintesis, kerja antimiroba dan antivirus. Kedua, terhadap manusia, yaitu sebagai antibiotik terhadap penyakit kanker dan ginjal, menghambat pendarahan. Ketiga, terhadap serangga, yaitu sebagai daya tarik serangga untuk melakukan penyerbukan. Keempat, kegunaan lainnya adalah sebagai bahan aktif dalam pembuatan insektisida nabati adari kulit jeruk manis.
Terpenoid
Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama. Jadi semua senyawa terpenoid berasal dari molekul isoprena dan senyawa karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau lebih satuan C5 ini.
Para ahli kimia mengetahui bahwa terpene – terpene ini tersusun dari senyawa – senyawa yang mengandung suatu gabungan kepala – ke – ekor dari satuan – satuan kerangka isoterpena (kepala adalah ujung yang terdekat ke cabang metil. (Fessenden Ralph : 148)
Terpene dikategorikan berdasarkan banyaknya pasangan satuan isoprena yang dikandungnya :
Tabel 1
NO
|
KLASIFIKASI ISOPRENA
|
SATUAN ISOPRENA
|
1
|
Monoterpena
|
Dua satuan isoprena
|
2
|
Seskuiterpena
|
Tiga satuan isoprena
|
3
|
Diterpena
|
Empat satuan isoprena
|
4
|
Triterpena
|
Enam satuan isoprena
|
5
|
Tetraterpena
|
Delapan satuan isoprena
|
Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari minyak atsiri yaitu monoterpena dan seskuiterpena yang mudah menguap (C10 dan C15), diterpena yang sukar menguap (C20), sampai ke senyawa yang tidak menguap, yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta pigmen katenoid (C40). Masing – masing golongan terpenoid itu (tabel 1) penting, pada tumbuhan dan metabolisme maupun ekologi tumbuhan.
Senyawa terpena dihasilkan oleh polimerisasi isoprena. Tahap pertama biosintesis terpena adalah kondensasi ester secara enzimatik dari porsi – porsi asetil dari asetilkoenzime A. Zat antara dalam pembentukkan terpena adalah pirofosfat dari mevalonat dan sepasang isopentil alkohol. Suatu jalur biosintetik ke terpena dan steroid yang disingkat.
Saponin
Saponin merupakan suatu senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon), saponin ini terdiri dari dua kelompok : saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan untuk bahan pencucui kain (batik) dan sebagai shampo. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metode ekstraksi.
Steroid
Steroid adalah suatu senyara yang mengandung sistem cincin berikut. Keempat cincin tersebut ditandai dengan A, B, C, dan D. Diawali dengan cincin A, menuju ke cincin D, kemudian gigis metil angular (ujung titian) dan akhhirnya ke rantai samping yang ada. Steroid dapat diartikan sebagai kelas senyawa organik bahan alam yang kerangka strukturnya terdiri dari androstan (siklopentana fentrena). (Fessenden : 422)
Sebagian besar dari steroid mempunyai sifat sebagai berikut:
· Mengandung gugus fungsi oksigen (sebagai = O atau OH) pada C3
· Mengandung gugus samping pada C17
· Banyak yang mengandung ikatan rangkap C4 – Cs atau C5 – C6
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon-hormon seks yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung man seks yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen, dan hormon kehamilan progestin.
Data Hasil
Tabel 1. Data hasil identifikasi senyawa Bioaktif dari Daun Sirih
Uji
|
Pereaksi
|
Hasil
|
Keterangan
|
Alkoloid
|
Mayer
Wagner Dragendorf
|
+
+
+
|
Keruh
Endapan coklat
Endapan orange
|
Flavonoid
|
HCl pekat dan serbuk magnesium
|
-
|
-
|
Steroid/terpenoid
|
Anhidrida asetat dan H2SO4 pekat
|
-
|
-
|
Saponin
|
Air suling
|
+
|
Terbentuk busa yang stabil
|
Pembahasan
1. Identifikasi Alkaloid
Pada identifikasi alkaloid ini digunakan metoda Culvenor – Fitzgerald, filtrat yang diperoleh dengan merajang halus dan mengerus sampel dalam lumpang kemudian ditambahkan dengan amoniak – kloroform 0,05 N serta larutan H2SO4 2 N diuji dengan beberapa pereaksi. Bersadarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa sirih mengandug alkaloid. Hal ini ditunjukkan denga adanya warna keruh ketika filtrat direaksikan dengan pereaksi Mayer dan endapan coklat ketika direaksikan dengan pereaksi Wagner serta endapan orange bila direaksikan dengan Dragendorf. Hal ini sesuai dengan literatur yang ada.
2. Identifikasi Flavonoid
Pada percobaan identifikasi flavonoid, sampel juga dirajang halus kemudian diekstrak dengan metanol dan dipanaskan selama 5 menit, Sampel yang diuji adalah daun sirih. Setelah daun sirih dipanaskan, sampel ditetesi dengan HCl dan sedikit serbuk Magnesium, ternyata tidak didapat warna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa sirih tidak mengandung flavonoid.
3. Identifikasi steroid/terpenoid
Pada percobaan identifikasi steroid, lapisan kloroform yang diperoleh pada uju alkaloid ditempatkan pada plat tetes yang dikeringkan. Pengeringan memerlukan waktu yang sangat lama. Jika sampel tidak dikeringkan maka akan susah untuk mengamati perubahan warna pada asampel setelah ditambahkan H2SO4 pekat. Pada percobaan ini setelah ditambahkan H2SO4 pekat tidak diperoleh warna. Hal ini menunjukkan daun sirih tidak mengandung steroid atau terpenoid.
4. Identifikasi Saponin
Pada percobaan pengujian saponin digunakan sampel yang kering. Sampel kering yang digunakan, dirajang halus dan ditambakan air suling kenudian dipanaskan. Hasil yang didapat positif yang ditandai dengan terbentuknya busa stabil selama 5 menit.
Kesimpulan
Tanaman sirih awalknya digunakan masyarakat untuk pelengkap upacara adat dan obat tradisional. Sirih dapat digunakan sebagi obat karena sirih mengandung senyawa metaboli sekunder atau yang lebih dikenal sebagai senyawa bioaktif. Dengan berkembangnya kemajuan IPTEK, tanaman sirih telah dimodifikasi dalam produk kosmetik, obat dan makanan. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalam tanaman sirih yang diidentifikasi dalam paper ini adalah alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin dan steroid.
Daun sirih yang dijadikan sampel memberikan tes positif pada alkaloid dengan terdapatnya endapan pada larutan setelah ditambahkan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf dan tes saponin yang ditanai dengan adanya busa yang stabil selam 5 menit. Sirih tidak mengandung flavonoid, steroid dan terpenoid yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna.
Saran
a. Agar pembaca dapat mempergunaka sirih sebagai salah satu tanaman obat.
b. Memberi pengetahuan tentang cara mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada tanaman sirih.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Terjemahan Suminar Achmad. Jakarta : Erlangga.
L. Tobing, M.Sc., Rangke. 1989. Kimia Bahan Alam. Jakarta: Depdikbud.
Tarmizi. 2008. Pereaksi Kimia. UNP Press
Tarmizi. 2008. Pereaksi Kimia. UNP Press
Tim Kimia Organik. 2007. Penuntun Pratikum Kimia Organik 2. Padang: FMIPA UNP.
2006. Sirih Panjang. http//www.phm-my/sirih pinang/sp sirih.htm. Diakses tanggal 6 November 2007.
Daun sirih. Semua orang Indonesia pasti pernah mendengar nama daun yang satu ini. Bau sepatnya yang khas menjadi pertanda kehadiran daun yang satu ini. Biasanya digunakan untuk mengatasi bau badan dan mulut, sariawan, mimisan, gatal-gatal dan koreng, serta mengobati keputihan pada wanita. Ini karena sirih mengandung zat antiseptik yang mampu membunuh kuman. Kandungan fenol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan dengan fenol biasa.
Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. Secara tradisional mereka menggunakan daun sirih untuk meluruhkan kentut, menghentikan batuk, mengurangi peradangan, dan menghilangkan gatal. Pada pengobatan tradisional India, daun sirih dikenal sebagai zat aromatik yang menghangatkan, bersifat antiseptik, dan bahkan meningkatkan gairah seks.
Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk menyembuhkan luka padakaki karena mengandung styptic untuk menahan pendarahan dan vulnerary, yang menyembuhkan luka pada kulit (menyembuhkan kulit atau kaki). Juga bisa dikunyah untuk memperbaiki suara penyanyi.
Dari hasil penelitian sebagaimana dikutip oleh buku tanaman obat terbitan Kebun Tanaman Obat Karyasari diungkapkan bahwa sirih juga mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman. Zat ini bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, dan meredakan dengkuran. Daunnya mengandung eugenol yang mampu mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candida albicans, dan bersifat analgesik (meredakan rasa nyeri). Daunnya juga kandungan tannin yang bermanfaat mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah diare.
Daun sirih dapat juga digunakan untuk obat keputihan yang khasiat penyembuhannya pernah diuji secara klinis. Ini diungkapkan oleh Amir Syarif dari Bagian Farmakologi Universitas Indonesia. Ia mengatakan bahwa daun sirih punya khasiat yang lebih bermakna dibandingkan dengan plasebo. Pengujian melibatkan 40 pasien penderita keputihan yang tidak sedang hamil, menderita diabetes melitus, ataupun penyakit hati, dan ginjal. Dua puluh di antaranya mendapatkan daun sirih, sedang sisanya diberi plasebo. Baik daun sirih maupun plasebo itu diberikan pada vagina sebelum pasien tidur selama tujuh hari. Dari 40 pasien tersebut, 22 orang mendapat pemeriksaan ulang, masing-masing 11 mendapat plasebo dan daun sirih. Hasil pengujian ini membuktikan sekitar 90,9 persen pasien yang mendapat daun sirih dinyatakan sembuh, sedangkan pada kelompok yang diberi plasebo hanya 54,5 persen saja. .
Sementara itu, di India ada laporan penelitian yang mengatakan daun sirih mempengaruhi kesuburan pria, seperti dilaporkan oleh Indian Journal of Pharmacology. Efek daun sirih terhadap kesuburan laki-laki ini diujikan pada tikus. Diduga, pemberian ekstrak daun sirih yang mengandung alkohol secara oral pada tikus punya efek antikesuburan. Menurut laporan tersebut pemberian dosis ekstrak yang meningkat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah sperma pada tikus. Di India, penelitian tentang daun sirih ini tidak hanya untuk kesuburan pria saja. Di sana, daun ini sudah diteliti untuk mengobati penyakit asma, bronkitis, rematik, lepra, dan sakit gigi, bahkan juga untuk disfungsi ereksi. Sayangnya, belum banyak penelitian sejenis di Indonesia.
No comments:
Post a Comment