RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2( RPP 2)
Sekolah : SMA NEGERI 2 PONTIANAK
Kelas : X (sepuluh)
Mata Pelajaran : KIMIA
Pertemuan : 5 kali
Standar Kompetensi
3 . Memahami sifal-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta oksidasi-reduksi.
Kompetensi Dasar
3 .2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
Indikator
1 . Membedakan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau da penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3 . Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.
5. Memberi nama senyawa menurut IUPAC.
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1 . Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen.
2. Menuliskan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen.
3. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan penerimaan e
4. Menuliskan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
5. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
6. Menjelaskan pengertian reaksi redoks.
7. Menjelaskan pengertian bilangan oksidasi.
8. Menjelaskan aturan penentuan bilangan oksidasi.
9. Menjelaskan penggunaan bilangan oksidasi untuk reaksi oksidasi dan reduksi.
10. Menentukan reduktor dan oksidator
1 1 . Menjelaskan pengertian reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi).
12. Menuliskan reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi).
13. menjelaskan aplikasi konsep redoks dalam kehidupan sehari-hari.
14. menjelaslan tata nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi.
B. Materi Pembelajaran
1 . Konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi
2. Bilangan Oksidasi
3 . Aplikasi redoks dalam memecahkan maslah lingkungan
4. Tata nama menurut JUPAC
C. Metode Pembelajaran
1. Model : - Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Demonstrasi
- Diskusi kelompok
- Ceramah
D. Langkah-Iangkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA/KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
© Motivasi dan Apersepsi:
© Demontrasi reaksi pembakaran kertas dan serah terima elektron yaitu antara paku besi dan asam sulfat
© Prasyarat pengetahuan:
* Apakah yang dimaksud dengan reaksi redoks?
* Apakah yang dimaksud dengan bilangan oksidasi?
b. Kegiatan Inti
1 . Guru meminta siswa duduk berkelompok.
2. Siswa (dibimbing oleh guru) mendiskusikan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen.
3. Siswa memperhatikan contoh penulisan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen yang disampaikan oleh guru.
4. Siswa dalam setiap kelompok mendiskusikan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
5. Siswa dalam kelompoknya mendiskusikan penulisan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara kiasikal.
7. Guru menanggapi basil diskusi kelompok Siswa dan memberikan informasi yang sebenarnya.
C. Kegiatan Penutup
1 . Siswa (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
2. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
PERTEMUAN KETIGA
a. Kegiatan Pendahnluan
© Motivasi dan Apersepsi:
* Apa perbedaan unsur hidrogen dalam senyawa air dan peroksida?
© Prasyarat pengetahuan:
* Apakah yang dimaksud dengan reaksi redoks?
* Apakah yang dimaksud dengan bilangan oksidasi?
b. Kegiatan Inti
1. Guru meminta siswa duduk berkelompok.
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
3. perwakilan dari tiap kelompok diminta masuk menjelaskan pengertian reaksi redoks.
4. siswa (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian bilangan oksidasi.
5. Siswa memperhatikan aturan penentuan bilangan oksidasi yang disampaikan oleh guru.
6. Siswa memperhatikan contoh soal penentuan bilangan oksidasi dalam senyawa yang disampaikan oleh guru.
7. Guru meminta siswa mengerjakan latihan soal dengan dibimbing
8. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai penggunaan bilangan oksidasi untuk reaksi oksidasi dan reduksi.
C. Kegiatan Penutup
1 . Siswa (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
2. Guru memberikan tugas di rumah
PERTEMUAN KEEMPAT
a. Kegiatan Pendahuluan
© Motivasi dan Apersepsi:
* Bagaimana cara kerja air aki?
© Prasyarat pengetahuan:
* Apa yang dimaksud dengan reduktor dan oksidator?
b. Kegiatan Inti
1. Siswa berdiskusi dalam kelompok mengenai reduktor dan oksidator
2. Perwakilan siswa menjelaskan pengertian reduktor dan oksidator
3. Siswa memperhatikan contoh soal menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks yang disampaikan oleh guru.
4. Guru memberikan beberapa soal menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks untuk dikerjakan oleh siswa.
5. Guru mengoreksi jawaban siswa apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat siswa yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
2. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
PERTEMUAN KELIMA/KEENAM
a. Kegiatan Pendahuluan
© Motivasi dan Apersepsi:
* Sebutkan peristiwa di sekitar kita yang melibatkan reaksi redoks.
* Bagaimana cam menuliskan tata nama senyawa menurut IUPAC? © Prasyarat pengetahuan:
* Bagaimana aplikasi konsep redoks dalam kehidupari sehari
* Bagaimana aturan tata nama JUPAC berdas&kan bilangan oksidasi?
b. Kegiatan Inti
1. Guru membimbing Siswa dalam pembentukan kelompok.
2. Siswa (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian reaksi autoredoks (reaksi
disproporsionasi).
3. Siswa memperhatikan penulisan reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi) yang disampaikan oleh guru.
4. Siswa dalam setiap kelompok mendiskusikan aplikasi konsep redoks dalam kehidupan sehari
5. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan basil diskusinya di depari kelompok yang lain.
6. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok siswaw dan memberikan informasi yang sebenarnya.
7 Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai tata nama JUPAC berdasarkan bilangan oksidasi (untuk senyawa biner da logam dan non-logam, senyawa biner da non-logam dan non-logam, senyawa yang mengandung ion poliatom, dan senyawa asam).
8. Siswa memperhatikan contoh soal penulisan tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi yang disampaikan oleh guru.
9. Guru memberikan beberapa soal penulisan tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi untuk dikerjakan o!eh Siswa
l0. Guru mengoreksi jawabari Siswa apakab sudah benar at& belum. Jika masih terdapat Siswa yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
c. Kegiatan Penutup
1 . Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
2. Siswa (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
3. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
E. Sumber Belajar
a. Buku Kimia paket SMA, Ganeca dan Grafindo
b. Laboratorium
C. Lingkungan
d. Internet
F. Penilaian HasH Belajar
a. Teknik Penilajan:
- Testertulis
- Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- Tes PG
- Tes isian
- Tes uraian
- Tugas rumah
C. Contoh Instrumen:
- Contoh tes PG
Bilangan oksidasi Cr path senyawa K adalah....
a. +3 d.+6
b.+4 e.+7
c. +5
- Contoh tes isian
Menurut IUPAC, senyawa dengan rumus kimia N mempunyai nama ....
- Contoh tes uraian
Berdasarkan perubahan bilangan okidasi yang terjadi, tentukan zat yang teroksidasi, zat yang tereduksi, oksidator, dan reduktor pada reaksi berikut.
- Contoh tugas rumah
Carilah contoh pemecahan masalah lingkungan dari internet
Pontianak, 2 Januari 2008
Mengetahui
Kepala SMAN 2 Pontianak Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Bunyamin Syf Elly Daryati, SHut
NIP. 131414161 NIP. 520015925
Automatic translation of this blog page
Wednesday, October 15, 2008
RPP Kimia-Redoks
Label:buku, artikel, foto, slide
Pembelajaran
Thursday, October 9, 2008
Penggunaan Alat Laboratorium
Bab 2
Penggunaan Alat
Sebelum praktikum pilihlah alat-alat yang dibutuhkan selengkapnya sesuai dengan kapasitas, kegunaan, ketelitian yang diperlukan. Ketelitian alat maupun kapasitasnya berbeda-beda, begitu pun jenisnya. Ada alat yang sama kapasitasnya namun tingkat ketelitiannya tidak sama, atau cara mengoperasikannya ada yang konvensional dan ada yang serba automatis. Kalau alat yang Anda butuhkan tidak tersedia, maka Anda dapat saja memodifikasikan dari alat yang ada (jika perlu).
Sebelum mulai memakai alat tersebut, Anda teliti dulu apakah masih utuh, setnya lengkap, masih berfungsi, jika alat kaca apakah tidak retak, jika alat elektronik berapa voltasenya, jika masih ada lihat pula petunjuk pengoperasian dan cara mereperasinya.
A. PIPET DAN PENGGUNAANNYA
Pipet digunakan untuk memindahkan volume tertentu suaru cairan dalam juralah yang sedikit. Ada dua macam pipet yang banyak digunakan di dalam laboratorium, yaitu pipet ukur dan pipet volumetrik.
1) Pipet Ukur
Pipet ukur terdiri atas pipa kaca yang diberi skala Ujung bagian atas pipa atau ujung untuk mengisap cairan dibuat lebih kecil, sedangkan ujung bagian bawah dibuat runcing dengan lubarig yang kecil untuk memperlambat keluarnya zat cair.
Pipet ukur digunakan untuk memperoleh berbagai volume cairan dalam jumlah yang sedikit. Pipet ukur yang seringkali digunakan adalah pipet ukur berkapasitas: 5, 10, dan 25 ml.
Kalibrasi pipet ukur umumnya kurang teliti. Untuk pekerjaan kuantitatif sebaiknya digunakan buret, yang mempunyai kalibrasi yang tepat.
Label:buku, artikel, foto, slide
buku Praktik kimia
Monday, September 15, 2008
Buku Pembuatan Pereaksi kimia
BAB 1
KEAMANAN DAN KESELAMATAN DI LABORAORIUM
Keracunan dan kebakaran, luka serta kecelakaan lain dapat dihindarkan apabila dipatuhi aturan.
A. Sebelum mulai praktikum
1. Pakailah alat pelindung (jaslab, masker, kaca mata, sarung tangan) untuk melindungi pakaian dan tubuh Anda.
2. Kesadaran bahaya setiap saat jika bekerja kurang berhati-hati/ceroboh.
3. Kesadaran bahaya setiap bahan kimia sebelum mulai praktikum.
4. Kalau mau mencium gas yang berbau, janganlah secara langsung, tetapi kibaskanlah dengan tangan kearah kita.
5. Sebelum mengambil zat dari botol, bacalah dengan benar nama dan rumus zat. Kekeliruan dalam mengambil zat akan dapat berbahaya dan menimbulkan reaksi lain.
6. Patuhilah peaturan labor, karena pelanggarannya akan Anda rasakan dampak pada diri sendiri dan orang lain.
7. Bila akan mengambil zat dengan volume yang tepat, hendaklah diambil dari buret atau dengan pipet memakai bola hiasp.
8. Jika bekerja teratur, kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih kecil daripada dalam keadaan meja kotor, alat-alat dan botol berantakan.
9. Tahu dan siap- apa yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat, kebakaran, peledakan, dan sebagainya.
KEAMANAN DAN KESELAMATAN DI LABORAORIUM
Keracunan dan kebakaran, luka serta kecelakaan lain dapat dihindarkan apabila dipatuhi aturan.
A. Sebelum mulai praktikum
1. Pakailah alat pelindung (jaslab, masker, kaca mata, sarung tangan) untuk melindungi pakaian dan tubuh Anda.
2. Kesadaran bahaya setiap saat jika bekerja kurang berhati-hati/ceroboh.
3. Kesadaran bahaya setiap bahan kimia sebelum mulai praktikum.
4. Kalau mau mencium gas yang berbau, janganlah secara langsung, tetapi kibaskanlah dengan tangan kearah kita.
5. Sebelum mengambil zat dari botol, bacalah dengan benar nama dan rumus zat. Kekeliruan dalam mengambil zat akan dapat berbahaya dan menimbulkan reaksi lain.
6. Patuhilah peaturan labor, karena pelanggarannya akan Anda rasakan dampak pada diri sendiri dan orang lain.
7. Bila akan mengambil zat dengan volume yang tepat, hendaklah diambil dari buret atau dengan pipet memakai bola hiasp.
8. Jika bekerja teratur, kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih kecil daripada dalam keadaan meja kotor, alat-alat dan botol berantakan.
9. Tahu dan siap- apa yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat, kebakaran, peledakan, dan sebagainya.
Label:buku, artikel, foto, slide
Manajemen Laboratorium
Friday, June 20, 2008
kembang merak gambar
Label:buku, artikel, foto, slide
tumbuhan obat
Monday, May 19, 2008
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
Di Laboratorium selalu ada kemungkinan bahaya kebakaran. Alat-alat.dari kaca, porselen dapat merengat sehingga isinya tumpah. Alkohol, eter, benzen, karbon disulfida, aseton. petroleum eter dan pelarut organik lain yang mudah menguap adalah cairan yang sering dipergunakan yang mudah sekali terbakar. Maka dari itu alat pemadam api harus senantiasa disediakan.
Jika terjadi kebakaran jangan panik! Pakailah pemadam api yang biasanya terletak di dindiring, dan bacalah aturan penggunaannya. Sesudah memakai alat pemadam api, ruangan harus diperanginkan karena Tetra yang keluar itu dapat membentuk fosgen suatu gas yang amat beracun, kemudian ruangan harus dibersihkan.
Label:buku, artikel, foto, slide
Manajemen Laboratorium
Friday, May 16, 2008
P3K di Laboratorium
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
DI LABORAORIUM
Keracunan dan kebakaran, luka serta kecelakaan lain dapat dihindarkan apabila dipatuhi aturan.
A. Sebelum mulai praktikum
1. Pakailah alat pelindung (jaslab, masker, kaca mata, sarung tangan) untuk melindungi pakaian dan tubuh Anda.
2. Kesadaran bahaya setiap saat jika bekerja kurang berhati-hati/ceroboh.
3. Kesadaran bahaya setiap bahan kimia sebelum mulai praktikum.
4. Kalau mau mencium gas yang berbau, janganlah secara langsung, tetapi kibaskanlah dengan tangan kearah kita.
Label:buku, artikel, foto, slide
Manajemen Laboratorium
Wednesday, May 14, 2008
PORTOFOLIO
CONTOH
PETUNJUK TEKNIS
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
MATA PELAJARAN BIOLOGI
DAFTAR ISI
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Model Pembelajaran Portofolio
BAB III : Prosedur Implementasi Pada Mata Pelajaran
Biologi
A. Rencana Pembelajaran
B. Pelaksanaan Pembelajaran
C. Penilaian Hasil Belajar
BAB IV : Kesimpulan dan Saran
BAB I
Pengembangan metode pembelajaran berujung pada pola komprehensif yang memilikistruktur tertentu yang lazim disebut model pembelajaran. Saat ini pengembangan model pembelajaran telah sampai pada tahap umum maupun spesifik yang disesuaikan dengan materi belajar dan tingkat perkembangan siswa.
Dengan demikian sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model yang lain,tetapi model yang lain,tetapi model pembelajaran yang paling baik adalah model yang sesuai dengan materi pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa. Dengan mengembangkan model yang mengacu pada dua hal tersebut diharapkan proses pembelajaran akan lebih efektif dan hasil pembelajaran akan meningkat. Sehingga ,pengembangan model pembelajaran harus diajukan kearah keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi yang dibuktikan dengan hasil belajar yang tinggi. Mengingat hal di atas ,maka perlu disusun pedoman pengembangan model pembelajaran supaya guru memiliki acuan dalam menerapkannya di kelas.
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk dari praktek belajar di masyarakat, yaitu suatu inovasi yang dirancang untuk membantu peserta didik :
1. Memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktek empiric
2. Menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi,tanggungjawab,dan partisipasi peserta didik,belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum(public policy),memberanikian diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa ,antar sekolah dan antar anggota masyarakat.
Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi konstruktivisme antara lain : diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan; pengujian dari hasil penelitian sederhana; demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah;kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta didik unhtuk mempertajam gagasannya.
Model pembelajaran portofolio memiliki prinsif dasar : (1) Prinsip belajar siswa aktif (student active learning); (2) Kelompok belajar kooperatif (cooperative learning); (3) Pembelajaran partisipatorik ; (4)
Mengajar yang reaktif (reactif teaching).
Dalam implementasinya model pembelajaran berbasis portofolio membantu siswa dalam :
• Mempelajari bagaimana cara memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik.
• Mempelajari proses pembuatan kebijakan public.
• Mengembangkan keterampilan nyata dan fundamen yang diperlukan untuk menjadi warganegara yang ikut berpartisipasi
dengan penuh tanggung jawab.
• Mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang efektif dan
kreatif.
• Mengembangkan citra diri dan rasa percaya diri yang positif dalam menggunakan hak;hak dan tanggungjawab mereka.
BAB III
PROSEDUR IMPLEMENTASI UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI
A. Rencana Pembelajaran.
Mata Pelajaran : Biologi
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/ Semester : X/ 1
Pertemuan Ke- : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
StandarKompetensi : Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan
makhluk hidup.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran irus dalam kehidupan.
Indikator :
1. Siswa mampu mencari data penderita demam berdarah.
2. Siswa mampu menemukan ciri-ciri penderita demam berdarah.
3.Siswa mampu menuliskan nama virus yang menyebabkan demam berdarah.
4.Siswa mampu mendeskripsikan cara penularan penyakit demam berdarah.
5. Siswa mampu menuliskan cara pencegah penularan penyakit.
6. Siswa mampu mempresentasikan penyakit demam berdarah.
I. Tujuan Pembelajaran .
Siswa mampu menggumpulkan data, mengolah data dan
mempresentasikan tentang penyakit demam berdarah.
II. Materi Ajar :
A. Materi Prasyarat :
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari SCTV dan Metro, Di daerah
Jakarta Timur terjadi wabah demam berdarah yang mengakibatkan
kematian sebanyak 120 orang.
B. Materi yang Dikembangkan :
1. Peranan virus yang merugikan.
Virus yang merugikan manusia dapat menyebabkan berbagai
penyakit dan seringkali menimbulkan kematian.
2. Penyakit yang disebabkan oleh virus.
Macam-macam penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain
a. Influenza
b. Cacar
c. Hepatitis
d. Demam Berdarah
e. AIDS
f Ebola
g. Flu Burung
h. Herpes
i. Hepatitis
j. Trachoma
3. Dampak penyakit yang disebabkan oleh virus.
Dapat menyebabkan kematian .
III. Pelaksanaan Pembelajaran :
A. Model : Pembelajaran Portofolio
B. Metode : Inkuiri dan observasi
IV. Langkah-langkah pembelajaran :
A. Kegiatan awal ( 10 menit ) :
1. Guru menanyakan tugas yang diberikan 1 minggu yang
lalu ( 3 menit ).
2. Guru menjelaskan prosedur dan penilaian dalam presentasi
3 Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru
mengenai prosedur dan penilaian dalam presentasi (1menit).
B. Kegiatan Inti (45 menit ) :
1. Guru mengamati berdasarkan instrument penilaian.
2. Guru sebagai fasilitator dan mediator.
3. Siswa mempresentasikan tugas kelompok secara bergantian( 25 menit ).
4 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain
( 10 menit ).
5. Menghadirkan tokoh masyarakat yang terkait ( Lurah,dokter ) dan
meminta tanggapan terhadap masalah di seputar demam berdarah
( 10 menit ).
6. Membuka forum tanya jawab dengan lurah atau dokter
yang dihadirkan dalam forum diskusi ( 10 menit ).
C. Kegiatan Akhir (10 menit ) :
Siswa membuat kesimpulan dan merefleksikan pengalaman belajar
dalam bentuk poster atau leaflet.
V. Alat dan Bahan :
A. Alat / bahan : Tape recorder dan alat tulis menulis.
B .Sumber: :Data observasi di lapangan dan media cetak .
VI. Penilaian :
A. Penilaian individu ( 15 menit ) :
No. Pertanyaan Skor
1
2.
3. Tuliskan nama virus yang menyebabkan demam berdarah.
Tentukan 4 ciri penderita demam berdarah.
Deskripsikan cara penularan penyakit demam berdarah. 10
40
50
B. Penilaian kelompok :
Kegiatan observasi dan presentasi :
- kerjasama kelompok (skor 20 )
- Peran anggota : Ketua kelompok (skor 40) ,anggota (skor 30)
- Memahami masalah(skor 20)
- Keaktifan(skor 20)
C. Tugas : Membuat poster atau leaflet demam berdarah ( Skor 100) dengan
instrument penilaian sebagai berikut :
- Ketepatan waktu menyerahkan tugas (Skor 25 ).
- Kelengkapan isi poster atau leaflet ( Skor 50 ).
- Keindahan desain poster atau leaflet (skor 25 ).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .
1. Model pembelajaran fortopolio ternyata sesuai untuk mata
pelajaran biologi.
2. Pada penerapan model pembelajaran fortopolio, siswa lebih
aktif belajar, karena materi sesuai dengan lingkungan yang di
kenal siswa.
B. Saran .
1.Dalam persiapan mengajar sebaiknya guru memikirkan benar-benar
keterkaitan antara materi dengan teknologi dan masyarakat yang di
kenal oleh siswa.
2.Guru mengembangkan diri untuk berperan aktif dalam kegiatan
fortopolio.
PETUNJUK TEKNIS
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
MATA PELAJARAN BIOLOGI
DAFTAR ISI
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Model Pembelajaran Portofolio
BAB III : Prosedur Implementasi Pada Mata Pelajaran
Biologi
A. Rencana Pembelajaran
B. Pelaksanaan Pembelajaran
C. Penilaian Hasil Belajar
BAB IV : Kesimpulan dan Saran
BAB I
Pengembangan metode pembelajaran berujung pada pola komprehensif yang memilikistruktur tertentu yang lazim disebut model pembelajaran. Saat ini pengembangan model pembelajaran telah sampai pada tahap umum maupun spesifik yang disesuaikan dengan materi belajar dan tingkat perkembangan siswa.
Dengan demikian sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model yang lain,tetapi model yang lain,tetapi model pembelajaran yang paling baik adalah model yang sesuai dengan materi pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa. Dengan mengembangkan model yang mengacu pada dua hal tersebut diharapkan proses pembelajaran akan lebih efektif dan hasil pembelajaran akan meningkat. Sehingga ,pengembangan model pembelajaran harus diajukan kearah keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi yang dibuktikan dengan hasil belajar yang tinggi. Mengingat hal di atas ,maka perlu disusun pedoman pengembangan model pembelajaran supaya guru memiliki acuan dalam menerapkannya di kelas.
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk dari praktek belajar di masyarakat, yaitu suatu inovasi yang dirancang untuk membantu peserta didik :
1. Memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktek empiric
2. Menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi,tanggungjawab,dan partisipasi peserta didik,belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum(public policy),memberanikian diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa ,antar sekolah dan antar anggota masyarakat.
Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi konstruktivisme antara lain : diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan; pengujian dari hasil penelitian sederhana; demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah;kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta didik unhtuk mempertajam gagasannya.
Model pembelajaran portofolio memiliki prinsif dasar : (1) Prinsip belajar siswa aktif (student active learning); (2) Kelompok belajar kooperatif (cooperative learning); (3) Pembelajaran partisipatorik ; (4)
Mengajar yang reaktif (reactif teaching).
Dalam implementasinya model pembelajaran berbasis portofolio membantu siswa dalam :
• Mempelajari bagaimana cara memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik.
• Mempelajari proses pembuatan kebijakan public.
• Mengembangkan keterampilan nyata dan fundamen yang diperlukan untuk menjadi warganegara yang ikut berpartisipasi
dengan penuh tanggung jawab.
• Mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang efektif dan
kreatif.
• Mengembangkan citra diri dan rasa percaya diri yang positif dalam menggunakan hak;hak dan tanggungjawab mereka.
BAB III
PROSEDUR IMPLEMENTASI UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI
A. Rencana Pembelajaran.
Mata Pelajaran : Biologi
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/ Semester : X/ 1
Pertemuan Ke- : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
StandarKompetensi : Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan
makhluk hidup.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran irus dalam kehidupan.
Indikator :
1. Siswa mampu mencari data penderita demam berdarah.
2. Siswa mampu menemukan ciri-ciri penderita demam berdarah.
3.Siswa mampu menuliskan nama virus yang menyebabkan demam berdarah.
4.Siswa mampu mendeskripsikan cara penularan penyakit demam berdarah.
5. Siswa mampu menuliskan cara pencegah penularan penyakit.
6. Siswa mampu mempresentasikan penyakit demam berdarah.
I. Tujuan Pembelajaran .
Siswa mampu menggumpulkan data, mengolah data dan
mempresentasikan tentang penyakit demam berdarah.
II. Materi Ajar :
A. Materi Prasyarat :
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari SCTV dan Metro, Di daerah
Jakarta Timur terjadi wabah demam berdarah yang mengakibatkan
kematian sebanyak 120 orang.
B. Materi yang Dikembangkan :
1. Peranan virus yang merugikan.
Virus yang merugikan manusia dapat menyebabkan berbagai
penyakit dan seringkali menimbulkan kematian.
2. Penyakit yang disebabkan oleh virus.
Macam-macam penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain
a. Influenza
b. Cacar
c. Hepatitis
d. Demam Berdarah
e. AIDS
f Ebola
g. Flu Burung
h. Herpes
i. Hepatitis
j. Trachoma
3. Dampak penyakit yang disebabkan oleh virus.
Dapat menyebabkan kematian .
III. Pelaksanaan Pembelajaran :
A. Model : Pembelajaran Portofolio
B. Metode : Inkuiri dan observasi
IV. Langkah-langkah pembelajaran :
A. Kegiatan awal ( 10 menit ) :
1. Guru menanyakan tugas yang diberikan 1 minggu yang
lalu ( 3 menit ).
2. Guru menjelaskan prosedur dan penilaian dalam presentasi
3 Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru
mengenai prosedur dan penilaian dalam presentasi (1menit).
B. Kegiatan Inti (45 menit ) :
1. Guru mengamati berdasarkan instrument penilaian.
2. Guru sebagai fasilitator dan mediator.
3. Siswa mempresentasikan tugas kelompok secara bergantian( 25 menit ).
4 Siswa menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain
( 10 menit ).
5. Menghadirkan tokoh masyarakat yang terkait ( Lurah,dokter ) dan
meminta tanggapan terhadap masalah di seputar demam berdarah
( 10 menit ).
6. Membuka forum tanya jawab dengan lurah atau dokter
yang dihadirkan dalam forum diskusi ( 10 menit ).
C. Kegiatan Akhir (10 menit ) :
Siswa membuat kesimpulan dan merefleksikan pengalaman belajar
dalam bentuk poster atau leaflet.
V. Alat dan Bahan :
A. Alat / bahan : Tape recorder dan alat tulis menulis.
B .Sumber: :Data observasi di lapangan dan media cetak .
VI. Penilaian :
A. Penilaian individu ( 15 menit ) :
No. Pertanyaan Skor
1
2.
3. Tuliskan nama virus yang menyebabkan demam berdarah.
Tentukan 4 ciri penderita demam berdarah.
Deskripsikan cara penularan penyakit demam berdarah. 10
40
50
B. Penilaian kelompok :
Kegiatan observasi dan presentasi :
- kerjasama kelompok (skor 20 )
- Peran anggota : Ketua kelompok (skor 40) ,anggota (skor 30)
- Memahami masalah(skor 20)
- Keaktifan(skor 20)
C. Tugas : Membuat poster atau leaflet demam berdarah ( Skor 100) dengan
instrument penilaian sebagai berikut :
- Ketepatan waktu menyerahkan tugas (Skor 25 ).
- Kelengkapan isi poster atau leaflet ( Skor 50 ).
- Keindahan desain poster atau leaflet (skor 25 ).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .
1. Model pembelajaran fortopolio ternyata sesuai untuk mata
pelajaran biologi.
2. Pada penerapan model pembelajaran fortopolio, siswa lebih
aktif belajar, karena materi sesuai dengan lingkungan yang di
kenal siswa.
B. Saran .
1.Dalam persiapan mengajar sebaiknya guru memikirkan benar-benar
keterkaitan antara materi dengan teknologi dan masyarakat yang di
kenal oleh siswa.
2.Guru mengembangkan diri untuk berperan aktif dalam kegiatan
fortopolio.
Label:buku, artikel, foto, slide
Buku Sains
Monday, May 5, 2008
Lagu salawat
Lagu 1
ﺍﻠﻝﻬﻡ ﺼﻝ ﻋﻝ ﻤﺣﻣﺩ - ﻲﺎ ﺮﺐ ﺼﻝ ﻋﻟﻳﮫ ﻮﺴﻟﻡ
Hidup di dunia hanya sementara
Kepada Allah kan kembali kita 2 x
Isilah umur yang masih ada
Perbanyak amal kepada Allah 2 x
ﺍﻠﻝﻬﻡ ﺼﻝ ﻋﻝ ﻤﺣﻣﺩ - ﻲﺎ ﺮﺐ ﺼﻝ ﻋﻟﻳﮫ ﻮﺴﻟﻡ
Sholat yang lima jangan lalaikan
Baca Al-qur’an jangan lupakan 2 x
Zikir yang banyak siang dan malam
Agar mendapat hati yang tentram 2x
ﺍﻠﻝﻬﻡ ﺼﻝ ﻋﻝ ﻤﺣﻣﺩ - ﻴﺎ ﺮﺐ ﺼﻝ ﻋﻟﻳﮫ ﻮﺴﻟﻡ
Baca shalawat kepada Nabi
Itu perintah Ilahi Rabbi 2x
Siapa yang banyak baca shalawat
Di akhirat nanti dapat syafaat 2x
Lagu 2
ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﺮﺏﺍﺒﺭﻴﺍ - ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﻤﻦﺍﺤﻂﺎﻲ
ﺮﺏ ﺬﺪﻧﻲ ﻋﻟﻣﺎ ﻨﺎ ﻒﻌﺎ - ﻮﻭﻒﻗﻨﻲ ﻋ ﻣﻼ ﺼﺎ ﻟﺣﺎ
Sadarlah kita hidup kan mati
Malakul maut slalu mengawasi
Janganlah kita lalaikan diri
Amal ibadah ntuk bekal nanti
ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﺮﺏﺍﺒﺭﻴﺍ - ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﻤﻦﺍﺤﻂﺎﻲ
ﺮﺏ ﺬﺪﻧﻲ ﻋﻟﻣﺎ ﻨﺎ ﻒﻌﺎ - ﻮﻭﻒﻗﻨﻲ ﻋ ﻣﻼ ﺼﺎ ﻟﺣﺎ
Sholat yang lima jangan lalaikan
Untuk bekal menghadap Tuhan
Di akhirat nati yang ditanyakan
Pertama sholat yang dikerjakan
ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﺮﺏﺍﺒﺭﻴﺍ - ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﻤﻦﺍﺤﻂﺎﻲ
ﺮﺏ ﺬﺪﻧﻲ ﻋﻟﻣﺎ ﻨﺎ ﻒﻌﺎ - ﻮﻭﻒﻗﻨﻲ ﻋ ﻣﻼ ﺼﺎ ﻟﺣﺎ
Bila sholatnya baik sempurna
Amal yang lain kan diterima
Jika sholatnya rusak binasa
Semua amalnya ditolak pula
ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﺮﺏﺍﺒﺭﻴﺍ - ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﻤﻦﺍﺤﻂﺎﻲ
ﺮﺏ ﺬﺪﻧﻲ ﻋﻟﻣﺎ ﻨﺎ ﻒﻌﺎ - ﻮﻭﻒﻗﻨﻲ ﻋ ﻣﻼ ﺼﺎ ﻟﺣﺎ
ﺍﻠﻝﻬﻡ ﺼﻝ ﻋﻝ ﻤﺣﻣﺩ - ﻲﺎ ﺮﺐ ﺼﻝ ﻋﻟﻳﮫ ﻮﺴﻟﻡ
Hidup di dunia hanya sementara
Kepada Allah kan kembali kita 2 x
Isilah umur yang masih ada
Perbanyak amal kepada Allah 2 x
ﺍﻠﻝﻬﻡ ﺼﻝ ﻋﻝ ﻤﺣﻣﺩ - ﻲﺎ ﺮﺐ ﺼﻝ ﻋﻟﻳﮫ ﻮﺴﻟﻡ
Sholat yang lima jangan lalaikan
Baca Al-qur’an jangan lupakan 2 x
Zikir yang banyak siang dan malam
Agar mendapat hati yang tentram 2x
ﺍﻠﻝﻬﻡ ﺼﻝ ﻋﻝ ﻤﺣﻣﺩ - ﻴﺎ ﺮﺐ ﺼﻝ ﻋﻟﻳﮫ ﻮﺴﻟﻡ
Baca shalawat kepada Nabi
Itu perintah Ilahi Rabbi 2x
Siapa yang banyak baca shalawat
Di akhirat nanti dapat syafaat 2x
Lagu 2
ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﺮﺏﺍﺒﺭﻴﺍ - ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﻤﻦﺍﺤﻂﺎﻲ
ﺮﺏ ﺬﺪﻧﻲ ﻋﻟﻣﺎ ﻨﺎ ﻒﻌﺎ - ﻮﻭﻒﻗﻨﻲ ﻋ ﻣﻼ ﺼﺎ ﻟﺣﺎ
Sadarlah kita hidup kan mati
Malakul maut slalu mengawasi
Janganlah kita lalaikan diri
Amal ibadah ntuk bekal nanti
ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﺮﺏﺍﺒﺭﻴﺍ - ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﻤﻦﺍﺤﻂﺎﻲ
ﺮﺏ ﺬﺪﻧﻲ ﻋﻟﻣﺎ ﻨﺎ ﻒﻌﺎ - ﻮﻭﻒﻗﻨﻲ ﻋ ﻣﻼ ﺼﺎ ﻟﺣﺎ
Sholat yang lima jangan lalaikan
Untuk bekal menghadap Tuhan
Di akhirat nati yang ditanyakan
Pertama sholat yang dikerjakan
ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﺮﺏﺍﺒﺭﻴﺍ - ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﻤﻦﺍﺤﻂﺎﻲ
ﺮﺏ ﺬﺪﻧﻲ ﻋﻟﻣﺎ ﻨﺎ ﻒﻌﺎ - ﻮﻭﻒﻗﻨﻲ ﻋ ﻣﻼ ﺼﺎ ﻟﺣﺎ
Bila sholatnya baik sempurna
Amal yang lain kan diterima
Jika sholatnya rusak binasa
Semua amalnya ditolak pula
ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﺮﺏﺍﺒﺭﻴﺍ - ﺍﺴﺗﻐﻒﺭ ﷲ ﻤﻦﺍﺤﻂﺎﻲ
ﺮﺏ ﺬﺪﻧﻲ ﻋﻟﻣﺎ ﻨﺎ ﻒﻌﺎ - ﻮﻭﻒﻗﻨﻲ ﻋ ﻣﻼ ﺼﺎ ﻟﺣﺎ
Monday, April 28, 2008
Sengatan Listrik
Label:buku, artikel, foto, slide
Manajemen Laboratorium,
Sengatan Listrik
Analisa & Khasiat Bluntas
Analisa Kimia Berkhasiat Daun Beluntas
oleh: Ansyari Ferdian (Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Padang)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam”. Shalawat beserta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil membimbing umatnya ke jalan yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra.Nurhasnah Aliunir, M.Si selaku dosen pembimbing I mata kuliah Kimia Organik
2. Ibu Dra.Yustini Ma’aruf, M.Si selaku dosen pembimbing II mata kuliah Kimia Organik
3. Teman–teman dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam memberikan dukungan dan semangat demi kelancaran penyelesaian makalah ini.
4. Bapak Tarmizi, B.Sc, S.Pd (maaf sering kami panggil Prof)sebagai Analis Laboratorium Kimia Organik Universitas Negeri Padang.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kejanggalan. Untuk itu kritikan dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman bagi penulis dan pembaca dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.
Padang, November 2007
Ansyari Ferdian
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seirama dengan pesatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan, para ahli obat obatan telah mengangkat pengobatan tradisional ke fonem ilmiah, sehingga cukup banyak tumbuhan berkhasiat obat dari lingkungan kita yang dapat diolah menjadi obat mujarab, contohnya daun pegagan atau tapak kuda, setelah diolah oleh ahli farmasi dengan nama garukda.Tumbuhan ini dikenal luas dalam dunia kedokteran sebagai obat efektif untuk mencegah kepikunan. Selain tumbuhan tersebut, masih banyak tumbuhan lain yang dapat dimanfaatkan bagi kesehatan.
Penggunaan tumbuhan sebagai obat, sangat berkaitan dengan kandungan Kimia yang terdapat dalam tumbuh tumbuhan tersebut terutama zat bioaktif. Tanpa adanya senyawa bioaktif dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dll.
Diketahui beberapa literatur bahwa daun beluntas dapat digunakan sebagai obat, salah satunya dapat menghilangkan bau badan, menurunkan panas, dll.Apakah daun beluntas ini dapat digunakan sebagai obat, maka perlu diidentifikasi kandungan metabolidnya
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah percobaan ini adalah ‘Bagaimanakah cara mengekstraksi suatu senyawa bahan alam dari tumbuhan beluntas ?’
C. Batasan Masalah
Pada makalah ini hal yang akan dibahas : pengertian dan tes uji alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin yang terdapat pada daun beluntas.
D. Tujuan Percobaan
Praktikum ini dilakukan untuk menguji dan menentukan kandungan metabolid sekunder dari daun beluntas.
E. Manfaat Penulisan
Setelah dapat melakukan uji kandungan metabolit sekunder dari daun beluntas, diharapkan dapat dilakukan ekstraksi serta isolasi kandungan tersebut agar dapat dipergunakan untuk analisis selanjutnya serta dapat dijadikan bahan kajian bagi penelitian selanjutnya, sehingga dapat dikembangkan untuk dapat dipergunakan untuk tujuan farmakologis dan industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Alkaloid
Merupakan senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlahnya maupun sebarannya. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuan dan hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yan mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol.
Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik.Satu contoh yang sederhana adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.
B. Flavonoid
Adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk “ flavon “ yakni nama sejenis flavonoid yang terbesr jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan Primula.
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas. Misalnya antosianin dalam mahkota bunga yang berwarna merah, hampir selalu disertai oleh flavon atau flavonol yan tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan telah berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi : 1) Sebagai pigmen warna, 2) Fungsi fisiologi dan patologi, 3) Aktivitas Farmakologi, dan 4) Flavonoid dalam makanan. Aktifitas Farmakologi dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang digunakan untuk menguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas pembuluh darah, dll.Gabor menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam macam bioakitfitas seperti antiinflamasi, anti kanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresant, diuretic, dll.
C. Senyawa Terpen
Pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5:8 dengan rumus empiris C5 H8(unit isoprene), yang bergabung secara head to tail (kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid.Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini baik terpen maupun terponoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid)
Contoh : Limoena dalam buah jeruk, Geraniol dalam mawar
Berdasarkan jumlah unit isoprene yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas: 1)monoterpen (dua unit isoprene), 2)seskiterpen (tiga unit isoprene), 3)diterpena (empat unit isoprene), 4 Triterpena (enam unit isoprene), 5 Tetraterpena (delapan unit isoprene), dan 6) politerpena (banyak unit isoprene).Monoterpen dan seskiterpen adalah komponen utama minyak esensial (minyak atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu diterpenopoid, skualen tergolong triterpenoid yang dijumpai dalam minyak hati ikan, karoten karoten pigmen merah dan kuning tergolong tetraterpen, lateks (karet alam) adalah politerpen.
D. Steroid
Adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.Senyawa senyawa ini mempunyai efek fisiologis tertentu.
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon hormon seks yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen, dan hormon kehamilan progestin.
E. Saponin
Merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdirin dari dua kelompok : Saponintriterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam perak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo.Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi.
F. Beluntas (Puchea Indica [L] Less)
( Gambar. Tanaman Beluntas )
Nama :
a) Suku
Asteraceae (Compositae)
b) Sinonim
Baccharis indica L
c) Nama Daerah
Sumatra: beluntas (Melayu). Jawa: baluntas, baruntas (Sunda), luntas (Jawa),baluntas (Madura). Sulawesi: lamutasa (Makasar). Nusa Tenggara: lenabou (Timor).
d) Nama Simplisia
Lucheae Folium (daun beluntas), Plucheae Radix (akar beluntas).
Habitus : perdu kecil, tumbuh tegak, tinggi bisa mencapai 2 m.
Batang : berambut halus.
Daun : bulat telur, hijau muda, panjang 2 - 9 cm, ujung lancip,
Bunga : majemuk, bentuk malai, keluar dari ketiak daun.
Buah : kecil, keras, warna coklat, biji coklat keputih-putihan.
Klasifikasi Biologi Tumbuhan
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica (L.) Less.
( Tabel 1. Klasifikasi Tumbuhan Beluntas )
G. Uraian Tumbuhan Beluntas
Beluntas umumnya tumbuh liar di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu, atau ditanam sebagai tanaman pagar. Tumbuhan ini memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, banyak ditemukan di daerah pantai dekat laut sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Perdu kecil, tumbuh tegak, tinggi mencapai 2 m, kadang kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk halus, berambut lembut.Daun bertangkai pendek, letak berseling, helaian daun bulat telur sungsang, ujung bulat melancip, tepi bergerigi, berkelenjar, panjang 2,5-9 cm, lebar 1-5,5 cm, warnanya hijau terang, bila diremas harum. Bunga majemuk bentuk malai rata, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai, cabang cabang perbungaan banyak sekali, bunga bentuk bonggol bergagang atau duduk, warnanya putih kekuningan sampai ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, kecil, keras, coklat dengan sudut sudut putih, lokos. Biji kecil, coklat keputih putihan. Perbanyakan dengan stek batang yang cukup tua.
1. Sifat dan Khasiat
Daun beluntas berbau khas aromatis dan rasanya etir. Berkhasiat untuk menigkatkan nafsu makan (stomakik), membantu pencernaan, peluruh keringat (diaforetik), pereda demam (antipiretik), dan penyegar.
Akar beluntas berkhasiat sebagai peluruh keringat dan penyejuk (demulcent)
2. Kandungan Kimia
Daun beluntas mengandung alkaloid, flavonoida,tannin, minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium, aluminium, kalsium, magnesiaum, dan fosfor. Sedangkan akarnya mengandung flavonoid dan tannin.
3. Bagian Yang Digunakan
Daun dan akar. Penggunaan segar atau yang telah dikeringkan.
4. Indikasi
Beluntas ini dapat digunakan untuk ;
Menghilangkan bau badan, bau mulut,
Kurang nafsu makan,
Gangguan pencernaan pada anak,
TBC kelenjar (skrofuloderma),
Nyeri pada rematik, nyeri tulang (osteodinia), sakit pinggang (lumbago),
Demam,
Datang haid tidak teratur,
Keputihan.
5. Cara Pemakaian
Daun atau akar sebanyak 10-15 gr direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun dilumatkan lalu dibalutkan untuk pegal linu, luka, scabies, kudis, dan borok.
6. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
1. Uji fertilitas daun beluntas baik berupa perasan, infuse, maserat, dan ekstrak dengan alat soxhlet pda mencit betina yang diberikan secara oral, mempunyai pengaruh antifertilitas pada mencit betina (Willys,Jurusan Farmasi FMIPA, UNHAS, 1990)
2. Kadar minyak atsiri daun beluntas 5% v/v dapat menghambat pertumbuhan Eschericia coli (Atik Herawati, Fak Farmasi, UGM, 1992).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu pelaksanaan
Percobaan ini dilaksanakan tanggal 20 November 2007 s/d 25 November 2007.
B. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah daun tumbuhan beluntas ( Puchea Indica [L] Less ).
C. Alat dan Bahan
Alat
• Lumpang
• Pisau / gunting
• plat tetes
• tabung reaksi
• pipet tetes
• corong
• pemanas
• pasir halus bersih
• kapas
Bahan
• Contoh ( simplisia tumbuhan : daun, akar, batang, kulit batang, bunga, buah, biji )
• Amoniak-kloroform 0.05 N ( 1 ml amoniak dalam 250 ml kloroform )
• H2SO4 2 N
• Pereaksi Mayer, Pereaksi Wagner, Pereaksi Dragendorf.
• Metanol
• Asam sulfat pekat
• Serbuk magnesium
D. Prosedur Kerja
a. Identifikasi Alkaloid : Metoda Culvenor-Fiztgerald
Kira-kira 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus dalam lumpang dengan bantuan pasir, lalu ditambahkan kloroform sedikit sampai membentuk pasta.
Tambahkan 10 ml larutan amoniak-kloroform 0.05 N dan digerus lagi, saring campuran kedalam sebuah tabung reaksi kering.
Tmbahkan 10 ml H2SO4 2 N dan kocok kuat. Diamkan larutan sampai terbentuk dua lapisan.
Dengan menggunakan pipet yang telah diberi kapas pada ujungnya untuk menyaring, ambil lapisan asam sulfat dan masukan kedalam tabung reaksi kecil ( Lapisan kloroform disimpan untuk pengujian terpenoid ).
Filtrat diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf. Terbentuknya endapan putih atau keruh dengan pereaksi Mayer. Endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan orange dengan pereaksi Dragendorf menunjukan sampel mengandung alkaloid.
b. Identifikasi Flavonoid : Shinoda Test / sianidin Test
Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan 5 ml metanol dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk magnesium. Bila terjadi perubahan warna merah/pink atau kuning menunjukan sampel mengandung flavonoid.
c. Identifikasi Steroid / terpenoid : Metode Lieberman-Burchard
Beberapa tetes kloroform pada uji alkaloid, ditempatkan pada plat tetes. Tambahkan anhidrida asetat 5 tets dan biarkan mengering. Kemudian ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat. Timbulnya warna merah jingga atau ungu menandakan uji positif terhadap triterpenoid, sedangkan warna biru menunjukan uji positif untuk steroid.
d. Identifikasi Saponin : Uji Busa
Uji saponin ini sebaiknya digunakan sampel yang telah dikeringkan, karena test yang digunakan adalah test pembentukan busa. Bila sampel yang basah dididihkan dengan air suling, kemungkinan cairan sel akan membentuk busa bila dikocok.
Caranya : sampel kering dirajang halus, dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan air suling, didihkan selama 2-3 menit. Dinginkan, setelah dingin dikocok dengan kuat. Adanya busa yang stabil selama 5 menit berarti sampel mengandung saponin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Sampel Alkaloid Flavonoid Saponin
Beluntas Wagner Mayer Dragendorf + -
- - -
( Tabel 2. Pengamatan reaksi )
B. Pembahasan
a. Alkaloid
Uji alkaloid pada daun beluntas tidak dapat dilakukan karena keterbatasan reagen, namun hasil yang harus didapat adalah positif, sesuai dengan literatur daun beluntas mengandung alkaloid (Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, jilid I :19)
b. Uji Flavonoid
Uji Flavoid pada daun Beluntas dengan menggunakan HCl p.a dan sedikit serbuk magnesium menimbulkan perubahan warna pink, ini berarti bahwa daun beluntas mengandung Flavonoid. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada literatur bahwa daun beluntas mengandung Flavonoid (Atlas Tumbuhan Obat Ibndonesia, jilid 1 :19)
c. Uji Saponin
Pada uji saponin daun beluntas menunjukkan hasil negativ dimana setelah perlakuan tidak menimbulkan busa yang harusnya ada pada uji positif. Dari data ini dapat dinyatakan bahwa daun beluntas tidak mengandung merabolid sekunder (Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 1 :19)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan Ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Daun beluntas merupakan salah satu tanaman obat.
2. Daun beluntas mengandung metabolid sekunder Flavonoid.
3. Daun beluntas mengandung metabolid sekunder Alkaloid.
4. Daun beluntas tidak mengandung metabolid sekunder Saponin
B. Saran
Diharapkan untuk praktikum berikutnya, reagen dan alat yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap sehingga percobaan dapat dilakukan dengan baik dan semua materi yang akan dipraktikumkan dapat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Portal. Net.2006. Tanaman Obat Indonesia
Roth, Herman. 1998. Analisis Farmasi.Bandung: Gajah Mada University Press
Setiawan, Delimarta.2002 .Atlas Tanaman Obat Indonesia. Jogjakarta
Tim Kimia Organik.2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Padang: FMIPA. UNP
oleh: Ansyari Ferdian (Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Padang)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam”. Shalawat beserta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil membimbing umatnya ke jalan yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra.Nurhasnah Aliunir, M.Si selaku dosen pembimbing I mata kuliah Kimia Organik
2. Ibu Dra.Yustini Ma’aruf, M.Si selaku dosen pembimbing II mata kuliah Kimia Organik
3. Teman–teman dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam memberikan dukungan dan semangat demi kelancaran penyelesaian makalah ini.
4. Bapak Tarmizi, B.Sc, S.Pd (maaf sering kami panggil Prof)sebagai Analis Laboratorium Kimia Organik Universitas Negeri Padang.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kejanggalan. Untuk itu kritikan dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman bagi penulis dan pembaca dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.
Padang, November 2007
Ansyari Ferdian
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seirama dengan pesatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan, para ahli obat obatan telah mengangkat pengobatan tradisional ke fonem ilmiah, sehingga cukup banyak tumbuhan berkhasiat obat dari lingkungan kita yang dapat diolah menjadi obat mujarab, contohnya daun pegagan atau tapak kuda, setelah diolah oleh ahli farmasi dengan nama garukda.Tumbuhan ini dikenal luas dalam dunia kedokteran sebagai obat efektif untuk mencegah kepikunan. Selain tumbuhan tersebut, masih banyak tumbuhan lain yang dapat dimanfaatkan bagi kesehatan.
Penggunaan tumbuhan sebagai obat, sangat berkaitan dengan kandungan Kimia yang terdapat dalam tumbuh tumbuhan tersebut terutama zat bioaktif. Tanpa adanya senyawa bioaktif dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dll.
Diketahui beberapa literatur bahwa daun beluntas dapat digunakan sebagai obat, salah satunya dapat menghilangkan bau badan, menurunkan panas, dll.Apakah daun beluntas ini dapat digunakan sebagai obat, maka perlu diidentifikasi kandungan metabolidnya
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah percobaan ini adalah ‘Bagaimanakah cara mengekstraksi suatu senyawa bahan alam dari tumbuhan beluntas ?’
C. Batasan Masalah
Pada makalah ini hal yang akan dibahas : pengertian dan tes uji alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin yang terdapat pada daun beluntas.
D. Tujuan Percobaan
Praktikum ini dilakukan untuk menguji dan menentukan kandungan metabolid sekunder dari daun beluntas.
E. Manfaat Penulisan
Setelah dapat melakukan uji kandungan metabolit sekunder dari daun beluntas, diharapkan dapat dilakukan ekstraksi serta isolasi kandungan tersebut agar dapat dipergunakan untuk analisis selanjutnya serta dapat dijadikan bahan kajian bagi penelitian selanjutnya, sehingga dapat dikembangkan untuk dapat dipergunakan untuk tujuan farmakologis dan industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Alkaloid
Merupakan senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlahnya maupun sebarannya. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuan dan hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yan mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol.
Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik.Satu contoh yang sederhana adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.
B. Flavonoid
Adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk “ flavon “ yakni nama sejenis flavonoid yang terbesr jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan Primula.
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas. Misalnya antosianin dalam mahkota bunga yang berwarna merah, hampir selalu disertai oleh flavon atau flavonol yan tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan telah berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi : 1) Sebagai pigmen warna, 2) Fungsi fisiologi dan patologi, 3) Aktivitas Farmakologi, dan 4) Flavonoid dalam makanan. Aktifitas Farmakologi dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang digunakan untuk menguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas pembuluh darah, dll.Gabor menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam macam bioakitfitas seperti antiinflamasi, anti kanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresant, diuretic, dll.
C. Senyawa Terpen
Pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5:8 dengan rumus empiris C5 H8(unit isoprene), yang bergabung secara head to tail (kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid.Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini baik terpen maupun terponoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid)
Contoh : Limoena dalam buah jeruk, Geraniol dalam mawar
Berdasarkan jumlah unit isoprene yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas: 1)monoterpen (dua unit isoprene), 2)seskiterpen (tiga unit isoprene), 3)diterpena (empat unit isoprene), 4 Triterpena (enam unit isoprene), 5 Tetraterpena (delapan unit isoprene), dan 6) politerpena (banyak unit isoprene).Monoterpen dan seskiterpen adalah komponen utama minyak esensial (minyak atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu diterpenopoid, skualen tergolong triterpenoid yang dijumpai dalam minyak hati ikan, karoten karoten pigmen merah dan kuning tergolong tetraterpen, lateks (karet alam) adalah politerpen.
D. Steroid
Adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.Senyawa senyawa ini mempunyai efek fisiologis tertentu.
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Hormon hormon seks yang dihasilkan terutama dalam testes dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen, dan hormon kehamilan progestin.
E. Saponin
Merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdirin dari dua kelompok : Saponintriterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam perak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo.Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi.
F. Beluntas (Puchea Indica [L] Less)
( Gambar. Tanaman Beluntas )
Nama :
a) Suku
Asteraceae (Compositae)
b) Sinonim
Baccharis indica L
c) Nama Daerah
Sumatra: beluntas (Melayu). Jawa: baluntas, baruntas (Sunda), luntas (Jawa),baluntas (Madura). Sulawesi: lamutasa (Makasar). Nusa Tenggara: lenabou (Timor).
d) Nama Simplisia
Lucheae Folium (daun beluntas), Plucheae Radix (akar beluntas).
Habitus : perdu kecil, tumbuh tegak, tinggi bisa mencapai 2 m.
Batang : berambut halus.
Daun : bulat telur, hijau muda, panjang 2 - 9 cm, ujung lancip,
Bunga : majemuk, bentuk malai, keluar dari ketiak daun.
Buah : kecil, keras, warna coklat, biji coklat keputih-putihan.
Klasifikasi Biologi Tumbuhan
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica (L.) Less.
( Tabel 1. Klasifikasi Tumbuhan Beluntas )
G. Uraian Tumbuhan Beluntas
Beluntas umumnya tumbuh liar di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu, atau ditanam sebagai tanaman pagar. Tumbuhan ini memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, banyak ditemukan di daerah pantai dekat laut sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Perdu kecil, tumbuh tegak, tinggi mencapai 2 m, kadang kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk halus, berambut lembut.Daun bertangkai pendek, letak berseling, helaian daun bulat telur sungsang, ujung bulat melancip, tepi bergerigi, berkelenjar, panjang 2,5-9 cm, lebar 1-5,5 cm, warnanya hijau terang, bila diremas harum. Bunga majemuk bentuk malai rata, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai, cabang cabang perbungaan banyak sekali, bunga bentuk bonggol bergagang atau duduk, warnanya putih kekuningan sampai ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, kecil, keras, coklat dengan sudut sudut putih, lokos. Biji kecil, coklat keputih putihan. Perbanyakan dengan stek batang yang cukup tua.
1. Sifat dan Khasiat
Daun beluntas berbau khas aromatis dan rasanya etir. Berkhasiat untuk menigkatkan nafsu makan (stomakik), membantu pencernaan, peluruh keringat (diaforetik), pereda demam (antipiretik), dan penyegar.
Akar beluntas berkhasiat sebagai peluruh keringat dan penyejuk (demulcent)
2. Kandungan Kimia
Daun beluntas mengandung alkaloid, flavonoida,tannin, minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium, aluminium, kalsium, magnesiaum, dan fosfor. Sedangkan akarnya mengandung flavonoid dan tannin.
3. Bagian Yang Digunakan
Daun dan akar. Penggunaan segar atau yang telah dikeringkan.
4. Indikasi
Beluntas ini dapat digunakan untuk ;
Menghilangkan bau badan, bau mulut,
Kurang nafsu makan,
Gangguan pencernaan pada anak,
TBC kelenjar (skrofuloderma),
Nyeri pada rematik, nyeri tulang (osteodinia), sakit pinggang (lumbago),
Demam,
Datang haid tidak teratur,
Keputihan.
5. Cara Pemakaian
Daun atau akar sebanyak 10-15 gr direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun dilumatkan lalu dibalutkan untuk pegal linu, luka, scabies, kudis, dan borok.
6. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
1. Uji fertilitas daun beluntas baik berupa perasan, infuse, maserat, dan ekstrak dengan alat soxhlet pda mencit betina yang diberikan secara oral, mempunyai pengaruh antifertilitas pada mencit betina (Willys,Jurusan Farmasi FMIPA, UNHAS, 1990)
2. Kadar minyak atsiri daun beluntas 5% v/v dapat menghambat pertumbuhan Eschericia coli (Atik Herawati, Fak Farmasi, UGM, 1992).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu pelaksanaan
Percobaan ini dilaksanakan tanggal 20 November 2007 s/d 25 November 2007.
B. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan adalah daun tumbuhan beluntas ( Puchea Indica [L] Less ).
C. Alat dan Bahan
Alat
• Lumpang
• Pisau / gunting
• plat tetes
• tabung reaksi
• pipet tetes
• corong
• pemanas
• pasir halus bersih
• kapas
Bahan
• Contoh ( simplisia tumbuhan : daun, akar, batang, kulit batang, bunga, buah, biji )
• Amoniak-kloroform 0.05 N ( 1 ml amoniak dalam 250 ml kloroform )
• H2SO4 2 N
• Pereaksi Mayer, Pereaksi Wagner, Pereaksi Dragendorf.
• Metanol
• Asam sulfat pekat
• Serbuk magnesium
D. Prosedur Kerja
a. Identifikasi Alkaloid : Metoda Culvenor-Fiztgerald
Kira-kira 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus dalam lumpang dengan bantuan pasir, lalu ditambahkan kloroform sedikit sampai membentuk pasta.
Tambahkan 10 ml larutan amoniak-kloroform 0.05 N dan digerus lagi, saring campuran kedalam sebuah tabung reaksi kering.
Tmbahkan 10 ml H2SO4 2 N dan kocok kuat. Diamkan larutan sampai terbentuk dua lapisan.
Dengan menggunakan pipet yang telah diberi kapas pada ujungnya untuk menyaring, ambil lapisan asam sulfat dan masukan kedalam tabung reaksi kecil ( Lapisan kloroform disimpan untuk pengujian terpenoid ).
Filtrat diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf. Terbentuknya endapan putih atau keruh dengan pereaksi Mayer. Endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan orange dengan pereaksi Dragendorf menunjukan sampel mengandung alkaloid.
b. Identifikasi Flavonoid : Shinoda Test / sianidin Test
Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan 5 ml metanol dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk magnesium. Bila terjadi perubahan warna merah/pink atau kuning menunjukan sampel mengandung flavonoid.
c. Identifikasi Steroid / terpenoid : Metode Lieberman-Burchard
Beberapa tetes kloroform pada uji alkaloid, ditempatkan pada plat tetes. Tambahkan anhidrida asetat 5 tets dan biarkan mengering. Kemudian ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat. Timbulnya warna merah jingga atau ungu menandakan uji positif terhadap triterpenoid, sedangkan warna biru menunjukan uji positif untuk steroid.
d. Identifikasi Saponin : Uji Busa
Uji saponin ini sebaiknya digunakan sampel yang telah dikeringkan, karena test yang digunakan adalah test pembentukan busa. Bila sampel yang basah dididihkan dengan air suling, kemungkinan cairan sel akan membentuk busa bila dikocok.
Caranya : sampel kering dirajang halus, dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan air suling, didihkan selama 2-3 menit. Dinginkan, setelah dingin dikocok dengan kuat. Adanya busa yang stabil selama 5 menit berarti sampel mengandung saponin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Sampel Alkaloid Flavonoid Saponin
Beluntas Wagner Mayer Dragendorf + -
- - -
( Tabel 2. Pengamatan reaksi )
B. Pembahasan
a. Alkaloid
Uji alkaloid pada daun beluntas tidak dapat dilakukan karena keterbatasan reagen, namun hasil yang harus didapat adalah positif, sesuai dengan literatur daun beluntas mengandung alkaloid (Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, jilid I :19)
b. Uji Flavonoid
Uji Flavoid pada daun Beluntas dengan menggunakan HCl p.a dan sedikit serbuk magnesium menimbulkan perubahan warna pink, ini berarti bahwa daun beluntas mengandung Flavonoid. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada literatur bahwa daun beluntas mengandung Flavonoid (Atlas Tumbuhan Obat Ibndonesia, jilid 1 :19)
c. Uji Saponin
Pada uji saponin daun beluntas menunjukkan hasil negativ dimana setelah perlakuan tidak menimbulkan busa yang harusnya ada pada uji positif. Dari data ini dapat dinyatakan bahwa daun beluntas tidak mengandung merabolid sekunder (Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 1 :19)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan Ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Daun beluntas merupakan salah satu tanaman obat.
2. Daun beluntas mengandung metabolid sekunder Flavonoid.
3. Daun beluntas mengandung metabolid sekunder Alkaloid.
4. Daun beluntas tidak mengandung metabolid sekunder Saponin
B. Saran
Diharapkan untuk praktikum berikutnya, reagen dan alat yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap sehingga percobaan dapat dilakukan dengan baik dan semua materi yang akan dipraktikumkan dapat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Portal. Net.2006. Tanaman Obat Indonesia
Roth, Herman. 1998. Analisis Farmasi.Bandung: Gajah Mada University Press
Setiawan, Delimarta.2002 .Atlas Tanaman Obat Indonesia. Jogjakarta
Tim Kimia Organik.2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Padang: FMIPA. UNP
Label:buku, artikel, foto, slide
analisa,
beluntas,
khasiat,
tumbuhan obat
Wednesday, April 9, 2008
tips nagka goreng
DAPUR
Nangka Goreng Kelapa Muda
Sumber: NN
Bahan:
nangka
kelapa muda 1/2
garam
telur 1 butir
tepung terigu
air secukupnya
minyak untuk menggoreng
Cara Membuat:
- nangka dipotong persegi, sisihkan
- kelapa muda dipotong persegi, sisihkan
- tepung terigu dicampur dengan air sampai cukup kekentalannya,
tambahkan telur & garam dikocok kembali agar menyatu dengan adonan
tepung
- campur nangka & kelapa muda kedalam adonan tepung tadi
- siapkan minyak sampai panas sedang untuk menggoreng
- goreng adonan dengan takaran sendok sayur, sampai berwarna kuning
keemasan
- angkat & hidangkan...
Kue ini bisa untuk berbuka puasa atau hidangan sambil minum teh...
selamat menikmati.
Nangka Goreng Kelapa Muda
Sumber: NN
Bahan:
nangka
kelapa muda 1/2
garam
telur 1 butir
tepung terigu
air secukupnya
minyak untuk menggoreng
Cara Membuat:
- nangka dipotong persegi, sisihkan
- kelapa muda dipotong persegi, sisihkan
- tepung terigu dicampur dengan air sampai cukup kekentalannya,
tambahkan telur & garam dikocok kembali agar menyatu dengan adonan
tepung
- campur nangka & kelapa muda kedalam adonan tepung tadi
- siapkan minyak sampai panas sedang untuk menggoreng
- goreng adonan dengan takaran sendok sayur, sampai berwarna kuning
keemasan
- angkat & hidangkan...
Kue ini bisa untuk berbuka puasa atau hidangan sambil minum teh...
selamat menikmati.
Wednesday, February 6, 2008
Penyembuhan Batuk dengan Tumbuhan Obat
Oleh Tarmizi, B.Sc
Batuk merupakan reaksi tubuh jika terdapat benda asing yang merangsang selaput lendir saluran pernapasan. Kerap kali penyakit ini menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan sehingga merangsang penderita mengeluarkan bunyi.
Penyebab:
Batuk dapat juga timbul sebagai akibat adanya peradangan dalam cabang kerongkongan dan paru-paru, virus, batuk rejan, dan lain-lain.
Bunga belimbing tunjuk menenangkan batuk
Selain dalam buah dan daun, dalam bunga belimbing pun terdapat kalium sitrat dan kalium oksalat dengan kadar lebih rendah. Justru karena kadarnya yang rendah ini, bunga belimbing sesuai untuk obat batuk pada anak-anak. Dengan catatan, batuk yang ditenangkan itu adalah karena masuk angin. Batuk karena serangan virus influenza dan serangan basil tuberkulosisis, jelas tidak bisa.
Gara-gara kedinginan di daerah leher, paru-paru menolak udara dingin itu jangan sampai masuk terus, lalu membatukkan udara dingin itu keluar lagi. Batuk model begini, erutama pada anak-anak yang belum tahan obat kimia paten, dapat disembuhkan dengan ramuan bunga belimbing dan adas manis, Pimpinella anisum, yang dikalangan orang jawa dikenal dengan jinten manis. Orang Belanda menyebutnya anijs. Biji "anis" ini bertugas menghangatkan tenggorokan, sedang bunga belimbing menenangkan rangsangan pendorong batuk.
Pengobatan batuk:
• Segenggam bunga belimbing tunjuk dikukus bersama 3 butir adas (jinten) manis, air setengah gelas kecil dan gula batu secukupnya, dalam cetakan poding yang bisa ditutup. Diperlukan pengukusan selama 1-2 jam, untuk menghancurlarutkan biji adas manis, gula batu dan bunga belimbing dalam cetakan poding. Setelah disaring ampasnya dengan kain mori, air sari belimbing dan adas manis itu bisa diminumkan pada anak yang sedang batuk, pagi-pagi sesudah bangun tidur sebelum sarapan, dan malam hari sebelum tidur.
• 25 gram kencur (diiris-iris tipis) dan 10 gram kulit jeruk mandarin kering direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.
• 10 lembar daun sirih direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.
• 250 gram oyong segar dan 10 gram kulit jeruk mandarin kering direbus dengan 600 cc hingga tersisa 300 cc, kemudian diminum selagi hangat.
• 10 gram bunga mawar segar dan gula batu secukupnya ditim, kemudian diminum.
• Dua buah mengkudu yang telah matang dicuci bersih dan ditumbuk halus, tambahkan air tiga sendok makan, cuka satu sendok teh dan garam sedikit. Peras dan saring airnya, minum tiga kali sehari.
• Satu buah menguku yang hampir masak dikupas lalu ditumbuk/dijus untuk diambil airnya. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis masak. Tambahkan 3 gram kapur sirih, tambahkan 2 gelas air panas dan disaring. Bagi tiga airnya untuk diminum 3 kali sehari. Batuk yang biasa diobati dengan ramuan ini bukanlah batuk tbc dan bukan pula batuk kering.
• Bawang putih 3 gram ditumbuk. Jeruk nipis 1 buah diperas airnya, diaduk dengan lumatan bawang putih dan tambahkan air masak 2 sendok makan, di saring. Tambahkan air panas sampai menjadi ½ gelas dan madu 2 sendok makan. Diminum siang dan sore hari.
• Untuk obat luar digunakan perasan jeruk nipis yang dicampurkan dengan kapur sirih sedikit dan 3 tetes minyak kayuputih. Gosokkan pada bagian punggung, leher dan dada.
Pilih salah satu resep tersebut dan lakukan secara teratur 2 kali sehari.
Batuk Rejan
Batuk rejan atau disebut juga batuk gonggang biasa menyerang anak-anak di bawah umur dua tahun. Batuk ini memiliki ciri yang khas, yaitu: batuk-batuk panjang lalu berhenti sebentar kemudian batuk lagi hingga 100 hari sehingga sering disebut sebagai batuk 100 hari.
Serangan batuk rejan pada bayi dapat menyebabkan napas terhenti dan wajah kebiruan hingga dapat menimbulkan kematian. Kematian bayi akibat batuk rejan cukup tinggi, yaitu mencapai 20 %. Oleh sebab itu, harus segera diatasi.
Batuk rejan disebabkan oleh kuman haeniophilits perhisis yang masuk ke dalam hidung yang ditularkan melalui batuk, muntah, atau bersin.
Pengobatan batuk rejan:
• 10 gram bawang putih yang telah dikupas kulitnya, gula pasir secukupnya, dan 30 gram pegagan segar direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc kemudian airnya diminum selagi hangat.
• 15 gram bunga tahi kotok kering dan gula merah secukupnya direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc kemudian airnya diminum selagi hangat.
• 15 gram daun pare (ditumbuk halus), garam secukupnya, dan 1 buah pir (diiris-iris) direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat dan bahan-bahannya dapat dimakan.
• 60 gram kaktus gepeng dikupas, dipotong-potong, dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, kemudian air rebusannya diminum selagi masih hangat.
• Daun lidah buaya 3 gram dikupas kulitnya. Ape 1 buah juga dikupas. Keduanya dijus atau dilumatkan dan tambahkan gula pasir 1 sendok teh, setelah tercampur rata boleh diminum. Lakukan tiap hari hingga sembuh. (Tarmizi, B.Sc, S.Pd/ Universitas Negeri Padang)
Pilih salah satu resep tersebut dan lakukan secara teratur 2 kali sehari.
Label:buku, artikel, foto, slide
Resep Tumbuhan Obat
Tuesday, January 22, 2008
Apel anggur vokad
Apel, anggur, avokad, berdayaguna penyembuh
Buah apel, anggur,avokad ternyata selain enak dimakan atau “pencuci mulut”, ternyata berdaya guna penyembuh berbagai keluhan. Tanpa basa-basi akan kita uraikan resep demi resep sebagai berikut.
Apel
Obat Hipertensi
· 1 buah apel, 1 lobak yang kecil, air perasan yang dianibil dari 75 gram seledri, 1/2 buall jeruk keprok, dan gula pasir secukupnya dijus kemudian diminum. lakukan secara teratur 2 kali sehari.
Label:buku, artikel, foto, slide
buah,
tumbuhan obat
Adas
Adas-pulasari sebagai obat batuk, pilek, demam,
stuip, susah kencing dan impoten
Oleh Tarmizi, B.Sc, S.Pd
stuip, susah kencing dan impoten
Oleh Tarmizi, B.Sc, S.Pd
Adas-pulasari merupakan dua tanaman yang sering dipakai bersama dalaam ramuan obat tradisional. Adas (Foeniculum vulgare) biasa digunakan untuk bumbu masakan. Di Jawa Barat istilah adas dimaknudkan untuk tanaman Anetum graveolens. Karena bentuknya hampir sama, maka bijinya sering dipakai pengganti biji adas asli. Adas ini disebut juga adas sowa, yang juga masih satu famili dengan adas asli dan juga sama mengandung minyak atsiri.
Adas
Baik adas maupun Adas Sowa sama berasal dari Timur tengah. Orang Mesir Kuno sudah memakainya sebagai bumbu penyedap, karena minyak atsirinya memang sedap. Dari Mesir kemudian adas menyebar ke Roma dan Eropa. Orang Arab kemudian membawanya ke Indonesia dan kemudian di ditanam orang Belanda pertama kali di daerah pegunungan, misalnya di Tawangmangu.
Tanaman adas berupa terna menahun yang tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3-5 batang. Daunnya panjang-pajang seperti jarum dan lembut mirip daun asparagus. Buah adas yang termasuk suku Umbillaferae ini berbentuk lonjong, Sekecil butiran beras dan di pasar banyak dijual dalam keadaan kering.
Adas Manis bukan tanaman asli Indonesia. Orang Belanda menyebutnya sebagai Venkel (Trubus no. 223 th. XIX hal.269). Kabarnya tanaman ini memang berasal dari Eropah. Kendati demikian pertumbuhannya di Indonesia sudah cukup meluas. Terbukti dari beragam nama yang diberikan pada Adas ini Das Pedas (Aceh), Walasunga (Sumba) serta masih sederet lagi nama daerah untuk tanaman ini.
Jenis-jenis Adas
Tanaman Adas (Foeniculum Vulgare Miller) terdiri dari 2 sub spesies. Varietas yang menghasilkan minyak Adas termasuk.dalam sub spesies Capillaceum (Gallb) Homboe, dan terdiri dari 2 varietasp yaitu:
Varietas Vulgare (Miller) Thelling, yang tumbuh seCara liar atau lebih diusahakan secara intehsif. Minyak ygng dihasilkan dari varietas tanaman ini disebut minyak Adas Pahit. Jenis tanaman Adas Pahit telah diusahakan secara perkebunan di Rumaniat Honga ria, Jerman, Italia, India, Argentina, Jepangs dan Amerika Serikat. Minyak Adas secara komersil dihasil kan dari buah dengan Cara penyulingan.
Varietas Dulce (Miller) Thelling, disebut juga jinten manis atau anijs, tanaman secara intensifp dan tidak tumbuh secara liar. Varietas tanaman ini menghasilknn minyak Adas Manis atau disebut juga minyak Adas Rumanin atau minyak Adas perancis. Minyak Yang dihasilkan daribuah menghsilkan bau yang paling harum. (Pengantar Teknologi Minyak Atsiri halaman 346‑347)
Penanaman dan Pemetikan Buah
Penanaman,Adas di Indonesia secara tradisional dapat dihasilkan dengan 2 cara Dengan menaburkan biji adas, Yang telah tua, atau di kena.1 dengan istilah "rindik". Dengan cara, menyebarkan rumpunnya disekitar tanaman Induk.
Perawatan tanaman tersebut relatif mudah karena tanaman akan tumbuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus.
Kegunaan Adas Manis
Adas Manis mempunyai banyak kegunaans bisa untuk pengharum makanan dan minuman, untuk penyedap makanan, untuk parfum, untuk ramuan obat-obatan tradisional maupun modern.
Limonen Yang juga.dikandung oleh minyak adas punya khasiat yang tak kalah, pentingnya. Rasa limonen ini sedap tapi agak menusuk, dapat merangasang selaput lendir dalam organ,tubuh kitat termasuk dinding usus. Sehingga minyak Adas Yang berisi limonen ini digunakan banyak orang sebagai obat perut kembung.
Adanya kandungan anethol Pada buah menyebabkan Adas mengeluarkan aroma Yang khas. Maka banyak Yang memanfaatkan: sebagai campuran ramuan obat agar suka meminumnya. Anethol ini juga berkhasiat sebagni cerminntve (penghalau gas dari perut dan usus). Karena itu, adas juga sering dipakai sebagai obat masuk angin, sakit perut karena angin, mencret karena angin dan peluruh air sahl. Selain itu aroma adas ini juga banyak dimanfaatkan sebagai penyedap atau pengharum makanan. Sisa ekstrak buah adas dapat pula dimanfaatkan sebagai makanan ternak Yang baik nilai gizinya karena mengandung, 4 sam1pel. 22% protein dan 1,2 sampai 18,5% lemak.
Pulosari
Pulosari (Alyxia stellata) dengan sinonim Alyxia reinwa berupa tanaman pemanjat (liana) seperti rotan, tapi batang utamanya menjalar d tanah. Dari batang ini tumbuh cabang-cabang sebesar ibujari, memanjat bataxg tanaman lain. Bagian yang memanjat ini tidak berdaun. Daun dan rantingya hanya pada bagian puncak di atas pohon yang dirambatinya.
Cabang yang menjalar dekat tanah karena tak berhasil mencapai tonaman lain, akan membentuk akar dan tumbuh menjadi tanaman baru. Cabang yang berakar ini akan dapat ditanam lebih lanjut dekat tiang atau jubjunga sedbagai tempat panjatan, setelah cabang itu dipotong terlebih dulu. Sebagai anggota suku Apogynaceae seperti bunga kamboja, kulit batang pulasari juga bergetah putih susu, pahit rasanya dan sedap manis baunya. Dalam keadaan kering, kulit kayu pulasari menggulung seperti kulit kayu manis.
Pulasari di Indonesia dikenal dengan berbagai sebutan. Di Sumatera disebut Akar mempelas hari, empelas hari, mempelas hari, palasari, pulasari, talatari. Di Jawa disebut Arey palasari, arey pulasari, palasari, pulasari, das plasare, adas pulasari. Sedangkan di Nusatenggara hanya disebut Pulasari. Di Sulawesi dinamai Pulasari, calpari, calapari, balasani. Orang Maluku menebutnya Purasane.
Minyak penghangat
Adas di toko-toko obat dijual dalam bentuk minyak hasil penyulingan bijinya, yang diimpor dari Eropa dengan tarif bea masuk 10%. Bijinya memang mengandung minyak atsiri anetol, yang bersifat menghangatan, namun menghangatkannya tidak seperti ninyak kayu putih Misalaya, atau jenis minyak atsiri keren lainnya, melainkan lembut dan nyaman. Ini sesuai dengan kulit tubuh bayi dan anak balita masib serba lemah.
Karena baunya agak kurang enak, maka dalam pengobatan tradisional, adas sering dicampur dengan kulit batang yang harum dan berkasiat meredakan kejang. Pulasari mengandung minyak atsiri kumarin seperti kunyit.
Kombinasi adas-pulasari ini sampai sekarang masih banyak dipakkai mengobati anak yang sulit kencing hingga deman, suatu gejalm. yang menandai bahwa tak lama lagi anak itu akan kejang stuip bila tidak dicegah jauh sebelumnya.
obat masuk angin
Adas 0,5 sendok teh, jahe 0,75 Jari, lempuyang wangi O,25 jari,bangle, 1/3 jari,kencur 3/4 jari dan gula merah secukupnya. Direbus dengan ¾ gelas air hingga ¾ nya untuk sekali minum. Sehari 3 kali minum sampai sembuh.( Trubus.No.223)
Obat Stuip
Stuip memang bukan pemyakit berbahaya, sehingga tidak ada dokter dan obat khusus untuk Itu. Yang ada hanya obat pereda panas, dan ini sering terlalu keras bagi hati dan buah punggung (lever dan ginjal) anak balita.
Untuk mencegah stuip, dengan gejala awal sulit kencing dan demam itu, adas-pulasari merupakan jamu ringan yang dapat diterima oleh tubuh lemah si mungil.
· Ramuannya: Adas 6 butir, buah adas direbus bersama 1 jari kulit batang pulosari dan 7 butir biji anyang-anyang dalam 2 gelas air. Biarkan terus mendidih hingga tinggal 1 gelas. Setelah disaring ampasnya, air rebusan ini diminum oleh anak demam yang sulit buang air kecil. Sehari cukup sekali minum satu gelas.
Obat batuk pada anak
· untuk ini sediakan 1 butir adas, kulit batang pulasari 1 potong kecil, bawang merah 1 siung, daun saga segar 1 genggam, gula batu secukupnya. Campurkan semua dan tambahkan sedikit air, lalu ditunbuk hingga seperti bubur, dibungkus dalam daun pisang kemudian dikukus 1/2 Jam. Campuran diperas dengan kain bersih dalam gelas. Air perasan ini diminun sekaligus sebelum tidur malam.
Obat batuk pada orang dewasa
· Ambillah adas 5 butir, kulit kayu manis (Casia Vera) 1 potong, daun pegagan (Centella asiatica) segar 1 genggam, kayu angin (Usnea misanminensis) 1 genggam, gula batu sedikit. Semua dicanpur dan direbus dengan 2 geIas air, biarkan terus mendididih hingga airnya tinggal 1 gelas, disariag. Air rebusan ini diminum sedikit-demi sedikit sampai habis.
Obat batuk pada anak dan dewasa disertai pilek
· Adas 5 butir, kulit kayu manis 1 jari, daun poko (Mentha arvensis) kering (berupa serbuk) 1 sendok makan. Campuran didihkas dengan 2 cangkir air hingga airnya tinggal 1 cangkir. Disaring air rebusan ini untuk orang dewasa, diminum 1/3 cangkir, 3 kali sehari.
Obat demam
· Untuk obat demam dapat dibuat ramuan berikut. Adas 3 butir, daun pegagan segar 1 genggam, bawang merah 1 gengggam, kulit batang pulasari I potong. Rebus dengan 3 cangkir dan didihkan terus hingga diperoleh 1 cangkir.disaring dan air rebusan ini diminum sekaligus.
Obat susah kencing Karena pilek (demam)
· Ramulah adas 6 butir, biji. Anyang-anyang (Elacocarpus grandiflorus) 7 biji, kulit batang pulasari 1 jari. Semua bahan direbus dengan air 2 gelas. Biarkan terus mendidih hingga tinggal 1 gelas, sariag. Minumlah 1 gelas, satu kali setiap hari, Insya Allah anda akan sembuh.
impoten
· 10 gram adas, 25 gram pulosari, 20 gram merica (lada hitam), 10 gram bawang putih, 5 gram kunyit, ditumbuk halus jadi satu. Tambahkan air panas ½ gelas. Setelah agak dingin tambahkan 10 gram madu murni, 2 butir telur ayam kampung yang sudah dikocok. Aduk rata, minumlah menjelang tidur, selama sebulan. Setelah sebulan, pengobatan dapat diulangi dua kali dalam seminggu. (Tarmizi, B.Sc)
Frigiditas
Frigiditas merupakan keadaan Yang terjadi pada istri Yang tidak tertarik/tidak ada nafsu birahi terhadap suami.
penyebab:
Frigiditas umumnya disebabkan oleh faktor psikologis, misal,ya rumah tangga Yang tidak harmonis, tertekan, dan lain-lain.
Pengobatan:
· Daun pepaya secukupnya ditumbuk hingga halus lalu diperas airnya. 5 gram adas, I ruas jari pulosari, dan 3 butir lada hitam ditumbuk hingga halus lalu dicampur dengan kocokan 1 kuning telur ayam kampung. Adonan tersebut dicampur dengan perasan daun pepaya, aduk hing&a merata, kemudian diminum. lakukan secara teratur 2 kali sehari.
Label:buku, artikel, foto, slide
adas,
pulasari,
tumbuhan obat
Monday, January 21, 2008
anggota baru blog
Terimakasih atas bantuan google, yang menjadikan saya anggota blogspot dan memungkinkan saya mengarungi dunia maya dengan gembira. Bagi pengguna jasa artikel tumbuhan obat saya ucapkan terima kasih atas kunjungannya dan diharapkan kritik & saran perbaikan atau komentarnya. Bagi guru atau mahasiswa di bidang IPA umumnya atau kimia khusunya, saya sediakan buku petunjuk laboratorium, kamus kimia dan buku lainnya yang telah diterbitkan oleh Penerbit UNP Press dan Angkasa Raya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Entri Populer Pekan Ini
Link dalam Blog ini
Buku & Artikel | Riset/Penelitian | Labor | Galery Foto |
Buku Praktik Kimia | | Foto Kegiatan laboratorium Video dan Slide |